Mohon tunggu...
Riski Wicaksono
Riski Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - -

Urip Semeleh Lan Nrimo Ing Pandum

Selanjutnya

Tutup

Money

Sektor Pariwisata Sebagai Peredam Pelemahan Rupiah

28 September 2018   16:09 Diperbarui: 1 Oktober 2018   16:15 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tekanan dollar AS terhadap nilai tukar rupiah masih terus berlanjut. Bahkan nilai rupiah semakin mendekati level psikologis baru sebesar Rp 15.000 per dollar AS. Kondisi ini tentu menjadi alarm bagi pasar domestik. Dikutip dari laman Bank Indonesia per 28 September 2018 nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 14.929 per dollar AS.

Kondisi ini semakin diperparah pada kondisi neraca perdagangan yang masih defisit. Masih rendahnya daya saing ekspor negeri ini serta diperparah kebijakan proteksionisme beberapa negara tujuan pasar ekspor seperti AS dan China menyebabkan menurunnya penerimaan ekspor. 

Sehingga menurunnya ekspor berimplikasi terhadap menurunnya cadangan devisa. Padahal devisa memiliki peranan penting dalam menjaga stabilitas perekonomian.

Mencari alternatif lain sebagai upaya memperkuat cadangan devisa perlu segera dilakukan. Salah satu strategi yang bisa dimanfaatkan adalah memperkuat peran pariwisata. Urgensi menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor alternatif tidak terlepas dari kontribusinya terhadap devisa negara. 

Sektor pariwisata menjadi sektor terbesar kedua penyumbang devisa setelah ekspor. Mengacu data Kementerian Pariwisata, secara rata-rata kontribusi sektor pariwisata terhadap devisa nasional mencapai Rp 12,2 triliun setiap tahunnya selama tahun 2015 hingga 2017.

Momentum pelemahan rupiah dapat dijadikan alat untuk memberikan insentif bagi wisatawan asing karena biaya menjadi relatif lebih murah. Disamping itu, penguatan pariwisata lokal juga memberikan potensi nilai tambah dan turunan positif (trickle down effect) terhadap sektor-sektor jasa pendukung pariwisata, seperti sektor jasa perhotelan, restoran dan komunikasi.

Dengan demikian, di tengah upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas keuangan melalui formulasi kebijakan moneter, upaya tersebut juga perlu diimbangi dengan penguatan fundamental ekonomi lokal dengan mendorong peran sektor pariwisata. Sehingga ketika ekonomi domestik memiliki daya saing yang baik, maka negara terkait akan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap ketidakpastian global.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun