Terlepas dari apapun yang saat ini tengah membelenggu kepala serta hatimu, dan di dalam sana seluruh isinya juga sudah porak poranda oleh kenyataan yang sama sekali tak pernah kamu impikan, maka aku ingin mengucapkan;
Terima kasih karena sudah bertahan sampai detik ini, terima kasih karena tidak merasa berat untuk terus menarik satu garis lengkungan di antara ujung bibir yang berhasil meluruhkan segala rasa khawatir, terima kasih karena selalu berusaha untuk tetap kuat, kamu hebat. Percaya, semua yang memberatkan pundak pasti akan cepat lewat.
Hidupkan lagi ruang-ruang di dalam diri yang sempat mati akibat berkali-kali diperkosa oleh sepi. Rebah, dan singgahlah pada pelukan hangat yang ikhlas dalam menerjemahkan arti dari sebuah rumah. Temui cermin yang tak suka bicara, lalu pahami bahwa tiap-tiap garis yang akhirnya membentuk sosokmu adalah wujud dari betapa sempurna dan berharganya dirimu untuk tetap ada di dunia.
Aku punya sebuah hadiah. Ayo tutup mata, biar kuberi mantra.
Sudah?
Pada hitungan ketiga, dari lubuk hati yang paling dalam kubisikan;
Aku sumpahi kalian manusia-manusia yang merasa seperti ingin hilang jiwa maupun raga, semoga tubuh-tubuh itu lekas bercerai dengan nelangsa, semoga semangat serta ceria itu kembali menyala lagi seperti sedia kala, semoga hari-hari depan nanti tidak habis-habisnya dicumbu oleh bahagia!
Yang ditakutkan takkan terjadi, jadi, jangan pernah patah lagi.
Semua akan baik-baik saja.
Satu, dua, tiga
Simsalabim abrakadabraaa.Â