PENDAHULUAN
Pengembangan sektor kesehatan menjadi salah satu prioritas utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Puskesmas, sebagai layanan kesehatan tingkat pertama, memiliki peranan penting tidak hanya dalam memberikan tindakan kuratif, tetapi juga dalam upaya promotif, preventif, serta pemerataan akses layanan kesehatan di tingkat kecamatan. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas maupun pembangunan Puskesmas baru tidak cukup bila hanya berfokus pada aspek medis, melainkan perlu memperhatikan pula dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam hal ini, pendekatan ekonomi lingkungan sangat relevan karena menekankan pembangunan fasilitas kesehatan yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan, misalnya melalui pengelolaan limbah medis secara tepat, penerapan efisiensi energi, serta pemanfaatan ruang yang tidak merusak ekosistem. Dengan pendekatan tersebut, Puskesmas berfungsi bukan hanya sebagai pusat layanan kesehatan, tetapi juga sebagai instrumen pembangunan yang mendukung kesejahteraan masyarakat secara lebih luas.
Kecamatan Angsana di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, merupakan wilayah yang berkembang pesat dengan sektor unggulan seperti pertambangan dan perkebunan. Pertumbuhan ekonomi tersebut memberikan dampak positif berupa peningkatan pendapatan dan terbukanya lapangan kerja, tetapi juga menimbulkan permasalahan lingkungan seperti pencemaran udara, degradasi lahan, serta munculnya penyakit akibat perubahan kualitas lingkungan. Kondisi ini menuntut adanya fasilitas kesehatan yang lebih memadai agar masyarakat memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang cepat dan berkualitas. Oleh karena itu, pembangunan Puskesmas di wilayah ini harus didasarkan pada studi kelayakan yang komprehensif, mencakup aspek teknis, ekonomi, sosial, dan lingkungan, sehingga keberadaannya dapat memberikan manfaat optimal, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sekaligus menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Ekonomi lingkungan adalah bidang kajian yang menelaah keterkaitan antara aktivitas ekonomi manusia dengan pemanfaatan serta kelestarian lingkungan hidup. Fokus utama pendekatan ini ialah bagaimana sumber daya alam dapat digunakan secara efisien untuk mendukung pembangunan tanpa menimbulkan kerusakan ekosistem. Dengan kata lain, ekonomi lingkungan berusaha memastikan bahwa proses pembangunan tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berjalan seiring dengan upaya menjaga keseimbangan ekologi.
Setiap aktivitas produksi dan konsumsi membawa dampak terhadap lingkungan. Industri, misalnya, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menimbulkan pencemaran. Karena itu, ekonomi lingkungan menekankan pentingnya kebijakan pengelolaan melalui teknologi ramah lingkungan, efisiensi energi, dan pengendalian limbah. Dengan pendekatan ini, pembangunan dapat berkelanjutan, memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kualitas lingkungan bagi generasi mendatang.
Studi Kelayakan PuskesmasÂ
Studi kelayakan Puskesmas Angsana merupakan upaya analisis komprehensif untuk menilai kemungkinan pembangunan atau pengembangan fasilitas kesehatan agar dapat berjalan efektif dan berkelanjutan. Kecamatan Angsana, dengan dominasi kegiatan ekonomi pada sektor pertambangan dan perkebunan, menghadapi berbagai persoalan kesehatan yang cukup serius. Kasus penyakit pernapasan akibat debu tambang, gangguan kulit karena pencemaran air, hingga risiko tinggi kecelakaan kerja menjadi tantangan utama yang perlu mendapat perhatian khusus. Oleh karena itu, keberadaan Puskesmas yang memadai menjadi kebutuhan mendesak guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat setempat.
Dari perspektif teknis, Puskesmas Angsana harus dirancang dengan bangunan yang representatif serta dilengkapi fasilitas penunjang yang memadai. Keberadaan laboratorium kesehatan yang lengkap, ruang rawat inap yang nyaman, serta instalasi gawat darurat yang tanggap terhadap kondisi kritis masyarakat menjadi syarat utama. Dengan dukungan fasilitas tersebut, diharapkan Puskesmas mampu memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal, tidak hanya untuk kebutuhan dasar, tetapi juga dalam menangani kasus darurat dan penyakit akibat aktivitas ekonomi di wilayah Angsana.
PEMBAHASAN
Â
Kondisi Kesehatan di Kecematan Angsana
Jumlah penduduk di Kecamatan Angsana terus bertambah dengan dominasi usia produktif. Aktivitas utama masyarakat, yaitu perkebunan kelapa sawit dan pertambangan batubara, membawa dampak signifikan terhadap kesehatan. Berbagai penyakit kerap muncul, seperti gangguan pernapasan akibat paparan debu tambang, penyakit kulit yang disebabkan pencemaran air, serta tingginya potensi kecelakaan kerja di sektor perkebunan maupun pertambangan. Di sisi lain, layanan kesehatan yang tersedia masih terbatas, terutama dalam hal fasilitas rawat inap dan instalasi gawat darurat yang seharusnya dapat memberikan penanganan cepat dan optimal bagi masyarakat.
Urgensi Peningkatan Puskesmas
      Puskesmas di Kecamatan Angsana perlu ditingkatkan menjadi Puskesmas rawat inap agar pelayanan kesehatan lebih cepat dan menyeluruh. Pengembangan ini mencakup penambahan laboratorium, instalasi gawat darurat, ruang rawat inap, serta tenaga medis yang kompeten, sehingga mampu merespons permasalahan kesehatan akibat aktivitas ekonomi setempat secara lebih optimal.
Analisis Ekonomi Lingkungan
      Pengembangan Puskesmas Angsana perlu memperhatikan prinsip keberlanjutan. Pengelolaan limbah medis harus dilakukan dengan baik agar tidak mencemari air, tanah, maupun udara. Efisiensi energi juga penting, misalnya melalui penggunaan panel surya dan sistem hemat listrik. Selain itu, tata ruang harus direncanakan tanpa merusak lahan produktif atau daerah resapan. Dari sisi biaya-manfaat, investasi ini memberi keuntungan sosial besar, seperti meningkatnya produktivitas, berkurangnya biaya berobat ke luar daerah, serta membaiknya kualitas hidup masyarakat.
Dampak Sosial Ekonomi
      Peningkatan fasilitas Puskesmas Angsana akan memberikan pengaruh positif yang signifikan. Dari aspek sosial, masyarakat dapat memperoleh layanan kesehatan dengan lebih cepat dan mudah, sehingga angka kesakitan menurun sekaligus meningkatkan kualitas kesehatan. Kondisi ini turut mendorong produktivitas penduduk, terutama kelompok usia produktif. Dari aspek ekonomi, keberadaan Puskesmas yang lebih lengkap membuka kesempatan kerja baru bagi tenaga medis maupun tenaga pendukung. Dengan demikian, pembangunan ini tidak hanya berfokus pada pelayanan kesehatan, tetapi juga berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan.
KESIMPULAN
Peningkatan dan pembangunan Puskesmas Angsana di Kabupaten Tanah Bumbu sangat penting dilakukan untuk menghadapi persoalan kesehatan yang muncul akibat aktivitas dominan di sektor pertambangan dan perkebunan. Pertambahan penduduk usia produktif serta tingginya kasus penyakit pernapasan, penyakit kulit, dan risiko kecelakaan kerja menjadikan ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai, cepat, dan berkualitas sebagai kebutuhan utama.
Dengan mengintegrasikan pendekatan ekonomi lingkungan, pembangunan Puskesmas tidak hanya menitikberatkan pada pelayanan medis, tetapi juga pada aspek keberlanjutan. Hal ini mencakup pengelolaan limbah medis secara aman, penggunaan energi yang efisien, serta penataan ruang yang tetap menjaga kelestarian lingkungan. Melalui studi kelayakan yang menyeluruh dari sisi teknis, sosial, ekonomi, dan lingkungan, Puskesmas Angsana diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, meningkatkan produktivitas masyarakat, serta berperan sebagai sarana pembangunan yang mendukung kesejahteraan sekaligus pelestarian lingkungan hidup.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI