Mohon tunggu...
Riska
Riska Mohon Tunggu... Mahasiswa - "Mahasiswa Ilmu Al Quran dan Tafsir yang antusias dan bermotivasi tinggi dengan kemampuan kepemimpinan, inisiatif dan mencari tantangan baru.

Hanya metabolisme yang terbuat dari tanah yang mengalami perubahan tak tesempurna, masih dan tetap masih berharap tuk menjadi manusia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat Cinta, Relasinya dengan Tuhan, Manusia dan Akal

1 Desember 2021   20:06 Diperbarui: 1 Desember 2021   20:10 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti kata Plato  , cinta adalah pencerahan. Yakni pecinta mesti siap mencerahkan atau dicerahkan oleh kekasihnya. Dengan begitu, relasi cinta akan bercorak penyempurnaan, dan tersucikan dari nafsu. Sebab tak ada penyempurnaan tanpa pencerahan.

a. Tuhan dan Akal
Cinta bersatu pada titik Omega, yaitu Tuhan. Tuhan adalah Alpha dan sekaligus Omega, atau Sumbu dan Tujuan.

Tuhan tak dapat diindra,Walau begitu, kita tetap menggilai-Nya. Tahu kenapa? Sebab Tuhan itu ada dan keberadaan-Nya meliputi segala yang ada. Tuhan adalah sesempurnanya"Ada".

Juga, filsafat cinta mengajarkan cinta yang melampau fisik(metafisik). Filsafat cinta mengajarkan untuk mencintai dengan akal, bukan dengan penglihatan.

Filsafat cinta mengajarkan kepada kita untuk mencintai dengan akal. Dengan begitu, kita akan mencintai sesuatu, kendatipun sesuatu itu belum atau bahkan mustahil tuk diindrai.


Penglihatan hanya mencinta dan kagum pada apa yang terlihat. Akal berusaha mencari dibalik yang terlihat. Barangkali (bahkan barangpasti), dibalik yang terlihat, terdapat "Ada" yang lebih layak tuk dikagumi dan dicintai.


Itulah mengapa kita tetap mencinta "Ada" yang sempurna, walau Dia belum dilihat, atau bahkan mustahil tuk dilihat. Itulah cinta pada Kesempurnaan Nirbatas, tak hirau akan jenis fisiknya, terlihat ataupun tidak.

menurutku, yang ada tidak mesti identik dengan yang terindra. Yang ada, tidak mesti terindra. Yang terindra, belum tentu ada.

b. Manusia dan Hasrat 

Cinta itu adalah percakapan antara dua"aku".

Katanya,cinta itu hasrat (keinginan). Keinginan untuk menggapai kebahagiaan. padahal ada banyak yang stagnan pada keindahan dan kebahagiaan-kebahagiaan sementara.

Plato juga berusaha menjelaskan tentang bagaimana dan kenapa seseorang terlibat dalam cinta, namun yang sangat jelas adalah ketika cinta selalu dikaitkan dengan keindahan dan kesempurnaaan.

Cinta itu terus menerus mencari dan mendamba pada yang terbaik dan sempurna. tapi yatanya yg terbaik dan sempurna itu tidak ada.

Timbul sebuah pertanyaan, Apakah kalau kita sudah mencintai seseorang bisa dikatakan sudah nafsu? 

jika kaum hawa diciptakan hanya untuk pemuas nafsu, maka cinta yang suci tidak pernah ada didunia ini.cinta yang suci hanya ada di mulut kaum Adam yang dahaga, selebihnya tumpas terbawa angin.dan kaum Adam yang dahaga sama saja seperti politisi-politisi, berkampanye tentang cinta, yang akhirnya menipu dan mementingkan perutnya sendiri.
dan uang pun berlagak menjadi cinta dimana cinta terpaku pada uang, jika uang habis, maka habis pula cintanya.

Cinta hanya ada di langit, di dunia itu palsu-palsu.

Dalam hal mencintai tidak lepas dari yang namanya kekecewaan. agar tidak kecewa, ada alternatif dari abang Plato. Katanya, mencintai itu jangan ada keterikatan emosional.

c. Manusia dan Tuhan

Menurutku, ketika mencintai Tuhan ada baiknya kita memakai metode laki-laki dalam hal mencintai. Biasanya ketika laki-laki menyukai sesuatu, mereka cenderung memilih tidak mempublishnya. Alasannya satu. Mereka tidak ingin sesuatu yang disukainya menjadi incaran laki-laki lain. Semakin mereka mencintai maka mereka semakin menyembunyikannya, bak permata yang harus disembunyikan dan disimpan rapi.

"Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah" - Al-An'am : 162.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun