Dari 18 objek wisata yang ada di Danau Toba itu ada yang dikelola oleh Pemerintah sendiri dan juga oleh swasta. Artinya dengan pengembangan objek wisata sebesar Danau Toba dengan sejuta potensinya masih banyak hal yang bisa terus dikembangkan dan berkelanjutan. Pemerintah tidak bisa sendiri, butuh banyak kalangan yang harus bergerak bersama-sama mengembangkan potensi ini.
Kemenparekraf sendiri pada siaran pers lewat situsnya (11/6/2021) Masih ada 33 titik spot lagi yang harus dikembangkan di dalam pengembangan wisata di Danau Toba.
Satu spot yang baru diresmikan oleh Mas Menteri, Sandiaga Uno yakni Adian Nalambok yang berada di Punggungan Bukit yang ada di Parapat hingga ke Balige.Â
Ini adalah tantangan yang sangat potensial bagi para milenial yang ada di Sumatera Utara. Bayangkan dengan 1 juta orang milenial lewat komunitas yang ada terjun langsung membangun seperti orang muda milenial yang ada di Bangka Tengah, tentu 33 yang tersisa bukan tidak mungkin bisa digarap kurang dari satu tahun ini.
Jika teman-teman yang ada di Bangka Tengah saja mampu membuat Danau Pading dengan tanpa bantuan pemerintah, maka dengan keterlibatan 1 juta orang milenial dan pemerintah turut serta di dalam pembangunan Danau Toba yang kini menjadi DSP (Destinasi Super Prioritas) bukankah percepatannya akan semakin luar biasa?
Target 34 yang oleh Kemenparekraf telah ditetapkan sebelumnya, bukan tidak mungkin bisa menjadi ratusan bahkan ribuan spot. Artinya dengan penambahan spot baru alias penambahan objek wisata sebagai bagian dari Wonderful Indonesia bukankah akan semakin meningkatkan ekonomi di bangsa ini khususnya di Sumatera Utara?
Apa yang Perlu Dilakukan?Â
Pokok permasalahan seperti awal pembahasan tulisan saya ini yakni faktor Sumber Daya Manusia nya menjadi pokok sentral dalam yang harus diselesaikan. Di samping itu mungkin terus menggalakkan fasilitas-fasilitas yang memadai serta pembuatan atau pengadaan objek wisata yang baru.
Saran untuk Para Milenial
1.Terus belajar dan berlatih. Di usia yang sangat produktif ini, Â belajar dan terus berlatih harus menjadi kebiasaan utama untuk memajukan sumber daya manusianya. Belajar memberikan pelayanan yang terbaik saat menghadapi para wisatawan. Belajar menyiapkan dan menciptakan lingkungan yang bersih, dan teratur. Belajar dan berlatih melihat potensi desa, sampai akhirnya bisa membuka desa wisata baru.
2. Aktif berjejaring dan berkomunitas. Tentu kita tidak bisa sendiri kita butuh wadah atau komunitas yang bisa mendorong kita bertumbuh. Contoh terlibat langsung pada GenPI (Generasi Pesona Indonesia).
Bayangkan di setiap desa yang ada di Sumut para milenial nya  saling berjejaring dan saling membangun bukan tidak mungkin setiap desa yang ada di kawasan Danau Toba muncul objek wisata baru?Â