Mohon tunggu...
Riri Satria
Riri Satria Mohon Tunggu... profesional -

Meminati topik manajemen strategis, ekonomi digital dan kreatif, serta teknologi informasi | penyuka puisi dan sastra pada umumnya | Admin pada komunitas Dapur Sastra Jakarta | Founder and CEO pada Value Alignment Group, sebuah lembaga konsultan dan riset bidang manajemen dan organisasi | Dosen Program Magister Teknologi Informasi Universitas Indonesia dan Magister Manajemen PPM | sedang menempuh pendidikan Doctor of Business Administration (DBA) pada Paris School of Business di Paris, Perancis | lahir di Padang - Sumatera Barat tanggal 14 Mei 1970

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hijrah

10 Juli 2017   02:04 Diperbarui: 12 Juli 2017   22:04 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prinsipnya adalah pikirkan -- tuliskan -- sebarkan -- diskusikan -- amalkan. Dari penerapan atau pengamalan ilmu kita kembali diajak untuk berpikir dan akhirnya mendapatkan pelajaran baru.

Jika siklus ini terjadi, maka kita akan terhindar dari jebakan zona nyaman.

Apakah kita tidak boleh nyaman, senang, dan bahagia? Tentu saja boleh .. lucu juga kali ya kalau hidup ini tidak merasakan kenyamanan dan kebahagiaan .. yang perlu kita waspadai apabila hal ini akan menjebak kita dan membuat terlena. Inilah yang dimaksud dengan jebakan zona nyaman.

Jim Collins, seorang pakar manajemen, pernah melakukan penelitian tentang perusahaan-perusahaan raksasa di dunia yang sebelumnya dianggap tidak akan pernah kolaps, tetap ternyata akhirnya tumbang atau kolaps juga.

Hasil riset empiris yang dilakukan beberapa tahun oleh Jim Collins seperti yang diuraikan dalam bukunya yang berjudul How the Mighty Fall (terbit 19 Mei 2009). Intinya, perusahaan-perusahaan besar tersebut terperangkap ke dalam zona nyaman dan merasa jumawa alias takabur. Akhirnya, bisa kolaps juga.

Hasil riset Jim Collins menunjukkan adanya kesamaan pola dari para perusahaan raksasa yang pernah sukses, tetapi berikutnya tumbang. Dia menguraikan pola itu dalam lima tahap kehidupan perusahaan menjelang kejatuhan.


Apa yang menarik? Ternyata tiga tahap awal sama sekali tidak menunjukkan aura kejatuhan, melainkan penuh dengan aura kesuksesan dan perusahaan terjebak dalam zona nyaman. Tetapi rupanya ada suatu bahaya yang perlahan-lahan menghampiri dan dia akan mencekik perusahaan itu pada tahap ke-4 dan membunuhnya pada tahap ke-5! ... and the mighty fall!

Jika perusahaan raksasa bisa mengalami situasi seperti itu, apalagi perusahaan kecil, apalagi diri individu kita yang biasa-biasa saja. Memang jebakan zona nyaman ini sangat berbahaya.

Kembali ke makna "hijrah" atau berubah ke arah yang lebih baik .. pesannya adalah jangan menolak perubahan ke arah kebaikan, jangan terjebak ke dalam zona nyaman, selalu mengembangkan diri, selalu mawas diri, dan jangan pernah berhenti menyukuri apa yang sudah diperoleh ..

Tulisan ini adalah renungan buat diri saya sendiri .. dan siapa pun yang membacanya dengan paradigma terbuka ..

Salam
Riri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun