Mohon tunggu...
RISA AKHWATUN
RISA AKHWATUN Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Matematika 2018

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berbagi Ilmu Bersama Peserta Didik dan Guru

1 Agustus 2021   12:33 Diperbarui: 1 Agustus 2021   12:55 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto  saat kegiatan pembelajaran di kelas.

Pagi itu, pukul 07.00 WIB saya bersiap berangkat ke sekolah dasar yang berada di pelosok kota, Pelosok, tetapi kota? mungkin terdengar agak aneh bagi yang belum mengetahuinya. Betul, letak sekolah ini memang cukup berjarak dari pusat perkotaan tetapi masih masuk wilayah kota. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk melaju kesana. Selain itu jalanan yang dilewati terbilang rusak dan berkelok. Namun terbayarkan dengan suasana indahnya hamparan persawahan yang ada pada daerah tersebut.

Sesampainya di sekolah, sambutan hangat, sopan, dan senang langsung diberikan oleh peserta didik yang sudah terlebih dahulu sampai disana. Mereka terlihat tidak sabar untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Setelah bersalaman dan bersapa dengan guru-guru yang ada di kantor, saya bergegas masuk ke dalam kelas. Saya mulai menghubungkan kabel proyektor dengan notebook. Selagi menghubungkan kabel tersebut, saya dan peserta didik saling melempar pertanyaan untuk memecah suasana. Tidak lama, munculah layar terang menampilkan gambar di papan tulis. Hal tersebut membuat ekspresi keingintahuan yang tinggi akan sesuatu dari wajah para peserta didik kelas V. Mereka langsung bertanya, bagaimana tampilan yang ada pada notebook dapat muncul di papan tulis? Bagaimana cara untuk mengoperasikan notebook tersebut agar bisa menampilkan layar yang dikeluarkan oleh proyektor?

Saya menjelaskan sedikit bagaimana cara mengoperasikannya sebelum memulai pembelajaran dan berjanji akan melanjutkan penjelasan kembali setelah kegiatan pembelajaran selesai. Pembelajaran dimulai. Materi yang disampaikan yaitu bangun ruang. Materi saya siapkan dalam bentuk media Power Point yang telah didiskusikan sebelumnya bersama wali kelas V. Siswa terlihat senang karena materi yang disampaikan berbeda dengan biasanya. Visualisasi beberapa gambar dari bangun ruang yaitu kubus, balok, limas, dan lain-lain, serta perpaduan antara warna dan tulisan yang dinamis membuat peserta didik dapat menyimak materi dengan baik. Siswa aktif bertanya dan berebut untuk mengerjakan soal yang diberikan. Di akhir pembelajaran, karena rasa keingintahuan siswa yang belum terpuaskan, mereka mencoba mengotak-atik notebook, mencoba mengetik pada Microsoft Power Point dan Microsoft Word juga mencoba untuk menghidupkan dan mematikan notebook serta memperhatikan bagaimana cara memasang kabel proyektor.

Cerita pengalaman di atas, sedikit mengisyaratkan bahwa masih banyaknya keterbatasan mengenai penggunaan teknologi khususnya dalam dunia pendidikan terutama sekolah-sekolah yang berada di pelosok suatu daerah. Hal tersebut dibenarkan oleh pendapat Bastudin (2020) bahwa terdapat beberapa kendala yang dihadapi guru dalam memanfaatkan teknologi, yaitu kurangnya sarana yang mendukung seperti laptop atau komputer, infokus, internet, juga kendala pada teknis guru dalam mengoperasikan sumber teknologi yang ada. Tentunya, hal tersebut berakibat pada kurangnya ketersediaan media berbasis teknologi yang dikembangkan sendiri oleh guru (Arifin dalam Bastudin, 2020).

Sebagai salah satu bentuk upaya untuk merealisasikan "keadilan sosial" khususnya dalam ranah pendidikan, pemerintah melalui Kampus Merdeka mengadakan program Kampus Mengajar. Kampus Mengajar merupakan suatu program yang diadakan oleh KEMDIKBUD RI di tahun 2021 yang bertujuan untuk mendampingi guru-guru Sekolah Dasar yang berada di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) untuk mengejar ketertinggalan dalam kegiatan pengajaran, administrasi sekolah, dan adaptasi teknologi dimasa pandemic Covid-19 saat ini .

Selain kewajiban pemerintah untuk memfasilitasi terselenggaranya proses pembelajaran yang baik di daerah 3T, menjadi peran kita sebagai mahasiswa untuk bisa ikut berbagi ilmu dan pengalaman kepada saudara-saudara kita di sana, sebagai wujud impelementasi "Khoirunnas Alfauhum Linnas" bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat bermanfaat bagi manusia lainnya.

Referensi:

  • Bastudin. (2020). Hambatan Utama Penggunaan TIK dalam Pembelajaran dan Strategi Mengatasinya: LPMP Sumsel.
  • Livingstone, S. (2012) "Critical reflections on the benefits of ICT in education", Oxford Review of Education, Vol.38 No. 1, pp. 9-24.
  • Nikolopoulou, K. and Gialamas, V. (2016) "Barriers to ICT use in high schools: Greek teachers' perceptions", Journal of Computers in Education, Vol. 3 No. 1, pp. 59-75.

(Risa Akhwatun Solihah, Mahasiswi PMAT Universitas Ahmad Dahlan).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun