Mohon tunggu...
Suci Santy Risalah
Suci Santy Risalah Mohon Tunggu... Risalah Husna

Love kids, writing and coffee. English Bachelor. Love mountain and sea.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Gizi Seimbang dan Makanan Fortifikasi Untuk Cegah Anemia Defisiensi Besi Pada Anak

7 Agustus 2025   23:40 Diperbarui: 7 Agustus 2025   23:40 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Talkshow Kesehatan dalam Rangka Hari Anak Nasional (dokumentasi pribadi)

Sebagai ibu yang masih punya balita, saya cukup concern soal pemenuhan gizi anak. Setiap hari, selalu mengusahakan diri untuk masak. Seringnya lauk sederhana tapi saya usahakan bisa memenuhi kebutuhan gizi mereka. Menu beragam dan seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, serat, dan vitamin lainnya.

Apa sih yang dimaksud dengan gizi seimbang itu?

Gizi seimbang adalah asupan yang cukup secara kuantitas, kualitas, serta mengandung beragam zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Tujuannya, agar kesehatan terjaga dengan baik. Untuk anak yang masih dalam masa pertumbuhan, gizi seimbang diperlukan untuk mendukung aktivitas mereka. Yang tak kalah penting, agar tumbuh kembang anak menjadi lebih optimal.

Zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh, dibagi menjadi 3 jenis, diantaranya; zat gizi penghasil energi (karbohidrat), zat gizi pembangun sel (protein), dan zat gizi pengatur (air, mineral, dan vitamin). 

Pentingnya gizi seimbang ini tidak hanya menjadi concern para ibu, tapi komunitas, lembaga, hingga pemerintah pun ikut menunjukkan kepeduliannya. Di puskesmas atau posyandu, para petugas kesehatan dan kader rutin memberikan edukasi, tentang pentingnya gizi seimbang. Saat ini, yang menjadi concern pemerintah adalah pencegahan stunting pada anak. Perlu digarisbawahi, yang menjadi concern pemerintah adalah pencegahan. Jadi, upaya yang dilakukan adalah edukasi tentang bagaimana mencegah anak dari mengalami defisiensi zat besi, yang menjadi penyebab terjadinya stunting.

Selasa (6/8) kemarin, saya mengikuti talkshow dalam rangka Hari Anak Nasional di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Tema yang diangkat adalah Pentingnya Makan Bergizi dan 'Fortifikasi Untuk Cegah Anemia Pada Anak'. Talkshow ini menjadi bagian dari rangkaian acara yang diadakan oleh Fatayat Nahdatul Ulama (NU) berkolaborasi dengan KemenPPPA dan Nutrisi Keluarga. Acara ini turut dihadiri oleh Menteri PPPA, Afifah Fauzi.

Margaret Aliyatul Maimunah, selalu Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU mengatakan kalau Fatayat NU memiliki peran yang strategis, dalam isu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Beberapa program yang sejalan dengan isur tersebuta juga sudah rutin diadakan. Sepertinya pemberian tablet tambah darah gratis bagi remaja putri, pemeriksaan kesehatan, hingga edukasi bagi masyarakat tentang bahaya stunting.

Narasumber yang dihadirkan dalam talkshow, diantaranya : 

1. dr. Lovely Daisy MKM, Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes RI 

2. dr. Agnes Tri H, Sp. A

3. Rr Edah Sri Rezeki, S.E, Assisten Deputi Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pemenuhan Hak Anak Wilayah III

Apa Itu Anemia Defisiensi Besi (ADB)?

Mungkin kita sudah familiar dengan istilah stunting, tapi belum terlalu paham apa itu Anemia Defisiensi Besi. Menurut dr. Agnes, ADB adalah sumber dari terjadinya stunting. Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan zat besi dalam tubuh. Zat besi merupakan mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi hemoglobin, protein yang membawa sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika tubuh kekurangan zat besi, maka produksi hemoglobin akan terganggu.

ADB bisa berbahaya jika tidak ditangani secara serius. Masalah kesehatan yang bisa timbul yang disebabkan oleh ADB diantaranya maslaah pada jantung, masalah pada kehamilan dan bayi, serta gangguan pertumbuhan pada anak.

Dr. Agnes menambahkan, zat besi penting bagi ibu hamil. Akan sangat berisiko jika ibu hamil kekurangan zat besi. Karena akan memengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Ibu hamil membutuhkan zat besi agar pertumbuhan janin menjadi lebih sempurna. Zat besi juga dibutuhkan untuk perkembangan otak janin. Itulah kenapa, ibu hamil yang mengalami ADB, bisa melahirkan anak yang berisiko stunting. Ibu yang mengalami anemia, akan melahirkan anak yang nantinya akan mengalami anemia juga. Jadi, memang sangat serius soal pemenuhan zat besi ini.

Dr. Lovely Daisy, menyampaikan agar para orang tua concern dalam memenuhi gizi seimbang pada anak-anak. Prinsip gizi seimbang adalah makanan yang beragam. Setidaknya ada 5 kelompok makanakan yang harus dikonsumsi setiap hari. Lengkap ada karbohidrat seperti nasi, sayur, dan buah. Biji-bijian atau kacang-kacangan juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat besi. 

Anak perempuan, ibu hamil, perlu banyak mengkonsumsi zat besi agar terhindar dari ADB. Banyak jenis makanan yang tinggi zat besi yang bisa dengan mudah kita jumpai, seperti bayam, daging merah, unggas, ikan, makanan laut, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayur berwarna hijau gelap. 

Cegah Anemia Defisiensi Besi dengan Makanan Beragam dan Gizi Seimbang 

Sepeti yang saya tuliskan di awal, bahwa concern pemerintah adalah pencegahan stunting. Makanya, antisipasi atau upaya yang dilakukan adalah fokus pada kesehatan remaja putri dan ibu hamil. Keduanya punya peran penting dalam menciptakan generasi bebas stunting.

Pemerintah dalam hal ini, Kementerian Kesehatan yang juga bekerjasama dengan masyarakat, fokus memberikan edukasi tentang bahaya stunting. Anak stunting bukan sekadar bertubuh pendek, tapi biasanya diikuti dengan kekurangan lain, seperti memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Oleh karenanya, pemenuhan gizi lewat makanan beragam dan seimbang sangat diperlukan, untuk mencegah stunting.

Tidak harus makanan mahal demi memenuhi gizi seimbang, tapi yang diperlukan adalah beragam. Kacang-kacangan memiliki kandungan tinggi zat besi, jadi bisa dimanfaatkan untuk upaya pencegahan ADB yang berjuang pada stunting. Jika diperlukan, bisa menggunakan makanan fortifikasi dengan memenuhi gizi yang dibutuhkan. Fortifikasi adalah penambahan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) untuk meningkatkan nilai gizinya dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Jenis pangan fortifikasi bisa dijumpai dalam tepung terigu, minyak goreng, garam yodium, susu, sereal, roti , yogurt, atau minuman sari buah.

Jadi, jangan anggap remeh soal zat besi ini. Karena kekurangan unsur ini, akan mengakibatkan banyak masalah kesehatan kedepannya. Penuhi gizi anak-anak dan usahakan untuk memberikan beragam makanan, agar tumbuh kembangnya menajdi lebih baik dan optimal. Sehingga, anak-anak bisa terbebas dari stunting.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun