Mohon tunggu...
Riski Septiawan
Riski Septiawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Silent reader yg ndableg

Selanjutnya

Tutup

Drama

(Bukan) Konspirasi

3 Desember 2013   08:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:23 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah coretan cerita drama yang dibuang sayang

Oleh: Riski Septiawan

-------Layar dibuka---------

Terlihat seseorang sedang tertidur di kursi, tidurnya sangat nyenyak sekali, beberapa kali sempat mengigau tentang kehidupan desa….

Kemudian, lampu padam beberapa saat, ketika lampu dihidupkan, suasana panggung telah berubah….

Disuatu hari, pada sebuah pagi yang indah, dalam suasana pedesaan di kaki gunung yang sangat indah dan tenang, dengan latar sebuah rumah sederhana. Hiduplah seorang pemuda yang saat itu sedang sibuk membuat kurungan ayam.

*Pertunjukan dimulai dengan iringan music seruling sunda yang tenang dan menentramkan, dengan beberapa background music air yang gemericik seolah-olah dibelakang rumah terdapat sungai yang masih asri dan mengalir melewati bebatuan.

Si Pemuda bersiul-siul sambil sok sibuk mengayunkan arit kecil untuk menghaluskan irisan bamboo

Pemuda berbicara sendiri dan kadang diarahkan ke penontonsambil terus menghaluskan batang bambu:

“Hidup yang enak itu seperti ini, sudah lama saya mengidamkan kebahagian seperti ini, rumah sederhana yang terbuat dari anyaman bambu, di sisi kanan pohon bambu tinggi menjulang, dibelakang rumah mengalir sungai jernih penuh bebatuan, perpaduan suara gemrisik pohon bambu dan gemricik air bikin hati yang mendengarnya jadi adem”

“Kurus-kurus gini, nama saya keren lho…

Perkenalkan, nama saya Toni, TO-NI, masih saudaraan dengan TONY BLANK,  Saudara beda bapak lain ibu, he he he.

Wooo, keren kan? Saya disini, di desa ini, ya kira2 sebelas dua belas ama saudara jauh saya, TONY STARK, he he he, nggak tau yang sebelas dua belas itu apanya, sombongnya mungkin ya… he he he

He he he,  jarang lho, orang desa punya nama sekeren saya, bukannya sombong atau takabur, Yang alim banyak, tapi yang alim dan punya nama sekeren saya?? Hmm, yang lebih mahal banyak…. He he he

Lho iya bener, saya berani jamin, kalau kalian menemukan di desa ini ada orang yang namanya lebih keren, bilang saya, saya berani ganti rugi tiga kali selisih kerennya, he he he, kayak hipermat aja, keh keh keh.

Penonton nyeletuk, Woi woi, HyperMart woi, bacanya HaiperMart. Bukan Hipermat. Ndeso!

“He he he, oiya, Hai-per-mart, maklum, tadi di naskah tulisannya gak ditambahi cara mengejanya, he he he”

“Hmmm, sek sek, td sapa nama saya? Gara-gara disela jadi lupa, he he he”

Penonton menimpali, “Toni....  ndes, ndeso!” Emang nama lengkapnya apa?

“Ahmad Fathonih, hi hi hi, awasss, jangan dihubung-hubungkan atau diganti-ganti huruf vokalnya lho ya, Nggak baik ubah-ubah nama orang, bikin fitnah, hi hi hi”

He he he, sudah-sudah, jangan kebanyakan ketawanya, nggak enak ama yang punya nama, he he he…

“Nah, akhirnya jadi juga nih kurungan buat ayam-ayamku…  Eits, ngapain ketawa? Ha ha ha, pasti mikir yang nggak-nggak, dibilangin jangan ganti-ganti huruf vokalnya kok masih bandel juga, ha ha ha”

Toni kemudian menyapu kotoran dan sisa-sisa pekerjaannya, sambil bersiul-siul dan bergumam sendiri.

Bentar lagi, teman saya dari kota datang, dia teman lama saya…

Teman saya ini meskipun orangnya biasa aja, tapi wahh,…. Sangat perkasa *sambil bisik-bisik

He he he, bayangkan….. Bayangin gimana rasanya naik mobil keluar kota pakai ban serep banyak? *dengan dua jari kedua tangan melambai seperti tanda kutip

Wahh, dia ini kurang ajar… Masak kita cuma kebagian mbayanginnya, yg ngrasain enaknya cuma dia…. Hi hi hi

Beberapa saat kemudian, datanglah seorang laki-laki berpakaian safari, memakai sepatu mengkilap, rambut rapi, dan lain-lain.

“Assalamualaikum ya akhi”

Toni kaget dan menoleh, waalaikum salammm warahmatullahi wabarakatuh *dengan rasa haru

Kemudian mereka saling berpelukan sebagaimana dua orang sahabat yang lama tak bertemu…

Toni: Gimana kabarmu, saudaraku?

Sini, saya kenalkan kepada penonton…. Ehm, perkenalkan sahabat saya yang paling perkasa, he he he *ngomong “perkasa”nya sambil berbisik

Dia ini sering saya panggil akhi, nama lengkapnya akhirul kalam wassalam mualaikum warahmatullahi wabaraktuh, ha ha ha ha

Hussh, kalau ngomong itu mbok ya yang sopan dikit, nama orang kok dipelintir-pelintir, enak tau! *Lho he he he

Ryo: Nama saya yang asli adalah Ryo, keren kan?? He he he… Ehmm, kalau nama lengkapnya lebih keren: SU-MAR-YO-GO…. He he he… Diambil Ryo

Toni: Ha ha ha… Dari SUMARYOGO jadi RYO?? Ha ha ha… Pasti mahal biaya slametannya…. Ha ha ha…. Ehmm… Sudah-sudah… Ada apa tadi telepon saya, SU? Hi hi hi

Ryo: Huss, kalau ngomong mbok yang bener…. Jangan misuh-misuh

Toni: Ha ha ha, gini YO, tadi waktu di telepon kamu bilang mau ada perlu sama aku? Perlu apa? Pasti aku bantu….

Ryo: Iya mas, gini, masnya kan orang berpengaruh di desa ini, mbok yo aku di tolong nyarikan tanah murah disini mas…

Toni: Lho, itu gampangggg, asal cocok ininya *sambil menggeser-geserkan jempol dan jari telunjuknya

He he he he

Toni: Emang buat apa sih Su, eh, akhi?

Ryo: Ha ha ha ha, jangan kata yang tipisnya se jempol jarimu mas, yang tebalnya sak urat malu mu lho tak bayarin… ha ha ha…. Ini lho, aku butuh pabrik tambahan lagi, daerah yang cocok ya daerah di desamu ini….

Toni: He he he…. Gampang itu bisa diatur, jadi menurut hasil terawanganku, pabrik kamu itu butuh lahan separuh desa ini ya???

Ryo: Kementhus!! Sok Tahu!! ya gini ini orang yang lagaknya kayak google….Hahaha….  Jangankan kamu, lha wong aku sendiri lho kagak tahu berapa luas persis tanah yang diminta bosku, ha ha ha

Toni: Ha ha ha…. Ya coba aja, kali aja kamu dan bosmu terima terawanganku… ha ha ha…. Kan, semakin luas tanah yang kamu beli, uang komisi buat aku semakin banyak…. Ha ha ha

Ryo: Ha ha ha… Dasar, bakatmu itu komplit, udah bakat ternak ayam, bakat pula jadi makelar….

Udah ya mas, pokoknya lobikan dulu orang-orang sini agar mau jual tanahnya…. Ok?? He he he

Oiya, ini terima uang saku ala kadarnya dari saya…. he he he…. Sekalian saya juga mau beli ayamnya buat lauk dirumah…. He he… Bosen makan lauk tempe kisut terus…

Toni: ha ha ha…. Monggo-monggo dik, diambil aja…. Nggak usah beli…. Itung2 biar kamu langganan pakai jasaku…. Ha ha ha

Ryo pulang sambil menenteng ayam dari toni. Di panggung hanya tinggal toni sendirian…

“He he he… Hidupku udah kayak di alam kenyataan aja… Gampang bener uang dan kesempatan datang…. *sambil hitung-hitung uang dan dibuat kipas-kipas.

Hmmm, tapiiii, gimana ya cara lobi orang-orang desa ini??

Akhhh, selama ada kemauan pasti ada 1000 jalan, jika tak ada kemauan pasti muncul 1000 alasan….

Toni berjalan riwa riwi, hilir mudik sambil berpikir…

Toni: Sssssttttttt, diammm *berbicara pada penonton

Ssssstttttt, aku bilang diam *berbicara pada penonton lagi

Penonton: Apa? Kita sudah diam kok di suruh diam?

Toni: Otak kalian berpikir…. Dan itu berisik, menggangguku tauk… ha ha ha

Ahaaaa…. Aku punya ide…. Ha ha ha… Tak sia-sia aku jadi peternak ayam… Otak dan instingku menjadi terasah dan sangat tajam…. Ha ha ha

Aku harus segera bergegas pergi ke rumah sakit….

Penonton: Haahh? Ngapain ke rumah sakit ton???

Toni: Ini urusan sutradara, bukan penonton! Ha ha ha ha

Kemudian toni keluar dari panggung, sementara background ditata menyerupai ruang UGD

Toni baru sampai di depan ruang UGD…

Hmmmm, rumah sakit ini ternyata lengkap juga ya, ada UGDnya, untuk bersalin juga ada… He he he… Saya ingat rumah sakit bersalin kok jadi ingat Malaysia ya… he he he…. Gimana nggak ingat, lha wong nama rumah sakit bersalin disana itu namanya Rumah Sakit Korban Lelaki…. Aw gimana gitu… Ha ha ha…

Oh, ada suster lewat tuh… Suit suit…

Toni: Sus…. Sus…. Suster…. Eh, cantik-cantik agak budeg…  SUSTERRR… *baru menoleh

Suster: Iya mas, ada yang bisa saya suntik? Ups, maksudnya ada yang bisa saya bantu? He he he

Toni: Uhmmm, itu sus, *gemetar* boleh tanya berapa nomor HPnya?

Suster: Oh, Cuma 11 digit mas, kalau masnya?

Toni: *tepok jidat, ah lupakan sus, gak jadi…. Saya tadi mau nanya dimana ruangan tempat keluarga sedang kuatir mikirin biaya pengobatan saudaranya yang sekarat?

Suster: Oh, itu disisi kanan mas, masnya mau jenguk ya?

Toni: Kagak, mau beli Sawah…. He he he he… Makasih sus…. Oiya, nomor HPnya ntar titipin kru panggung ya sus… Ha ha ha

Toni berjalan ke sisi kanan rumah sakit, dia menemui seorang bapak-bapak yang sedang menangis sesenggukan….

Toni: Assalamualaikum, bapak ini kalau gak salah tinggal di desa kapuk randu ya?

Bapak: Lho, mas kok tahu?

Toni: Lho itu bapak pakai kaos karang taruna kapuk randu… He he he he… kagak-kagak pak, saya sering liat bapak di masjid kapuk randu… Ada apa pak kok tumben main-main ke UGD? He he he

Bapak: Gundulmu… Ini, saya sedih mas, anak saya kena kanker betulan, sekarang lagi dirawat tapi masih belum bisa di operasi karena masalah kecil yang dibesar-besarkan mas….

Toni: Oooo, kanker betulan ya pak? He he he…  turut berduka cita pak, punya masalah apa pak? Uang? Emang kurang ajar yang namanya uang itu…. Bentuk kecil dan tipis tapi jadi masalah besar kalau tak punya itu…. He he he…. Nggak usah khawatir pak…. Ada saya… Bapak punya sawah?

Bapak: Iya mas, masalah uang, bapak punya rumah dan sawah, Tapi itu untuk warisan anak saya yang kena kanker betulan itu mas…. Kalau keadaan gini bingung juga, inginnya saya tukar ama uang…. Tapi susah jualnya mas, mau digadaikan tapi mentoknya Cuma 20% harga jual dan  uang segitu masih belum cukup untuk biaya mas….

Toni: Oh, dijual ke saya saja pak, demi anak bapak juga…. Saya hargai lebih tinggi dari harga gadai pak, tapi jangan mahal-mahal seperti harga normal pak…. Kita kan sama-sama butuh, istilahnya simbiosis parasitisme, eh, mutualisme lah pak….

Bapak: Ehmm, saya inginnya harga normal saja mas, kita kesusahan, tapi kok malah dimanfaatkan gini…

Toni: Bapak mandangnya jangan sisi dimanfaatkannya, tapi pandang dari sisi keinginan saya membantu putra bapak yang menunggu biaya operasi kanker betulan….

Tiba-tiba suster yang tadi manggil si bapak ke pojokan,

Suster: Bapakkk… Sini deh….

Bapak melangkah ke arah suster…. Mereka berdua berbisik-bisik di pojokan panggung…

Toni: Hmmm, gimana ya, sebenarnya sih gak tega, tapi kalau gak gini gak bisa dapat untung banyak, eh, maksudnya nolongin si putranya bapak… He he he *ucap toni kepada penonton

Si bapak kembali ke Toni, sambil berkata: Mas, iya mas, saya setuju… kalau bisa hari ini uangnya bisa saya bayarkan ya mas….

Toni: Oiya pak, beresss, tunggu bentar *pencet2 HP panggil Rio

Hallo akhi, gimana, ane udah sukses satu nih, buruan kirimin uangnya ya… *tutup HP

Toni: Iya pak, beres, silahkan cek rekening bapak…

He he he… Ini kok ngawur ya naskahnya… Nomor rekeningnya kagak ada kok bisa transfer uang…. Hadeeehh….

Si bapak ngecek rekeningnya via mobile banking….

Bapak: Iya mas, uangnya sudah sampai, mudah-mudahan anak saya segera sembuh ya mas….

Sambil bergegas menuju suster…

Yesss, Toni berjingkat2 riang gembira… Dia kemudian duduk-duduk di depan rumah sakit untuk menunggu korban berikutnya….

Namun, kemudian si Bapak kembali menemui toni:

Bapak: Mas, putra saya sudah meninggal barusan, uangnya belum sempet kepakai, lebih baik saya batalkan saja jual beli ini….

Toni: Lho pak, tidak bisa dong pak, kan kita tadi sudah deal…

Bapak: Pliss mas, kami tak ingin kehilangan sawah kami, kami sudah kehilangan putra kami… Gak papa masnya potong sejuta buat masnya…. Gimana mas…. Kalau mas tidak mau, terpaksa akan saya adukan ke polisi…. Tapi itu pilihan terakhir saya….

Toni: Lho-lho-lho, silahkan bapak adukan ke siapapun, ke polisi, ke jaksa, ke pengacara, ke koran, dll, saya tidak takut, karena saya tidak merasa bersalah pak…. SIlahkan pak…. Saya telepon kan ya pak? *pura-pura menggertak

Kemudian bapak itu pergi sebentar, lalu masuk lagi ke panggung bersama seorang polisi…

Polisi: maaf, atas pengaduan bapak ini, anda harus dimintai keterangan di kantor polisi….

Toni: Lho pak, saya tidak bersalah, suerr, saya tidak bersalah….

Polisi: Bersalah atau tidak yang menentukan adalah pengadilan, tapi sekarang anda ikut saya dulu ke kantor…

Toni: Ampuuunnnn Pakk, Ini pasti konspirasi, ini konspirasi orang yang tidak suka dengan saya….

Ini konspirasiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

------------------Tiba-tiba layar menjadi gelap sekejap-------------------

----kemudian terang kembali dengan Toni sedang tertidur di kursi yang tiba-tiba kaget terbangun------

Toni: Astaghfirullah…… Mimpi saya barusan jelek sekali ya allah…. Mudah-mudahan mimpi tersebbut tak jadi kenyataan…. Saya bermimpi orang-orang melakukan konspirasi untuk menyakiti saya….. Oh….. jangan2 (berbicara sambil mikir)…. Konspirasi itu cuma mimpi…..

YAAAAA, UNTUNG KONSPIRASI ITU CUMA MIMPI…..

Tidur lagi ahhhhh.... He he he he

Kemudian music-musik pertunjukan mengalun-alun menunjukkan bahwa pertunjukan berakhir dengan bahagia….

-------------------------  PERTUNJUKAN SELESAI ---------------------------

Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun