Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan terus berupaya menghadirkan layanan yang tak hanya nyaman, tetapi juga sarat nilai budaya. Salah satu inovasi yang kini menjadi daya tarik utama di bandara ini adalah penampilan tari Dayak sebagai penyambut dan pengantar para penumpang. Setiap hari, para penari tampil di pintu kedatangan dan pintu keberangkatan, menyuguhkan nuansa khas Kalimantan Timur kepada setiap orang yang melintas.
Penampilan ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga wujud nyata pelestarian budaya lokal yang dikemas dalam pelayanan publik. Tari Dayak yang disuguhkan menampilkan gerakan penuh makna. Kostum penari yang penuh warna, lengkap dengan hiasan kepala khas suku Dayak, menjadi pemandangan yang memikat. Alunan musik tradisional yang mengiringi tarian semakin menambah suasana khas Kalimantan Timur di bandara.
Bandara SAMS Sepinggan sebagai salah satu gerbang utama Kalimantan Timur memang memiliki peran strategis dalam memperkenalkan budaya daerah. Inovasi ini lahir dari semangat untuk memperkuat identitas budaya daerah di ruang publik sekaligus memberikan pengalaman berbeda bagi para penumpang. Di tengah hiruk-pikuk aktivitas penerbangan, kehadiran tarian tradisional ini menghadirkan sentuhan hangat dan kesan ramah yang membekas di hati penumpang.
Tari Dayak ditampilkan pada jam-jam sibuk, yakni pagi dan sore hari. Durasi penampilan sekitar 10 hingga 15 menit di setiap sesi, cukup untuk menarik perhatian penumpang tanpa mengganggu arus lalu lintas bandara. Penumpang yang baru tiba sering kali berhenti sejenak untuk menyaksikan gerakan para penari. Tak jarang mereka mengabadikan momen ini dalam foto maupun video untuk dibagikan di media sosial.
Salah satu penumpang yang saya temui, Hanik (27), asal Penajam, mengungkapkan kesannya saat hendak berangkat ke Surabaya. Ia mengaku terkejut sekaligus senang melihat adanya penampilan budaya seperti itu di area keberangkatan.
“Biasanya kalau mau terbang itu kan suasananya terburu-buru ya, orang sibuk sendiri-sendiri. Tapi tadi begitu mau masuk boarding gate, saya lihat ada penari Dayak tampil di depan. Musiknya langsung bikin suasana jadi beda, rasanya hangat. Seperti diantar dengan budaya sebelum berangkat,” ujar Hanik.
Hanik menyebut bahwa ide ini sangat unik dan patut diapresiasi. Menurutnya, ini bentuk inovasi yang jarang ia temui di bandara lain. “Biasanya hiburan di bandara itu kan hanya musik latar atau hiasan. Tapi ini nyata, budaya Kalimantan Timur ditampilkan langsung. Saya jadi merasa Balikpapan benar-benar punya identitas kuat,” katanya.
Hanik menyebutkan bahwa penampilan ini membuatnya semakin penasaran untuk mengenal budaya Kalimantan Timur. “Jujur, saya sudah lama sekali tidak ke sini. Dan dari awal sudah disambut budaya lokal seperti ini, saya jadi tertarik untuk cari tahu lebih banyak. Kalau sempat, saya ingin nanti lihat pertunjukan budaya lain di kota atau kunjungi tempat wisata budayanya,” tuturnya.
Ia juga mengapresiasi upaya bandara yang mengemas budaya daerah dalam bentuk pelayanan kepada penumpang. “Saya kira ini inovasi yang luar biasa. Bandara bukan cuma tempat orang lewat, tapi juga bisa jadi ruang perkenalan budaya. Kalau begini caranya, orang-orang pasti bakal ingat Balikpapan itu punya budaya Dayak yang kaya. Saya berharap ini terus dilakukan, jangan hanya sebentar,” tambah Hanik.