Mohon tunggu...
Riski Ramadan RR
Riski Ramadan RR Mohon Tunggu... Wiraswasta - I love imagination

Pekerja Serabutan [ kerjaannya banyak, bayarannya sedikit ]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dessert Secret Chocolate Box (Bagian II)

17 Maret 2023   20:34 Diperbarui: 17 Maret 2023   20:32 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
molten dark chocolate: https://www.myrecipes.com/


Second session : Chocolate

Jadi saya itu gak gampang.  Setelah kehilangan orangtua, saya harus mengurus adik saya sendiri yang keras kepala. Saya selama ini gak pernah tuh mikirin diri sendiri, semuanya saya lakukan untuk bersama. Saya bekerja dari pagi sampai sore menjadi cleaning service di mal dan bekerja membuat pesanan dessert box di malam hari, anak itu tetap saja gak mengerti. Saya tuh terkadang terlihat seperti orang gila yang bersandar di pohon dekat trotoar, melamun, memungut detik demi detik yang  konon sangat sulit saya dapatkan waktu untuk berpikir sejenak mengenai kehidupan saya. Saya melongo. Tiba-tiba, seorang security yang benar saya mengenalinya menyapa saya dan menanyakan apakah dia boleh gabung untuk melamun bersama saya?

Suami orang yang berupaya mendekati saya, saya mikirnya emangnya apa sih menariknya saya, kayaknya gak ada! Dia tetap saja mendekati saya dengan alasan pelanggan setia. Dessert box maksudnya.

[Security] Boleh saya ikut duduk di sini?

[Karina] Duduk aja pak.


[security] Saya pesan lagi ya, dessert box kamu, saya ketagihan. Coklatnya sangat lezat. ( security itu memandang dada Karina )

Saya sebenarnya merasa muak harus berpura-pura ramah di hadapannya. Kalau bukan dia pelanggan dessert box, sudah saya intimidasi. Saya bukannya tidak senang memiliki kolega seperti dia. Namun, kolega lainnya memandang tidak senang ketika saya sedang mengobrol seperti ini dengan laki-laki ini. Suami orang, tampangnya seperti ada wajah indonesia timur dan sedikit campuran afrika. Jangkung besar, kalau memang suka sama saya kenapa nggak dari dulu bilang?

[Karina] Ini cuman perasaan saya atau memang benar kalau bapak mengincar saya?

[Security] Kar, please. Saya cuma pengen jadi teman kamu. Ada satu hal yang saya ngga bisa jelasin ke kamu. Pokonya saya peduli dengan kamu.

[Karina] Terserah bapak deh.

[Security] Oke, kita kan punya libur kerja di hari yang sama, boleh saya ajak kamu jalan?

Karina mengernyitkan alis.

[Karina] Maksudnya?

Security itu menggengam tangan Karina.

[Karina] Bapak ngapain, sih?

Karina melepas genggamannya.

[Karina] Kalo orang liat gimana? Saya gak mau ya nantinya dikata-katain pelakor.

Padahal saya beberapa kali menghindar dari dia, tetap saja ujung-ujungnya setiap hari saya harus melihat ekspresi sumringahnya ketika melihat saya. Keesokan harinya pun saya belum memberikan jawaban apakah saya mau diajak jalan bersamanya atau tidak. Setelah aktifitas libur di rumah, beberes dan bersantai-santai. Adinia keluar dari kamar dengan pakaian yang sangat rapi, saya berusaha untuk tidak menaruh curiga. Namun tetap saja, saya harus tegur dia setidaknya bertanya apa yang dia lakukan selama ini.

[Karina] Dek, mau ke mana lagi, sih? Nggak betah banget di rumah. Semalem itu kamu baru pulang, harus pergi lagi?

[Adinia] Aku mau cari kehidupan baru, mbak.

Adinia lenyap begitu saja, hubungan kami menjadi renggang dan dia makin jarang di rumah. Saya inginnya berusaha tegas, tapi dia terlalu pintar untuk menjawab apa yang saya katakan dan saya tidak mau ambil pusing.

Dering ponsel.

 

Saya mengambil ponsel dan merasa lesu ketika tahu security itu menelpon.

Telepon diangkat.

[Karina] Iya, halo.

[Security] Jadi gimana? Kamu masih ada janji lho, dessert boxnya udah kamu siapin kan?

[Karina] Bapak gimana sih,saya kan udah bilang minimal pre-order nya belum masuk. Saya belom bisa buat, rugi dong kalau saya cuma buat satu.

[Security] Kamu kan udah janji

 

[Karina] Saya lihat di kulkas masih ada apa enggak, ya. Dan satu lagi, saya nggak suka bapak kirim saya kalimat-kalimat romantis entah disengaja atau tidak. Saya bisa kurang ajar lho, sama bapak kalau saya merasa tidak nyaman.

__

Di sebuah kedai bakso. Security itu melahap dessert box dengan ekspresi layaknya kritikus makanan lalu dia berkomentar.

[Security] Rasanya tetap sama, dan manis.

[Karina] Wow, ini saya melihat versi lain dari kamu atau memang selama ini saya nggak sebegitu pekanya dengan penampilan kamu? Sama sekali gak keliatan komandan security.

[Security] Oh, sekarang nggak manggil bapak lagi.

[Karina] Gak usah alihin pembicaraan.

[Security] Saya tahu betul selama ini kamu judes dan dingin ke saya, saya juga melihat versi lain dari kamu.

[Karina] Saya cuma pusing aja, mengobrol dengan orang yang tidak terlalu kenal diri kita membuat saya sedikit lebih tenang. Toh, ini bukan di tempat kerja. Saya juga perlu kan mencoba berinteraksi lebih dengan orang yang kali ini ngejar-ngejar saya.

[keduanya terkekeh]

Dan yang terjadi setelahnya memang di luar dugaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun