Mohon tunggu...
Risna Nugroho
Risna Nugroho Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Blogger, Ibu Rumah Tangga, Homeschooler, Chiang Mai, Thailand, tulisan lainnya di blog.compactbyte.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Rindu Tempe. Berat! Biar Aku Saja

29 Februari 2020   02:10 Diperbarui: 29 Februari 2020   03:34 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karena rindu, saya belajar membuat tempe sendiri (dokumen pribadi)

Komposisi gizi tempe mentah (sumber: situs https://www.panganku.org/id-ID/beranda)
Komposisi gizi tempe mentah (sumber: situs https://www.panganku.org/id-ID/beranda)

Komposisi gizi rendang sapi (sumber: situs https://www.panganku.org/id-ID/beranda)
Komposisi gizi rendang sapi (sumber: situs https://www.panganku.org/id-ID/beranda)

Dari data komposisi bahan pangan Indonesia yang bisa dilihat dari situs ini, 100 gram tempe goreng memberikan jumlah energi paling besar (350 Kal) dibandingkan 100 gram tempe mentah (201 Kal) dan 100 gram daging rendang sapi (193 Kal). Perbedaan kandungan protein dari 3 jenis makanan tersebut juga hanya sedikit saja. 

Tempe untuk Semua

Tempe bisa dimakan mentah ataupun diolah dengan digoreng, dikukus,  atau direbus. Bisa menjadi lauk pengganti daging, bisa juga menjadi makanan camilan. Tempe ini baik untuk dikonsumsi oleh semua umur, mulai dari bayi yang sudah disapih dari ASI, sampai orang yang sudah lanjut usia. 

Tempe mentah aman dikonsumsi karena walaupun tempe dibuat dari hasil peragian berjam-jam, sebelumnya biji kedelainya sudah dibersihkan, direndam, dan direbus untuk membuat biji kedelainya tidak keras lagi ketika menjadi tempe. 

Tempe bacem, tempe mendoan, kering tempe campur kacang, keripik tempe, ataupun tempe dicampurkan ke dalam sayuran, itu hanya sebagian kecil contoh cara mengolah tempe. Membayangkan berbagai hidangan dari tempe membuat saya lapar. Tempe yang baru diangkat dari penggorengan, dimakan dengan nasi yang masih mengepulkan asap, pakai kecap ataupun sambal terasi, aduhai bisa rusak diet saya. 

Kalau mau diet pakai tempe, sebaiknya produk tempe jangan dimakan dengan nasi. Kecuali dietnya memang dalam rangka menambah berat badan, karena kemungkinan besar nasi yang dimakan pasti bertambah dan susah berhenti. 

Oh ya, saya sudah sebutkan belum, kalau tempe ini makanan asli dari Indonesia? Tidak saya sebutkan juga pasti sudah banyak yang tahu ya.  Jadi jangan ragu-ragu lagi atau malu untuk makan tempe. Kalau melakukan pencarian di internet, akan ada banyak tulisan mengenai tempe yang berasal dari berbagai belahan bumi.

Jadi, kalau dunia internasional sudah mengakui manfaat dan nilai gizi tempe, kenapa kita sebagai orang Indonesia yang punya kemudahan membeli tempe mentah ataupun sudah dimasak masih merasa gengsi kalau makan dengan lauk tempe? 

Yuk, kenalkan manfaat dan nikmatnya tempe mulai dari rumah dan ke semua orang yang kita kenal di sekitar kita. Nikmati tempe selagi ada dalam jangkauan. Jangan sampai rindu dulu baru cari tempe. Berat! Biar aku saja. 

Risna Nugroho - Chiang Mai, Februari 2020 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun