AbstrakÂ
Pada setiap kajian disiplin suatu ilmu, biasanya ada aspek-aspek tertentu yang mendominasi. Terlebih lagi jika kajian ini membahas dari suatu induk. Induk yang dimaksud di sini ialah induk pengetahuan itu sendiri atau sering disebut dengan 'filsafat', sebelum melahirkan turunannya yang kemudian menjadi berbagai cabang berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Tiga hal tersebut itu adalah ontologi, epistemologi, dan aksiologi, akan selalu menjadi prolog suatu pembahasan sehingga dapat membedakan akar suatu pembahasan dengan pengetahuan yang melingkupi suatu akar pembahasan. Di banyak kesempatan sebagian orang malah justru memposisikan tiga pembahasan tersebut (ontologi, epistemologi, dan aksiologi) Â sebagai tiga cabang dari filsafat itu sendiri. Â
PendahuluanÂ
Sebelum membahas lebih jauh dari tema tulisan ini, penulis perlu memaparkan beberapa hal yang langsung berkaitan dengan tiga aspek utama yang mungkin selama ini masih belum terang posisi dan penamaan dari 'filsafat' dan 'ilmu' itu sendiri. Filsafat ilmu sendiri tidaklah berhubungan langsung dengan filsafat ilmu hukum, filsafat ilmu politik, dan lain sebagainya yang sering dihubung-hubungkan dengan filsafat ilmu itu. Â
Secara mudah filsafat ilmu itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu kajian yang akan menjawab pertanyaan tentang hakikat ilmu, ditinjau dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Hal ini dilakukan secara sistematis dan mendalam. Sehingga filsafat ilmu tidak berpanjang lebar menjelaskan tentang sejarah dari filsafat, teori dan konsep yang ada dalam diri filsafat, berbagai cabang filsafat, melainkan membahas substansi dari filsafat itu sendiri. Hal ini dikarenakan inti dari pembahasan yang ada tidak lain dan tidak bukan ada dalam tiga aspek pembahasan; ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang satu dengan lainnya saling berkaitan erat, hingga kemudian melahirkan suatu disiplin ilmu baru.Â
PembahasanÂ
1. OntologiÂ
Ontologi, secara bahasa Yunani terdiri dari dua kata; on: being, dan logos; Logic. Jadi ontologi ialah The theory of being qua being atau teori tentang keberadaan sebagai keberadaan. Sementara menurut istilah ontologi ialah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak. Hal senada juga menurut sumber lain disebutkan bahwa ontologi itu membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau dengan perkataan lain, suatu pengkajian mengenai teori tentang "ada".Â
Pembahasan ini sangatlah penting untuk diketahui secara utuh, bahwa ontologi merupakan pembahasan dalam rangka untuk mencari atau mendapatkan hakekat sesuatu.Â
Sering orang mempertanyakan kembali 'sesuatu' apa? atau 'sesuatu' yang manakah? yaitu sesuatu apa saja, baik berbentuk benda materi atau non-materi atau sering disebut dengan istilah abstrak. Hingga kemudian kita mendapatkan 'hakekat' dari sesuatu tersebut. Tanpa suatu kajian ontologi tentang suatu hal, mustahil adanya suatu pembahasan yang mendalam dan melebar karena secara akar pembahasan belum terungkap. Namun sebaliknya jika suatu kajian telah dikaji secara ontologis maka serta merta akan mengungkap berbagai hal yang berkaitan dengan kajian tersebut, sehingga akan muncul berbagai macam hal yang ada hubungannya dengan akar kajian yang sedang dibahas.Â
EpistemologiÂ