Mohon tunggu...
Risman Aceh
Risman Aceh Mohon Tunggu... profesional -

Anak Pantai Barat Selatan Aceh. @atjeh01

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serambi Cinta | Bagian 3

9 Mei 2010   14:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:19 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Jangan kuatir. Rina akan segera pulih dan mengingat semuanya. Syaratnya, sebagai kekasihnya kamu mesti mendampinginya dengan penuh kasih sayang."

Andi tertegun tanpa bisa bersuara. Rencananya untuk segera berpisah dengan Rina justru membuatnya tidak mungkin untuk membiarkan Rina sendirian dalam kondisi amnesia. Meninggalkan Rina sama dengan membiarkan Rina lebih menderita akibat ulahnya yang telah menabrak. Bagaimana pun aku harus bertanggungjawab.

"Ya tuhan, ada rencana apa dibalik semua ini?" Andi membatin.

Di lain sisi, Andi seperti merasa ada teguran Tuhan untuknya. Betapa tidak, sejak berpisah dengan Nur Silvi Andi seperti kehilangan pijakan. Maka, kenakalannya pun kembali menghinggapi dirinya. Shalat mulai bolong-bolong dan ajakan teman-temannya untuk dugem ala rumahan dan merokok juga kembali dilakukan. Dan, satu hal yang kembali dilakukan adalah ngebut di jalan raya kota kala sore dan malam hari.

Ada kepercayaan yang tumbuh pada dirinya kalau ngebut bisa membuatnya lupa pada Nur Silvi. Dan, itu dianggap dapat mengobati luka hatinya.

Namun, sejak ia menabrak Rina, nama Tuhan kembali menyusup kerelung hatinya. Ia mulai lagi memikirkan akan rencana Tuhan dibalik tabrakan yang telah membuat ia bertemu dengan Rina.


"Ya Tuhan, aku mesti membawa Rina kemana. Dia sama sekali tidak ingat apa-apa akan dirinya. Tapi, aku tidak mungkin membawanya pulang ke rumah. Bisa-bisa orangtuaku marah besar karena telah membawa anak gadis orang. Dan pasti akan semakin marah jika meraka tahu kalau Rina sudah aku tabrak dan kini hilang pula ingatannya. " (Bersambung..)

Bagian 4:

Dengan gerakan reflek Andi sudah berada persis di samping Rina. Ia bak kekasih sebenarnya reflek pula menggenggam tangan kanan Rina, dan berucap lembut. "Kamu ada dirumah sakit. Dan kamu Rina, pacarku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun