Mohon tunggu...
Rio Wibi Sumiyarno
Rio Wibi Sumiyarno Mohon Tunggu... Saya berprofesi sebagai guru

saya memiliki hobi menulis dengan konten bertemakan pendidikan, sejarah, wisata, atau tentang pengalaman pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Sarekat Islam Sebagai Salah Satu Organisasi Pelopor Pergerakan Nasional

20 Februari 2025   23:41 Diperbarui: 20 Februari 2025   23:35 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Dokumen pribadi

 

Kini Kartosuwiryo membuat PSII marah setelah ia menulis sebuah brosur yang ditulis sebanyak dua jilid tentang hijrah tanpa terlebih dahulu membicarakanya dengan Abikusno Cokrosuyoso. Oleh sebab itu, ia menolak untuk memberhentikan terbitan surat kabar itu. Ternyata dia telah mendapatkan dukungan di beberapa cabang PSII di Jawa Tengah. Oleh karena itu Kartosuwiryo dan beberapa anggota cabang PSII di pecat dari partai pada tahun 1939. Pada bulan Januari 1940 dilaksanakanlah kongres di Palembang. Dalam kongres tersebut memutuskan bahwa menyetujui pemecatan terhadap Kartosuwiryo. Pemecatan terhadap Kartosuwiryo dilakukan dengan alasan bahwa Kartosuwiryo dengan kawan-kawanya terhadap menyatakan bantahanya dengan cara pandang yang dinilai kurang baik terhadap tindakan PSII yang bergabung dengan GAPI.

 

Setelah dipecat dari PSII, Kartosuwiryo mendirikan oposisi intern pada tahun 1940 yaitu pertahanan kebenaran PSII yang pada tanggal 24 Maret 1940 mengadakan sebuah rapat umum di daerah Malangbong. Di dalam rapat tersebut telah dijelaskan bahwa akan dilaksanakan politik hijrah yang dilaksanakan secara kukuh. Selain itu juga diputuskan bahwa akan mengadakan sebuah "sufah" yakni sebuah badan yang bertugas untuk mendidik menjadi seorang pemimpin yang ahli. Inilah berdirinya PSII yang kedua yang mana nama dan bendera PSII tetap dipakai. Partai ini juga memiliki anggaran dasar yang sama. Hanya saja hijrahnya yang harus dilakukan secara keras. Kelompok ini sudah menunjukan cita-cita teokratis Islam yang suatu saat nanti akan menjadi dasar perjuangan Darul Islam yang dilakukan oleh Kartosuwiryo. Akan tetapi, kesempatan kedua partai tersebut untuk berkembang tertutup karena adanya keadaan perang. Pada tanggal 10 Mei 1940 karena adanya keadaan darurat maka berakhir sudah riwayat kedua partai tersebut di bidang politik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun