Mohon tunggu...
Rita Meida Santi
Rita Meida Santi Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Hallo Teman-Teman!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjalin Kehidupan: Perkembangan Di Masa Dewasa Awal dan Pertengahan

1 Juli 2025   08:50 Diperbarui: 1 Juli 2025   08:57 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Pinterest

Perkembangan manusia terus berlangsung sepanjang rentang kehidupan. Masa dewasa merupakan tahap kehidupan terpanjang yang dialami manusia, karena lebih dari setengah kehidupan manusia akan dijalani pada masa dewasa. Periode dewasa terbagi mejadi tiga tahap, namun dalam esai ini hanya dibahas dua tahap utama, yaitu dewasa awal dan dewasa pertengahan, sesuai dengan fokus judul. Masa dewasa awal, yang biasanya terjadi pada usia 20 hingga 40 tahun, pada masa ini seseorang berfokus membangun hubungan dan karier mereka. Sementara itu, masa dewasa pertengahan yang biasanya terjadi pada usia 40 hingga 60 tahun, dimana seseorang berfikir tentang apa yang mereka capai dalam hidup dan menilai apa yang mereka capai. Memahami kedua tahapan ini membuat kita lebih siap untuk menghadapi kesulitan dan mencapai tujuan hidup yang lebih baik. 

Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis. Dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan produktif. Secara umum, seseorang yang tergolong dewasa muda atau dewasa awal ialah yang berusia 20 hingga 40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically transition) transisi secara intelektual (cognitive transition), serta transisi peran sosial (social role transition). Pada masa dewasa awal, seseorang mulai beralih dari pandangan yang egosentris menjadi lebih menunjukkan empati terhadap orang lain.

Masa dewasa awal memiliki beberapa ciri-ciri yang  penting. Pada masa ini, seseorang sudah memasuki usia reproduktif dan biasanya mulai membentuk rumah tangga, meskipun ada juga yang menundanya karena ingin menyelesaikan pendidikan atau fokus pada karier terlebih dahulu. Di usia ini juga, seseorang mulai menata hidup, memilih pekerjaan tetap, dan mulai bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Pria biasanya mulai membangun karier, sementara wanita mulai menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga. Namun, masa ini seringkali juga dipenuhi berbagai masalah, seperti persoalan pekerjaan, pasangan hidup, dan keuangan. Jika tidak siap, seseorang bisa mengalami tekanan emosi seperti rasa takut dan cemas karena berbagai tantangan hidup. Selain itu, hubungan dengan teman sebaya bisa menjadi renggang karena fokus pada kehidupan keluarga dan pekerjaan, sehingga muncul rasa kesepian. Di masa ini, orang dewasa juga mulai membuat komitmen jangka panjang, misalnya menjadi orang tua atau memilih profesi tertentu yang akan dijalani seumur hidup. Meski sudah dewasa, mereka masih bisa tergantung pada orang tua atau lembaga pendidikan. Nilai-nilai hidup pun mulai berubah, agar individu dapat diterima dalam lingkungan sosial yang lebih matang. Terakhir, masa dewasa awal juga merupakan masa yang penuh kreativitas, di mana seseorang mulai menyalurkan minat dan kemampuannya lewat hobi atau pekerjaan yang disukai.

Pada masa dewasa awal, seseorang mulai menjalani berbagai tugas penting dalam hidupnya. Tugas-tugas ini antara lain memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan, serta mencari pasangan hidup yang cocok untuk membina rumah tangga. Setelah menikah, mereka belajar hidup bersama, saling memahami, dan bekerja sama untuk membangun keluarga yang bahagia. Mereka juga bertanggung jawab membesarkan anak, mengurus rumah tangga, dan menjaga hubungan baik dengan orang tua serta saudara. Selain itu, setelah lulus dari pendidikan formal, mereka mulai memasuki dunia kerja dan berusaha membangun karier demi masa depan yang stabil, baik secara emosional maupun ekonomi. Meski kadang pekerjaan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, selama penghasilannya memadai, mereka tetap menjalaninya demi kehidupan rumah tangga yang sejahtera. Masa ini juga ditandai dengan semangat kerja yang tinggi dan keinginan untuk meraih prestasi. Di sisi lain, orang dewasa awal juga mulai memikul tanggung jawab sosial, seperti menjadi warga negara yang baik dengan taat aturan, membayar pajak, dan ikut dalam kegiatan sosial seperti gotong royong. Mereka juga mulai membentuk kelompok atau komunitas yang sesuai dengan nilai-nilai dan minatnya, seperti kelompok profesi atau organisasi tertentu. Semua tugas ini perlu dijalani agar seseorang bisa berkembang secara utuh dan diterima oleh lingkungan sosialnya.

Di masa dewasa awal ini, seseorang juga mulai menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya. Ini adalah masa peralihan dari remaja ke tahap yang menuntut tanggung jawab lebih besar. Masalah yang sering muncul bisa berasal dari dalam diri, fisik, maupun lingkungan sosial. Misalnya, ada yang masih bingung dengan jati dirinya, belum mandiri secara emosional atau finansial, gagal melanjutkan pendidikan atau membangun karier, kesulitan dalam menjalin hubungan sosial, bahkan belum siap untuk menikah. Beberapa hal yang bisa menghambat perkembangan pada masa ini antara lain kurangnya latihan atau pengalaman hidup yang berkelanjutan, pola asuh orang tua yang terlalu melindungi saat masih kecil, pengaruh teman sebaya yang masih terlalu kuat, serta harapan atau cita-cita yang tidak realistis. Semua ini bisa membuat seseorang kesulitan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang seharusnya dijalani pada masa dewasa awal.

Masa dewasa madya, yang terjadi pada usia sekitar 40 hingga 60 tahun, adalah masa yang penuh perubahan dan tantangan. Di usia ini, banyak orang mulai merasakan kecemasan karena merasa semakin dekat dengan masa tua. Banyak juga yang takut karena adanya anggapan negatif, seperti tubuh dan pikiran mulai melemah, atau tidak bisa lagi memiliki anak. Masa ini disebut juga sebagai masa transisi, karena seperti saat remaja, seseorang akan meninggalkan kebiasaan dan gaya hidup masa mudanya, lalu mulai beradaptasi dengan peran dan kondisi baru. Selain itu, masa dewasa madya sering menjadi masa penuh stres karena adanya perubahan dalam peran hidup, pekerjaan, dan hubungan sosial. Masa ini juga bisa dianggap sebagai masa yang “berbahaya”, karena tekanan hidup dan kelelahan fisik bisa memicu masalah kesehatan, bahkan gangguan mental yang serius.

Seseorang pada masa ini sering merasa canggung, karena mereka tidak lagi muda, tapi juga belum bisa disebut tua. Namun, masa ini juga bisa menjadi masa yang penuh prestasi, tergantung dari keinginan dan semangat seseorang. Jika seseorang memiliki tekad kuat, maka ia bisa terus produktif dan berhasil, tapi jika tidak, ia bisa terjebak dalam kejenuhan dan merasa hidupnya berhenti di tempat. Ini juga masa yang tepat untuk mengevaluasi apa saja yang sudah dicapai dalam hidup, baik dalam pekerjaan maupun keluarga. Sayangnya, masih banyak pandangan yang membedakan pria dan wanita pada usia ini. Misalnya, perubahan fisik pada wanita lebih sering disorot dibanding pria, dan sikap terhadap penuaan juga dinilai berbeda. Masa ini juga bisa menjadi masa yang sepi, karena anak-anak mulai dewasa dan tidak tinggal di rumah lagi, sehingga orang tua merasa kesepian. Banyak pula yang merasa jenuh karena rutinitas hidup yang membosankan, baik pria yang sibuk bekerja maupun wanita yang mengurus rumah tangga, sehingga hidup terasa monoton dan tidak menyenangkan.

Pada masa dewasa madya, seseorang perlu melakukan berbagai penyesuaian agar bisa menjalani hidup dengan baik dan seimbang. Penyesuaian tersebut meliputi menerima perubahan fisik seperti menurunnya energi dan kesehatan, serta perubahan mental seperti daya ingat atau cara berpikir yang mulai melambat. Selain itu, minat dan hobi juga bisa berubah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan hidup. Dari sisi sosial, hubungan dengan teman atau lingkungan sekitar bisa berkurang karena kesibukan atau anak-anak yang mulai mandiri. Dalam hal pekerjaan, seseorang harus mulai menerima kenyataan bahwa tidak bisa lagi bekerja sekeras dulu dan mulai memikirkan masa pensiun. Perubahan dalam keluarga, seperti anak yang menikah atau tidak lagi tinggal di rumah, juga perlu disikapi dengan bijak. Seseorang juga harus belajar memahami dan menerima dirinya sendiri, termasuk jika harus menghadapi kehilangan pasangan hidup. Menyambut masa pensiun dan masa tua pun memerlukan persiapan mental, emosional, dan fisik agar hidup tetap tenang, sehat, dan bahagia di usia lanjut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Masa dewasa awal dan dewasa pertengahan merupakan dua tahap penting dalam kehidupan yang penuh dengan dinamika, tantangan, dan tanggung jawab. Pada masa dewasa awal, seseorang mulai menata kehidupan secara mandiri, membangun karier, membentuk keluarga, serta mencari jati diri dalam dunia sosial dan profesional. Sementara itu, masa dewasa pertengahan atau dewasa madya ditandai dengan refleksi terhadap pencapaian hidup, penyesuaian terhadap perubahan fisik dan sosial, serta persiapan menuju masa tua. Keduanya adalah fase transisi yang membutuhkan kematangan berpikir, kesiapan mental, dan kemampuan beradaptasi yang baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun