Tekanan dollar AS terhadap nilai tukar rupiah masih terus berlanjut. Bahkan nilai rupiah semakin mendekati level psikologis baru sebesar Rp 15.000 per dollar AS. Kondisi ini tentu menjadi alarm bagi pasar domestik. Dikutip dari laman Bank Indonesia per 28 September 2018 nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 14.929 per dollar AS.
Kondisi ini semakin diperparah pada kondisi neraca perdagangan yang masih defisit. Masih rendahnya daya saing ekspor negeri ini serta diperparah kebijakan proteksionisme beberapa negara tujuan pasar ekspor seperti AS dan China menyebabkan menurunnya penerimaan ekspor.Â
Sehingga menurunnya ekspor berimplikasi terhadap menurunnya cadangan devisa. Padahal devisa memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas perekonomian.
Mencari alternatif lain sebagai upaya memperkuat cadangan devisa perlu segera dilakukan. Salah satu strategi yang bisa dimanfaatkan adalah memperkuat peran pariwisata. Urgensi menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor alternatif tidak terlepas dari kontribusinya terhadap devisa negara.Â
Sektor pariwisata menjadi sektor terbesar kedua penyumbang devisa setelah ekspor. Mengacu data Kementerian Pariwisata, secara rata-rata kontribusi sektor pariwisata terhadap devisa nasional mencapai Rp 12,2 triliun setiap tahunnya selama tahun 2015 hingga 2017.
Momentum pelemahan rupiah dapat dijadikan alat untuk memberikan insentif bagi wisatawan asing karena biaya menjadi relatif lebih murah. Disamping itu, penguatan pariwisata lokal juga memberikan potensi nilai tambah dan turunan positif (trickle down effect) terhadap sektor-sektor jasa pendukung pariwisata, seperti sektor jasa perhotelan, restoran dan komunikasi.
Dengan demikian, di tengah upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas keuangan melalui formulasi kebijakan moneter, upaya tersebut juga perlu diimbangi dengan penguatan fundamental ekonomi lokal dengan mendorong peran sektor pariwisata. Sehingga ketika ekonomi domestik memiliki daya saing yang baik, maka negara terkait akan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap ketidakpastian global.