Mohon tunggu...
RISKA AULIA
RISKA AULIA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya merupakan seseorang yang suka meluangkan waktu untuk membaca seperti baca wattpad/novel, menonton film dan pertandingan bola, dan terkadang suka menulis random, artikel jika perlu dll.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Sibernetik dan Penerapannya dalam Pembelajaran

22 Mei 2024   19:45 Diperbarui: 22 Mei 2024   20:00 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Pengertian Teori Belajar Sibernetik

           Teori sibernetik adalah pendekatan dalam belajar yang menekankan pentingnya proses pembelajaran dan pemanfaatan teknologi untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan akurat. Teori belajar sibernetik merupakan salah satu pendekatan dalam psikologi pendidikan yang berfokus pada bagaimana informasi diproses dan diadaptasi oleh sistem kognitif manusia. Istilah "sibernetik" sendiri berasal dari kata Yunani "kybernts" yang berarti "pengemudi" atau "pemandu." Teori ini memandang proses belajar sebagai sistem kendali yang berfungsi untuk memproses informasi, membuat keputusan, dan melakukan tindakan berdasarkan umpan balik yang diterima. Dalam konteks pendidikan, teori ini dapat diterapkan untuk memahami dan meningkatkan proses pembelajaran.

B.  Tujuan Teori Belajar Sibernetik

            Tujuan pelajaran ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan mengaplikasikan kreativitas mereka dalam proses pembelajaran. Teori belajar ini muncul sebagai respons terhadap tuntutan masyarakat global akan pendidikan berkualitas yang menggunakan teknologi informasi. Penggunaan teknologi dapat mempermudah akses informasi dan mengatasi hambatan belajar saat pendidik tidak dapat hadir di kelas.

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Sibernetik

     Kelebihan Teori Belajar Sibernetik, yaitu :


     1. Orientasi pada Proses Berpikir.

Teori pemrosesan informasi menekankan pemahaman proses mental dalam pembelajaran, membantu siswa memahami dan mengoptimalkan proses berpikir mereka, sehingga menjadi pembelajar yang lebih efektif dan mandiri.

2. Penyajian Pengetahuan Ekonomis.

Pengetahuan disajikan secara efisien dan terstruktur sesuai dengan prinsip pemrosesan informasi, mengoptimalkan penggunaan waktu dan sumber daya dalam pembelajaran.

3. Kapabilitas Belajar yang Komprehensif.

Menyediakan kerangka kerja yang lengkap untuk memahami proses belajar dan memori, sehingga kapabilitas belajar siswa, termasuk penalaran dan kreativitas, dapat dieksplorasi secara lebih menyeluruh

4. Keterarahan pada Tujuan Pembelajaran.

Kegiatan belajar direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan tujuan pembelajaran yang jelas, membantu siswa memfokuskan perhatian dan usaha mereka secara efektif.

5. Transfer Belajar ke Kehidupan Nyata.

Memungkinkan siswa mengaitkan pengetahuan yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, memfasilitasi transfer belajar untuk diterapkan dalam situasi baru dan beragam.

6. Kontrol Belajar Individual.

Siswa memiliki kontrol lebih besar atas proses belajar mereka sendiri, mengatur tempo belajar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individu, memungkinkan diferensiasi dalam gaya dan tingkat belajar.

7. Umpan Balik yang Informatif.

Siswa mendapatkan umpan balik yang jelas dan berarti tentang kemajuan belajar mereka, membantu mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan memotivasi peningkatan kinerja.

Kekurangan Teori Belajar Sibernetik, yaitu :

1. Pengabaian Faktor Psikologis yang Kompleks.

Mengabaikan faktor-faktor psikologis seperti motivasi, emosi, dan persepsi yang dapat mempengaruhi bagaimana siswa mengasimilasi informasi dan merespons pengalaman belajar.

2. Penerapan yang Sulit.

Konsep-konsep dalam teori sibernetik, seperti peserta didik holistik, mungkin sulit diterapkan dalam konteks pembelajaran di kelas, memerlukan restrukturisasi kurikulum dan praktik pengajaran yang sudah mapan.

3. Keterbatasan dalam Penjelasan Perilaku Manusia.

Tidak selalu memberikan penjelasan yang memadai tentang perilaku manusia yang kompleks, seperti faktor-faktor sosial, budaya, dan kontekstual yang mempengaruhi perilaku belajar

4. Kurangnya Perhatian pada Konteks Sosial.

Lebih fokus pada aspek individual pembelajaran dan kurang memperhatikan konteks sosial, seperti interaksi sosial antara siswa dan guru, yang dapat mempengaruhi hasil belajar.

5. Tidak Memperhitungkan Variasi Individu.

Mengabaikan perbedaan individual dalam cara siswa belajar dan berinteraksi dengan lingkungan pembelajaran, yang dapat menyebabkan kesenjangan dalam pengalaman belajar dan keefektifan strategi pembelajaran.

D. Prinsip Dasar Teori Belajar Sibernetik

1. Informasi sebagai Inti Pembelajaran

Informasi dianggap sebagai bahan mentah yang diproses oleh otak. Informasi ini dapat berupa data, pengetahuan, atau pengalaman yang diperoleh melalui interaksi dengan lingkungan.

2. Sistem Kendali

Proses belajar dianalogikan sebagai sistem kendali yang menerima input (informasi), memprosesnya, dan menghasilkan output (tindakan atau pengetahuan). Sistem ini juga menerima umpan balik dari lingkungan untuk memperbaiki proses belajar.

3. Umpan Balik

Umpan balik merupakan komponen penting dalam teori ini. Melalui umpan balik, individu dapat mengetahui sejauh mana tindakan mereka efektif dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.

4. Adaptasi dan Regulasi Diri

Pembelajaran melibatkan proses adaptasi di mana individu menyesuaikan strategi belajar mereka berdasarkan umpan balik yang diterima. Regulasi diri adalah kemampuan untuk mengendalikan proses belajar secara mandiri.

E. Teori Belajar Sibernetik Menurut Landa, Pask, dan Scott

1. Teori Belajar Sibernetik Menurut Landa

     Menurut Landa teori belajar sibernetik dibagi menjadi dua, yaitu Algoritmik dan Heuristik. Landa mengembangkan teori yang memisahkan pembelajaran menjadi dua pendekatan utama: algoritmik dan heuristik. Pendekatan algoritmik melibatkan langkah-langkah terstruktur dan sistematis untuk memecahkan masalah, sedangkan pendekatan heuristik lebih fleksibel dan kreatif, memungkinkan siswa menemukan solusi melalui eksplorasi dan penalaran.

2. Teori Belajar Sibernetik Menurut Pask dan Scott

      Menurut Pask teori belajar sibernetik, yaitu Conversation Theory. Gordon Pask mengembangkan teori percakapan yang menekankan interaksi antara pelajar dan sistem pembelajaran. Menurut Pask, pembelajaran terjadi melalui dialog dan negosiasi makna antara siswa dan pengajar atau sistem pembelajaran. Teori ini menyoroti pentingnya umpan balik dan adaptasi dalam proses belajar.

      Menurut Scott teori belajar sibernetik, yaitu Adaptive Learning Systems. Scott mengedepankan sistem pembelajaran adaptif yang menggunakan teknologi untuk menyesuaikan materi dan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Sistem ini memonitor kemajuan siswa dan memberikan umpan balik yang disesuaikan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien. 

       Landa, Pask, dan Scott masing-masing memberikan kontribusi unik pada teori belajar sibernetik, dengan fokus pada pendekatan algoritmik dan heuristik, interaksi dialogis dalam pembelajaran, dan penggunaan teknologi adaptif untuk personalisasi pembelajaran. Kombinasi prinsip-prinsip ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan responsif terhadap kebutuhan individu siswa.

F. Penerapan Teori Belajar Sibernetik dalam Pembelajaran

            Di sebuah sekolah menengah, seorang guru menerapkan prinsip-prinsip teori belajar sibernetik dalam kelas matematika. Guru tersebut menggunakan perangkat lunak pembelajaran adaptif yang memberikan soal latihan yang sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing siswa. Setiap kali siswa menyelesaikan soal, mereka mendapatkan umpan balik instan yang menunjukkan jawaban yang benar dan penjelasan jika jawaban mereka salah. Berdasarkan umpan balik ini, siswa dapat memahami kesalahan mereka dan memperbaiki cara mereka menyelesaikan soal berikutnya.

           Selain itu, guru juga menerapkan evaluasi formatif melalui kuis mingguan yang membantu siswa dan guru memahami perkembangan belajar siswa. Hasil kuis digunakan untuk menyesuaikan strategi pengajaran dan memberikan bantuan tambahan bagi siswa yang membutuhkannya.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun