Mohon tunggu...
Nurmarinda Dewi Hartono
Nurmarinda Dewi Hartono Mohon Tunggu... Freelancer - Ririn Marinda

Pendiam di dunia nyata, Menghanyutkan dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berbincang tentang Moral Masa Kini, Masih Pantaskah Pemuda Menjadi Tumpuan Harapan?

19 Maret 2020   20:18 Diperbarui: 23 Maret 2020   12:07 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dialektikanusantara.com

Menyoroti beberapa kasus belakangan ini  yang banyak dibintangi oleh generasi muda, maka pertanyaan yang muncul adalah bagaimana nasib bangsa kita di tangan mereka 20 tahun yang akan datang? Anak usia 15 tahun sudah bisa membunuh tanpa rasa bersalah. Siswi SMA dilecehkan oleh senior laki-lakinya. Beredarnya video asusila oleh siswa MTs. Dan sederet kasus bullying yang menyebabkan korban cacat, tewas, bahkan bunuh diri. Entah besok ada berita apa lagi. 

Tulisan ini tidak bermaksud memberi kesan pesimis yang berlebihan. Tidak juga menunjukkan bahwa si penulis sudah mampu membawa masa depan cerah bagi bangsa ini. Hanya saja sebuah bentuk keresahan sebagai salah satu kaum mudi dengan beredarnya berita yang semakin hari menggelitik nurani. Jika dahulu isu tentang generasi muda adalah tawuran dan narkoba, maka saat ini jauh daripada itu. Bahkan sudah keluar dari nalar akal sehat.

Kita tidak dapat memungkiri bahwa salah satu penyebab yang paling besar adalah kecanggihan teknologi informasi. Kita tidak dapat menolak atau mengindari teknologi walaupun sebagai pengguna kita belum siap untuk menghadapi semuanya. Bangsa kita belum sepenuhnya dewasa dalam menyikapi perkembangan begitupula dengan mereka yang bergelar 'millenial'. Bangga dengan seperangkat alat canggih yang dimiliki, seolah dunia ada di genggamannya. Namun tak sadar sebenarnya sedang dibodohi dan diperbudak olehnya. 

Adalah hal yang wajar jika anak muda itu nakal karena mereka masih dalam tahap pencarian jati diri. Mereka mengeksplorasi nilai-nilai di sekitar, dan seringkali mempertanyakan hal-hal yang terlarang. Namun, apabila kenakalan itu dalam konteks yang ekstrim apakah masih bisa disebut wajar ? Anak bermain dengan kriminalitas, tentu saja ada kekacauan yang tengah terjadi di tengah-tengah kita. 

Meskipun tidak sedikit kaum muda yang mengharumkan citranya lewat segudang prestasi. Ya, kita tidak boleh hanya melihat pada satu sisi. Tapi mari kita lihat mana yang paling banyak berita  tentang prestasi atau degradasi (moral)?

Moral. Kata ini tentu tidak asing dan masih membekas dalam ingatan kita. Tapi apakah moral sudah menjadi hal yang dijunjung dalam hidup setiap orang ? Belum tentu. Anak-anak tak berdosa itu melakukan hal yang menyimpang karena mereka belum memahami arti moral. Mereka buta tenatng sebuah nilai yang pada hakikatnya terdapat dalam hati kecil kita masing-masing. 

Moral menurut Hurlock (1990) adalah sopan santun, kebiasaan, adat istiadat dan aturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Pada definisi ini moral disandingkan dengan 'anggota suatu budaya'. Artinya bahwa sebagai suatu masyarakat yang berbudaya tentunya memiliki moral. Moral juga disamakan dengan sopan santun dan adat istiadat. Hal ini berarti bahwa moral menyatu dengan adat istiadat dalam suatu kelompok masyarakat. 

Bangsa kita sendiri tidak jauh dari budaya dan adat istiadat bahkan penuh. Seharusnya kita malu apabila dengan kekayaan budaya yang kita miliki ini tidak dapat mencetak generasi yang bermoral hingga di tahun 2020. Maksud saya bukan gagal, tetapi adanya masalah yang fundamental sehingga terjadi kemunduran. 

Masalah yang fundamental inilah yang saat ini kita hadapi, yaitu pergeseran gaya hidup. Cerita masa muda ibu dan bapak kita sangat berbeda dengan kehidupan anak muda saat ini. Dari hal kecil saja dalam pergaulan dengan lawan jenis, dahulu laki-laki dan perempuan masih memiliki jarak dan batas. Saat ini pergaulan semakin bebas dan perempuan seakan tidak punya harga diri lagi di hadapan laki-laki. Begitu juga dengan jenis permainan. Dahulu anak muda masih memainkan permainan yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan melatih kecerdasan. Saat ini anak muda hanya fokus kepada kehidupan di dunia maya, mengikuti tren terbaru padahal tak sesuai dengan usianya. 

Dengan kenyataan tersebut bagaimana dampaknya dengan perkembangan moral ? Sebelum menjawab kita pelajari terlebih dahulu teori perkembangan moral menurut Kohlberg.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun