Mohon tunggu...
Risman Panigfat
Risman Panigfat Mohon Tunggu... Buruh - Dapur Emas

fokaaha

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Orang Tua Ku Petani

16 Oktober 2020   07:32 Diperbarui: 16 Oktober 2020   07:54 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup penuh warna, putus asa hanyalah bayangan ketakutan, datang menghantui lereng-lereng kehidupan

Orang tua ku petani
Kebun, ladang mencari nafkah, menabur harap agar kami tak mati pada keputusasaan


Orang tua ku petani
Kerja keras adalah amarah untuk menggapai cita-cita. Keringat bercucuran di mana-mana, keluh kesah di pendam

Orang tua ku petani
Tangan kokoh, telah mengajarkan kami tentang arti perjuangan, hati bajah juga mengejarkan kami arti hidup yang baik

Orang tua ku petani
Sabar dan do'a, adalah nasehat pada kami, nasehat yang mengguncang ars

Orang tua ku petani
Pala dan cengkih wajah seragam kami, lusuh namun ditaburi hasrat agar kami berpendidikan

Mengapai cita-cita bukan harta berlimpah, tapi tak luput dari do'a orang tua

16/10/2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun