3. Bertindak,inovasi dan evaluasi. Ini menjadi fase terakhir. Sebab sebuah perencanaan hanya tinggal perencanaan jika tidak dilakukan sebuah tindakan. Seperti tindakan atau kegerakan para muda yang ada di Bangka Tengah. Yang meskipun awalnya diejek terus maju hingga akhirnya berhasil membuat Danau buatan yang kini menjadi objek wisata baru.
Inovasi juga menjadi kunci percepatan terjadi. Terutama dalam inovasi promo-promo akbar. Menurut data BPS di tahun 2014-2020, masyarakat Asean menjadi pengunjung terbanyak ke Sumatera Utara, disusul dari Eropa kemudian Amerika.
Jika kaum Milenial sudah bergerak di depan dan menjadi SDM handal di seluruh sektor wisata yang ada di DSP Toba, maka inovasi akan sangat cepat dieksekusi. Salah satunya menarik para wisatawan asing untuk konvensi dan memilih MICE di Indonesia aja.
Evaluasi juga menjadi penting. Di saat gagal,evaluasi akan mampukan kita mengetahui penyebab nya. Begitu juga sebaliknya disaat berhasil, evaluasi akan menghasilkan tindakan kemajuan baik di setiap harinya, di setiap minggunya, di setiap bulannya bahkan di setiap tahunnya. Sebab pengalaman bukanlah guru yang terbaik, melainkan pengalaman yang dievaluasi itulah yang menjadi guru yang terbaik.
Bagaimana peran pemerintah?
Pemerintah kita sekarang sangat aktif bahkan terus membangun fasilitas-fasilitas yang sangat mumpuni.Â
Mulai dari akses jalan, moda tranportasi yang ramah lingkungan. Terakhir KemenPUPR, seperti yang dilansir liputan6.com (9/9/2021), telah menyelesaikan 100 persen pembangunan 1.799 unit Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) untuk dijadikan homestay dan workshop di DSP Toba.Â
2. Membangun pusat-pusat studi yang berkualitas dan berkelas bidang pengembangan Pariwisata dan berharap itu bisa tersebar di setiap Kabupaten yang ada di Kawasan Danau Toba. Baik itu mungkin setingkat SMK maupun Perguruan Tinggi.
Hal ini menjadi penting untuk bisa meningkatkan SDM yang ada bahkan mempersiapkan generasi baru yang akan siap meneruskan keberlanjutan pengembangan DSP Danau Toba di masa mendatang.
Terakhir, segala sesuatu tentunya dimulai dari hal yang kecil. Jika para milenial melihat ternyata bisa hidup bahkan lebih dari cukup dalam bidang Pariwisata, bukankah para milenial muda maupun generasi selanjutnya akan tertantang untuk menangkap peluang yang sangat menjanjikan di sana.Â