Mohon tunggu...
Suga Muhammad
Suga Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - penulis dan trainer

meninggalkan jejak pemikiran lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tak Semua yang Bersorban Itu Ulama

29 April 2019   08:22 Diperbarui: 29 April 2019   08:32 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia modern terkadang terjebak pada simbol. Mereka terlalu dangkal dalam memahami sesuatu sehingga tidak mampu melihat hakikat atau esensi dibalik sesuatu, hanya melihat apa yang tampak. Padahal terkadang apa yang tampak hanyalah topeng untuk menutupi apa yang sesungguhnya tersembunyi.

Pengagungan simbol paling gampang di dunia modern adalah dalam soal agama. Mereka yang berpakaian sorban, gamis, dan mampu mengungkapkan ayat-ayat kitab suci dengan secara retoris dan manis serta dibumbui sedikit humor gampang kita sebut dengan ustadz atau ulama.

Padahal ulama adalah sosok yang mendalam ilmu keagamaannya, bukan hanya sekedar hafal sedikit ayat untuk bergaya. Ulama juga merupakan sosok bijak yang tak mudah diombang-ambingkan keadaan, tidak kagetan melihat kondisi yang berubah, serta mampu memberi kesejukan di tengah situasi yang panas.

Rasul sendiri sebenarnya sudah menyatakan bahwa di akhir jaman nanti, ulama jumlahnya hanya sedikit, yang banyak adalah para penceramah. Selain itu, ulama yang sedikit itu masih terpecah lagi, ada yang ulama sejati, ada pula ulama suu' atau ulama yang justru menjerumuskan manusia.

Bila dilihat di Indonesia saat ini, tampaknya mereka yang lantang berbicara saat ini bisa jadi bukan ulama, karena mereka justru seringkali memprovokasi masyarakat. Sejak awal sudah terlihat kemana mereka memihak sehingga apa yang disampaikan sarat dengan kepentingan.

Ada sebuah anekdot yang sering dilontarkan tentang jubah. Tidak semua yang pakai jubah itu meniru Nabi. Kalau mereka berjubah tapi wajah sumringah, lembut, dan penuh pengertian, bisa jadi ia representasi Nabi.

Tapi kalau berjubah tapi berwajah garang, suka mengumbar kemarahan dan kebencian, bisa jadi mereka meniru Abu Jahal dan Abu Lahab.

Jadi, jangan mudah percaya kepada seseorang hanya karena mereka memakai simbol-simbol agama, tapi lihatlah bagaimana akhlaknya.

Sesungguhnya mereka yang benar-benar memahami agama akan lebih memajukan kasih sayang terhadap manusia, bukan malah kebencian dan kepentingan semata.    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun