Mohon tunggu...
Nova Rio Redondo
Nova Rio Redondo Mohon Tunggu... #Nomine Best Student Kompasiana Award 2022

Mahasiswa Teknologi Informasi UIN Walisongo Semarang. Personal Blog: novariout.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengulas Rasa dengan Nyali Tanpa Menyakiti

14 Maret 2025   14:59 Diperbarui: 14 Maret 2025   14:59 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bukan seorang food reviewer profesional. Bahkan, bisa dibilang saya jarang sekali mengulas makanan. Apa lagi membagikan ulasan makanan, saya hampir tidak pernah melakukan hal itu.

Bagi saya, jika sebuah hidangan enak, saya akan menikmatinya dalam diam. Jika kurang sesuai selera, saya lebih memilih mengingatnya tanpa perlu mengumbarnya ke publik.

Namun, di era digital seperti sekarang, saya sadar bahwa satu ulasan saja bisa berdampak besar. Ada restoran yang dulunya ramai, tiba-tiba sepi setelah ada satu ulasan negatif viral? Atau sebaliknya, ada makanan biasa saja yang mendadak booming hanya karena review seseorang yang berpengaruh?

Di sinilah saya mulai berpikir, bagaimana cara mengulas makanan dengan jujur tapi tetap menghormati usaha orang lain?

Jujur Bukan Berarti Menyakiti

Ada anggapan bahwa untuk menjadi reviewer yang dipercaya, seseorang harus blak-blakan dan apa adanya. Saya setuju bahwa kejujuran adalah kunci, tapi jujur tidak harus menyakiti.

Ada cara untuk menyampaikan pendapat tanpa menjatuhkan. Misalnya, jika food reviewer mencicipi sebuah makanan yang ternyata tidak sesuai ekspektasi, mungkin lebih baik berkata:

"Rasanya lebih ringan dibanding yang saya bayangkan, cocok untuk yang tidak suka makanan terlalu berbumbu."

Daripada langsung mengatakan: "Bumbunya hambar, sama sekali tidak terasa."

Dalam dunia kuliner, rasa itu subjektif. Yang menurut saya kurang berbumbu, bisa jadi justru pas di lidah orang lain. Yang menurut saya terlalu manis, mungkin bagi orang lain adalah definisi sempurna dari hidangan penutup.

Jadi, saat mengulas makanan, penting untuk memberi ruang bagi perspektif lain. Hal itu sering saya alami sendiri saat mencicipi makanan yang ibu saya hidangkan, setiap penghuni rumah memiliki prespektifnya sendiri.

Objektif dalam Menilai, Hindari Perbandingan Berlebihan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun