Mohon tunggu...
Rio Muqni
Rio Muqni Mohon Tunggu... lainnya -

man wish for simple things

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta yang Mahal

10 Juni 2012   09:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:09 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Entah orang yang bagaimana dan seperti apa yang mereka sebut-sebut pejuang cinta. Aku sungguh-sungguh tak mengerti akan kisah-kisah yang banyak terpapar di layar kaca itu dengan menyuguhkan beragam kisah cinta yang kadangmengharuhkan ,dan kadang pula menyedihkan. Namun semua itu rasanya bagai terlalu palsu di hadapan cintaku.

Bahkan kisah Siti Nurbaya yang melegenda itupun tak dapat membantuku, sungguh aku tak mengerti mengapa adat seperti ini harus ada dalam sukuku.Apa mereka tak mengerti perasaan orang-orang yang telah mereka mentalkan dengan semena-mena? Ahh..rasanya begitu mahal dan disengaja.

Sudah enam tahun Aku dan Dia menjalin hubungan, yaitu saat kami berdua masih berada di bangku kelas dua SMA. Aku adalah seorang lelaki yang sangat menghargai kehormatan dan kesucian seorang wanita, karena itu tak pernah sekalipun aku menyentuhnya.Bahkan seingatku ciuman tidak pernah sampai kebibir kami lakukan. Dia tahu aku sangat mencintai dia dan begitupun sebaliknya karena itu kami saling menghormati satu sama lain, karena itu kami pernah berjanji untuk tidak melakukan hubungan suami-istri sebelum kami jadi suami-istri. Tidak seperti kebanyakan anak muda atau anak muda sebayaku yang sudah mau coba-coba melakukan hal seperti itu sehingga terjadilah yang namanya kecelakaan.Yang di salahkan bukanlah siapa-siapa tapi mereka berdualah yang sepatutnya disalahkan karena telah melanggar peraturan orang tua mereka atau bahka Agama mereka, dan tentu saja yang selalu saja tersakiti bila kejadian seperti itu terjadi adalah yang wanita.

Karena itu aku selalu berusaha untuk tidak memikirkan untuk hal yang macam-macam ketika sedang bersama dengannya. Aku hanya berpikir bahwa aku sangat cinta dan sayang kepadanya maka tidak akan pernah aku sakiti. Walaupun begitu hubungan kami tidak pernah rasanya membosankan, aku dan dia adalah orang yang suka bercerta, dua manusia yang suka ngobrol.

Para pakar hubungan selalu mengatakan bahwa komunikasi antar pasangan adalah penting. Memang mereka sangat benar karena hubungan kami tidak akan pernah membosankan saat kami saling bercerita, selalu saja ada bahan obrolan untuk dicerita oleh kami. Diketawakan bersama ataupun ditangisi bersama.

Namun saat itu tiba-tiba saja berubah ketika orang tuanya memanggilku datang kerumahnya membicarakan masalah hubunganku dengan dia lebih lanjutnya. Aku tahu bahwa hari seperti ini akan datang namun entah mengapa rasanya aku belum siap, dank arena itu aku sedikit ketakutan. Aku belum siap bukan karena aku belum siap namun saat orang tuanya memanggilku untuk membicarakan tentang pernikahan aku lansung teringat oleh kata-kata beberapa temanku yang pernah berkomentartentang aku dan dia.

“bukankah pacarmu yang namanya Putri anak kedokteran?”Tanya seorang teman kerjaku.

“ia mang napa?”

“wahh…hoki sekali bisa punya pacar secantik itu, kenal di mana n dah brapa lama jalan?” tanya temanku yang rasanya bagaikan wartawan itu.

sejak SMA n sudah 6 tahun saya jalan sama dia, eh lagipula kok kau bisa tau?”gerutuku yang sedikit agak kesal.

“loh.. kaukan pernah bilang nama pacarmu itu dan sekarang kuliah di fakultas kedokteran, kau lupa yah kalau saya juga kuliah di universitas yang sama, walaupun fakultasnya beda tapi saya tau muka pacarmu itu, hati-hati loh dia banyak yang naksir…”

“ah..tapi sepertinya sudah tidak ada harapan lagi deh soalnya kau sudah ambil ancang-ancang duluan, ia ga?” lanjutnya seakan sedang meledekku.

“apa maksudmu?”tanyaku yang semakin geram dan kesal karena eksperesinya yang menjengkelkan itu.

“halahhh…nda usah bohong…kau pasti sudah ehem-ehemmm…sama dia kan,secara sudah 6 tahun?”

“sembarang kau ini,saya tidak pernah seperti itu. Selama saya pacaran sama dia tidak pernah saya lewati batas.hati-hati kau kalau bicara!”sanggahku, dan hampir saja temanku ini kupukul kalau bukan karena aku bisa menahan amarahku dan kalau dia bukan orang baru di sini.

“eiiitss eiiits…santai bro santaii…saya tidak ada maksud apa-apa, saya cuman mau bilang hati-hati. Cewekmu itu cantik dan lagi dia itu S1 kedokteran, cowok mana yang tidak mau, apa lagi ortunya pasti pasang harga tinggi untuk anaknya, mending kau kau ambil ancang-ancang saja, atau kalau tidak buat kecelakaan saja, takutnya nanti kau di tinggaa,,,..”

Sebelum kalimatnya habis pukulanku telah melayang duluan dibibirnya.Perkataannnya itu sungguh membuatku naik pitam.

“siapa dia bisa bicara seenaknya? Sok tau!” pikirku dalam hati setelah berhasil membuatnya terselungkup kelantai.

Namun karena emosiku waktu itu maka aku harus mencari pekerjaan lain karena tentu saja aku harus dikeluarkan karena keramaian itu.

“ah gampang nyari pekerjaan seperti itu” ocehku saat ditanya oleh teman dan keluargaku.

Memang tidak susah mencari pekerjaan di mall, pasalnya untuk pekerjaan di mall aku sudah melanlang buana sampai ke jawa. Yahh tamat SMA aku lansung saja mencari pekerjaan karena bagiku rasanya akan sulit untuk kuliah karena kemampuan orang tuaku mungkin tidak akan sampai ketahap itu. Karena itu aku memutuskan untuk masuk kedunia kerja. Dan waktu itu selepas SMA aku ditawari oleh tetangga kerjaan di salah satu outlet di mall Makassar. Kerja sebagai SPB di mall menjadi sesuatu yang cukup menyenangkan juga, gaji yang lumayan ditambah dengan jam kerja yang hanya 8 jam dan 1 jam istirahat membuatku menjadi ketagihan dan akhirnya telah menjadi seorang sudah lumayan cukup lama di mall walaupun beberapa kali harus dipindahkan dan membuatku harus membiasakan diri dengan kota baru yang kutempati itu. Namun itu semua cukup menyenangkan bagiku dank arena di kota-kota lain tidak pernah aku tinggal lama.Paling cuman 6 bulan atau kurang.

Namun biar bagaimanapun pekerjaanku ini bukanlah pekerjaan yang diinginkan oleh ortu pacarku itu.Dan itupun aku tau ketika mereka berbicara masalah tentang pernikahan itu.

“begini nak..bukannya saya melarang kamu dan Putri pacaran tapi sepertinya sudah saatnya kalian akhiri masa pacaran yang lama itu. Bukan tidak menyetujui pacaran lama, bukan. Tapi sebaiknya kalau bisa kau lamar anakku itu secepatnya. Soalnya kalu cepat menikah saya dan mamanya Putri mau gendong bayi, kau tau kan Putri itu anak tunggal.” Kata bapaknya putri ketika saya datang atas panggilannya, walaupun ini tanpa sepengetahuan Putri.

“ia pak.Insyaallah saya usahakan”jawabku yang merasa senang dan sangat tersanjung ketika disuruh cepat-cepat menikah dengan Putri. Memang itulah keinginan kami pikirku.

“oh ia nak, bapa dan mamanya Putri sudah berbicara tentang ‘Uang Panai’ yaitu sebesar 100jt rupiah bisa?, kau tahukan Putri sudah saya sekolahkan tinggi-tinggi dan akhirnya kuliah kedokteran. Jadi jangan kau anggap kami ini matrealistis tapi sekedar menghargai apa yang saya dan mamanya Putri telah lakukan”

“ia pak saya ngerti” jawabku dengan sangat terpukul walaupun aku berusaha menahan itu semua di depan ortu Putri.

Dan akhirnya percakapan kamipun selesai dengan tidak menyenangkan dipihak saya sediri.Semua yang di katakana ayah Putri saat itu hanya bisa kujawab dengan kepala tertunduk, senyum palsu, dan jawaban “ia” yang ikhlas namun palsu.

“Bagaimana tidak palsu, bahkan saya menjadi seorang supervisorpun akan sangat lama mendapatkan uang sebanyak itu” gerutuku dalam hati setelah percakapan itu.

Kenapa bisa sangat mahal? Dan itulah yang terus kupikirkan dan kupertanyakan sampai saat aku dan Putri harus berpisah karena perjodohan Putri dengan orang lain, tentu saja orang yang mampu membayar 100jt itu.

Ah sungguh tragis kisah cintaku yang menghabiskan waktu 6 tahun yang harus dilengkapi dengan harga yang mahal yaitu 100jt. Aku memang tau akan adat suku bugis-makassar ini terbilang langka. Hanya arab yang seperti ini namun aku ingat ketika temanku yang baru saja menikah tahun lalu hanya dengan 10jt ‘uang panai’ yang dia pakai. Kenapa aku mesti mahal?

Kenapa yang dikatakan teman kerjaku waktu itu benar?.Apa karena status dan gelar Mahasiswa yang dia dapat menjadikannya jadi lebih mahal?? Ah sungguh tak bisa kumengerti.

Aku ingat ketika temanku sedang bercerita tentang kebudayaan Arab Saudi yang hampir sama dengan Makassar. Dia mengatakan bahwa di Arab lebih parah bila seorang lelaki yang hendak menikah mesti memiliki sebuah rumah sendiri atau tepatnya rumah pribadi yang di belinya sendiri.

Sedangkan di padang malah berbeda, lelaki bisa bersantai karena semua biaya yang ditanggung itu akan berasal dari sang wanita, namun ketika berpisah semua yang dimiliki akan diambil kembali oleh wanita.Bahkan temanku juga bercerita tentang orang jawa yang hanya dengan cinta walaupun modal 500ribu rupiah kita masih bisa menikah asalkan ikhlas dan niat.

Sedangkan kisahku adalah suatu ironi yang sangat memilukan.Kadang aku menyesali perbuatan terlarang yang mungkin seharusnya kujadikan sebuah tali kekang buat Dia dan keluarganya, kadang pula aku menyesali keberadaan kebudayaan yang seperti ini. Bukannya menghina tapi mungkin karena adat seperti inilah ‘Kecelakaan’ dikalangan pasangan muda itu akan selalu muncul.

Padahal mimpiku untuk membangun sebuah keluarga yang sederhana namun bahagia dengan dia sudah selalu terbayangkan dan selalu kami perbincangkan. Aku dan dia yang dulunya selalu berceloteh ria sekarang sudah tidak pernah lagi. Aku tahu bahwa suaminya saat ini tidak pandai bercerita seperti aku dan dia saat kami bersama.Namun aku sadar bahwa bukanlah manusia yang selayaknya mengatur dan menjadikan jodoh sebagai jalan pintas meraup keuntungan pribadi.

Aku sadar semahal apapun cinta yang mereka patenkan tapi tetaplah perceraian itu akan selalu terjadi bila memang bukan jodoh yang bermain di dalam itu semua walaupun aku juga percaya bahwa tanpa adanya usaha maka jodoh itu tidak akan terjadi. Namun aku tetaplah yakin bahwa cinta itu tidak selayaknya dihargai dengan sebuah materi namun cinta itu dihargai dengan sebuah keihklasan dan ketulusan hati.

Dan saat aku menyadari semua itu maka dia yang berada disampingku sekarang adalah seorang wanita yang kusayangi dan sangat kucintai.

Makassar, 10 juni 2012-06-10

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun