Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), peserta BPJS Kesehatan dihadapkan pada pilihan penting: fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) mana yang akan dijadikan tempat berobat utama? Salah satu faktor yang ternyata sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan tersebut adalah aksesibilitas.
Studi-studi terdahulu menunjukkan bahwa aksesibilitas layanan kesehatan tidak hanya soal jarak. Ia adalah konsep yang kompleks, mencakup kemudahan dalam menjangkau layanan kesehatan, baik dari sisi lokasi geografis, biaya yang dikeluarkan, transportasi yang tersedia, hingga kondisi infrastruktur yang mendukung.
Memahami Aksesibilitas dalam Konteks Kesehatan
Aksesibilitas dalam layanan kesehatan seringkali didefinisikan sebagai sejauh mana individu mampu memperoleh layanan medis secara cepat, mudah, dan layak. Dalam beberapa literatur, aksesibilitas terbagi ke dalam beberapa indikator utama, seperti:
Jarak Tempuh: Kedekatan geografis menjadi pertimbangan utama bagi masyarakat dalam memilih FKTP. Semakin dekat, semakin tinggi kemungkinan masyarakat menggunakan fasilitas tersebut.
Waktu Tempuh: Meskipun jaraknya tidak terlalu jauh, waktu tempuh yang lama akibat kemacetan atau jalur sulit bisa menjadi hambatan tersendiri.
Biaya Transportasi: Bagi peserta BPJS dari keluarga menengah ke bawah, pengeluaran tambahan untuk transportasi menjadi faktor penentu dalam memilih fasilitas kesehatan.
Ketersediaan Transportasi: Tidak semua wilayah memiliki akses transportasi publik yang memadai, apalagi jika FKTP berada di daerah yang sulit dijangkau.
Kondisi Infrastruktur Jalan: Jalanan rusak atau tidak ramah kendaraan juga menjadi kendala yang memperburuk aksesibilitas, terutama di daerah semi-perkotaan atau pedesaan.
Literatur internasional maupun nasional sepakat bahwa keterbatasan akses, baik fisik maupun sosial, berdampak langsung pada penggunaan layanan kesehatan dan kepuasan pasien.
Aksesibilitas dan Perilaku Memilih FKTP
Keputusan peserta BPJS dalam memilih FKTP sebenarnya merupakan bentuk perilaku konsumen dalam bidang layanan kesehatan. Dalam perilaku tersebut, individu mempertimbangkan berbagai hal, mulai dari preferensi pribadi, kenyamanan, pengalaman sebelumnya, hingga tentu saja aksesibilitas.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat FKTP yang lebih dekat secara administratif, masyarakat kerap memilih fasilitas lain yang mereka anggap lebih mudah dijangkau dari tempat tinggal, atau memiliki jalur transportasi yang lebih nyaman. Dalam kasus tertentu, peserta BPJS memilih FKTP yang berdekatan dengan rumah sakit, untuk memudahkan rujukan jika diperlukan.
Hal ini memperlihatkan bahwa keputusan memilih FKTP bukanlah hal yang bersifat administratif semata, tetapi juga merupakan refleksi dari persepsi dan pengalaman individu terhadap aksesibilitas layanan.
Studi Relevan tentang Akses dan Keputusan Pengguna JKN
Berbagai studi sebelumnya mengungkapkan bahwa aksesibilitas menjadi salah satu faktor terpenting dalam peningkatan pemanfaatan layanan kesehatan primer. Di beberapa wilayah Indonesia, misalnya, ditemukan bahwa peserta JKN lebih memilih FKTP yang terletak di jalur transportasi umum, meskipun secara administratif FKTP tersebut berada di luar wilayah domisili mereka.
Penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara kondisi jalan dan preferensi FKTP. Jalan rusak, genangan air saat hujan, atau minimnya penerangan jalan bisa mengurangi niat masyarakat untuk berobat di fasilitas tersebut --- bahkan dalam kondisi darurat.
Dengan demikian, aksesibilitas bukan hanya memengaruhi keputusan awal saat memilih FKTP, tetapi juga memengaruhi konsistensi penggunaan layanan dalam jangka panjang.
Kesimpulan: Mewujudkan Akses yang Nyata, Bukan Sekadar Tercatat
Meskipun sebuah puskesmas berada di wilayah yang secara administratif dekat dengan domisili peserta BPJS, hal itu tidak selalu berarti bahwa fasilitas tersebut benar-benar "terakses" oleh masyarakat. Perlu ada pemahaman yang lebih holistik dari pihak pengelola layanan kesehatan dan pembuat kebijakan mengenai makna aksesibilitas dari sudut pandang masyarakat.
Studi literatur ini menunjukkan bahwa dalam konteks BPJS Kesehatan, aksesibilitas bukan hanya tentang peta dan jarak, melainkan tentang pengalaman nyata warga dalam menjangkau layanan kesehatan. Oleh karena itu, memperbaiki akses fisik, transportasi, dan persepsi masyarakat terhadap fasilitas kesehatan adalah langkah penting untuk meningkatkan pemanfaatan FKTP yang optimal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI