Mohon tunggu...
riska nuraini
riska nuraini Mohon Tunggu... Ahli Gizi - suka menolong orang

seorang yang senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Puasa Istimewa, Saatnya Refleksi Istimewa

25 April 2020   04:00 Diperbarui: 25 April 2020   04:11 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adanya pandemic Covid 19 membuat bulan Ramadan kali ini berbeda. Bukan saja adanya penyakit mirip SARS yang sangat agresif menyerang paru-paru, tapi juga suasanya yang begitu berbeda. Sekolah dialihkan menjadi online, begitu juga bekerja dari rumah, tidak lagi ada bepergian jauh, tak ada lagi tempat wisata yang bisa kita datangi, tak ada lagi mal yang buka.

Kondisi ini membuat kita harus cepat menyesuaikan diri, meskipun juga banyak yang tidak bisa menuruti ketentuan pemerintah karena sifat pekerjaannya yang mengharuskan dia harus tetap pergi ke kantor.

Banyak juga pekerja informal yang 'berguguran' alias tidak bisa bertahan karena pendapatan mereka berdasarkan pemasukan harian, semisal para pedagang, para buruh, para pelaku pariwisata dan banyak lagi. Saat ini mereka berusaha bertahan dengan bermacam cara termasuk bantuan dari pemerintah.

Belum lagi warga negara Indonesia yang masih berada di luar negeri. Sebagian dari mereka adalah pekerja sektor informal di mana negara yang mereka tempati sekarang juga banyak yang terserang penyakit Covid-19. 

Padahal mungkin diantara mereka ingin saat Ramadan dan Idul Fitri kali ini berada di kampung bersama dengan sanak saudara mereka. Kondisi dunia seperti sekarang ini mungkin amat berat bagi mereka karena harus bertahan di negara orang dengan kondisi yang nyaman.

Berbagai ilustrasi ini menggambarkan bagaimana suasana normal tanpa pandemic Covid-19, amat menyenangkan bagi kita. Kita bisa berziarah, kita bisa mudik ke kampung halaman dengan nyaman.

Kita juga bisa beraktifitas dengan nyaman untuk memenuhi tuntutan pekerjaan atau pendidikan. Dan jika tanpa Covid-19 amat menyenangkan, sedangkan dengan Covid-19 menjadi tak nyaman, maka kita bisa mengambil hikmah penting dari hal ini yaitu betapa berharganya keadaan normal itu, dan juga dunia tanpa Covid-19.

Pada titik ini mungkin kita bisa menghargai hidup dan kehidupan yang sudah diberi oleh Allah SWT kepada kita. Kehidupan normal yang diberikan itu amat berharga dan harus senantiasa kita jaga dengan baik.

Pandemi Covid-19 dan puasa kali ini adalah momentum, agar kita bisa mengharga kenikmatan yang diberikan oleh Allah. Dengan begitu kita bisa lebih menghargai Allah dan kita sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun