Mohon tunggu...
Ris Sukarma
Ris Sukarma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pensiunan PNS

Pensiunan pegawai negeri, sekarang aktif dalam pengembangan teknologi tepat guna pengolahan air minum skala rumah tangga, membuat buku dan fotografi. Ingin berbagi dengan siapa saja dari berbagai profesi dan lintas generasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Malam Natal di Notre Dame, 30 tahun yang lalu

24 Desember 2009   15:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:47 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_43032" align="alignleft" width="225" caption="Notre Dame de Paris (Wikipedia)"][/caption]

Di malam Natal, 24 Desember 1979, tepat tiga puluh tahun yang lalu, saya ada di ruangan gereja yang terkenal di Paris, yaitu Notre Dame de Paris (bahasa Perancis yang artinya 'Our Lady of Paris' – Bunda Kita di Paris). Saya bukan umat Nasrani tapi saya menyukai gedung-gedung tua yang memiliki nilai seni yang tinggi, termasuk gereja katedral ini. Gereja ini mempunyai arsitektur Gothic terbaik yang termasuk sangat indah. Malam itu kebetulan kami, rombongan mahasiswa yang sedang tugas belajar di Belanda, memiliki waktu luang untuk melihat-lihat kota Paris selama lima hari. Di malam Natal, kota Paris terang bermandikan cahaya lampu, termasuk menara Eiffel yang menjulang dengan cantiknya. Bersama beberapa orang teman, kami memasuki Notre Dame dengan mudah, karena tidak ada pembatasan pengunjung. Kami baru tahu bahwa gereja ini juga terbuka untuk wisatawan. Sementara teman teman kami orang Filipina melakukan do’a, saya hanya berdiri di sudut yang gelap menikmati suasana khusuk dari orang-orang yang sedang memanjatkan do’a di malam Natal, hanya diterangi sinar lilin yang temaram, suatu pemandangan yang sangat menarik. Sayapun menikmati ornamen gereja yang begitu megah, dengan langit-langit yang tinggi, yang penuh dengan hiasan-hiasan indah. Katedral ini mengingatkan saya pada cerita si bungkuk dalam novel Hunchback karya Victor Hugo, yang mulai dia tulis tahun 1829. Menurut kisah yang saya dapatkan, Hugo diminta untuk menyelesaikan novelnya dalam tahun yang sama, tapi selalu terlambat karena banyaknya pekerjaan lain. Penerbit kemudian minta agar buku novelnya selesai bulan Februari 1831, sehingga Hugo terpaksa mengurung diri dalam gereja ini, melarang siapapun mengganggunya. Dengan berbekal tinta yang cukup serta jubah wol yang tebal untuk mengusir dingin, dia berhasil menyelesaikan bukunya enam bulan kemudian. Novelnya kemudian diangkat ke layar perak dengan judul The Hunchback of Notre Dame yang sekarang sudah menjadi film klasik. Kembali ke Notre Dame, katedral ini terletak di sebuah “pulau” di tengah-tengah sungai Seine. Kalau anda mengambil wisata air dengan perahu menelusuri sungai Seine, maka gereja ini pasti akan terlewati. Yang juga terkenal dari gereja ini adalah penopang di ujung-ujung bangunan yang menjorok keluar yang disebut “the flying buttress”. Ini merupakan bangunan pertama di dunia yang menggunakannya, yang membuatnya menjadi terkenal. Katedral ini mulai dibangun tahun 1163 dan baru selesai seluruhnya 182 tahun kemudian. 652 tahun kemudian saya ada di dalam gedung tua ini, menyaksikan dengan takzim orang-rang yang sedang berdoa di malam Natal. Suatu pemandangan yang damai. Salam damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun