Program Kampus Mengajar merupakan salah satu program flagship dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program Kampus Mengajar adalah program yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar kelas dengan menjadi mitra guru dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan dasar. Dengan mengikuti kegiatan Kampus Mengajar, mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan diri dan mendapat pengalaman mengajar yang dapat diakui dalam bentuk satuan kredit semester (sks). Kampus Mengajar merupakan program kolaborasi dimana penerima manfaatnya adalah mahasiswa dan siswa di jenjang pendidikan dasar. Program ini berfokus pada dua luaran, yaitu pengembangan kompetensi mahasiswa peserta program melalui peningkatan kapasitas kepemimpinan, kreativitas dan inovasi, penyelesaian masalah, komunikasi, manajemen tim, dan peningkatan cara berpikir analitis, serta peningkatan literasi dan numerasi bagi siswa di sekolah sasaran. Konteks ini semakin kuat mengingat kondisi literasi dan numerasi Indonesia yang masih rendah seiring upaya peningkatan literasi dan numerasi sebagai salah satu agenda prioritas nasional.
Kegiatan Program Kampus Mengajar 5 di SDN 1 Mekargalih Garut dilaksanakan selama 4 bulan oleh mahasiswa yang berasal dari berbagai universitas dan institut pendidikan bahkan program studi yang berbeda-beda. Dengan adanya kegiatan ini, dapat memperoleh dampak positif bagi mahasiswa dan pihak sekolah penugasan. Dengan adanya program Kampus Mengajar ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman berharga mengabdi pada negara dengan terjun langsung ke sekolah, dan diharapkan pihak sekolah mendapatkan bantuan terlebih dari segi pembelajaran terdiferensiasi dengan media interaktif dalam pembelajaran literasi, numerasi, adaptasi lingkungan, dan pengembangan karakteristik ke arah yang lebih baik.
Adapun program yang telah dirancang sesuai dengan prioritas kebutuhan sekolah. Berikut adalah rincian program kerja yang terlaksana:
1. Pembelajaran Literasi Numerasi di dalam dan luar kelas
Pemanfaatan YouTube sebagai media pembelajaran literasi, seperti pemutaran lagu daerah, cerita pendek bergambar, dan lain sebagainya; Model pembelajaran Post to Post sinonim antonim untuk melatih daya ingat peserta didik secara berkelompok; Perpustakaan digital sebagai media literasi dan adaptasi teknologi; Pembelajaran numerasi dengan permainan cublak-cublak suweng dalam pelajaran wali songo dengan bernyanyi lagu Bahasa Jawa dan menghitung ketukan serta melatih daya ingat; Pembelajaran numerasi dengan media monopoli cerdas, dirancang dan dibuat menggunakan bantuan aplikasi Canva kemudian dicetak dan digunakan secara berkelompok dengan melemparkan dadu untuk bergerak; Pembelajaran Numerasi dengan Bunga Kreasi dengan mendaur ulang sampah plastik bekas minuman, dalam kegiatan ini peserta didik belajar bentuk pecahan dengan membagi bagian gelas plastik dengan ukuran yang sama besar sebelum membentuknya seperti bunga; Pembelajaran Numerasi dengan permainan sondah, pembelajaran dengan permainan sondah ini bertujuan untuk melatih fokus dan keaktifan peserta didik dalam belajar angka numerasi di luar kelas.
2. Pengelolaan Perustakaan dan Pojok Baca
Membuat Perpustakaan Digital melalui GoogleSite dan Flipbook html, sebagai sarana pengganti perpustakaan fisik yang tidak layak pakai di sekolah; Pojok Baca, dibuat di pojok kelas rendah dengan mengusung tema luar angkasa (astronot dan planet), selain menarik sebagai tempat membaca dengan menyimpan berbagai macam buku cerita, peserta didik juga dapat belajar terkait benda-benda luar angkasa.
3. Gerakan Literasi dan Numerasi Sekolah
Pohon Literasi, digunakan sebagai sarana gerakan literasi di kelas rendah yang dapat digunakan sebagai tempat untuk menuangkan pikiran dari inti cerita setelah membaca atau didongengkan suatu cerita dari buku; Gerakan Lingkungan Numerasi di kelas dengan Sistem Tanggal dalam Kalender, dengan pembiasaan menjawab pertanyaan atau soal yang sesuai dengan jumlah tanggal pada hari itu sebelum pulang; Gerakan Literasi Sekolah dengan membuat Majalah Dinding, mading ini berguna untuk lahan apresiasi karya peserta didik dan memberikan informasi penting lainnya yang bisa dilihat dan dibaca oleh setiap warga sekolah; Gerakan Literasi Sekolah dengan Pembiasaan Membaca Buku atau Al-Qur'an sebelum pembelajaran dimulai, untuk menambah wawasan dan sebagai pemantik semangat belajar serta bentuk perwujudan dari point pertama pada Profil Pelajar Pancasila yaitu percaya dan bertaqwa kepada Tuhan YME.
4. Adaptasi Teknologi
Adaptasi Teknologi dengan Pengenalan dan Penggunaan Perpustakaan Digital, jumlah buku yang dimiliki sekolah tidak begitu banyak, sehingga kami membuat perpustakaan digital yang dapat digunakan pada gawai, chromebook, laptop, pc, dan seagainya untuk meningkatkan ketertarikan peserta didik dalam membaca dan sebagai bentuk adaptasi teknologi yang digunakan dengan baik dan penuh manfaat; Adaptasi Teknologi dengan menggunakan perangkat Chromebook, dengan mengenalkan tata cara penggunaan fitur-fitur yang terdapat dalam chromebook.Â