Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mental Gratisan hingga Termakan Hoaks

12 April 2020   23:40 Diperbarui: 12 April 2020   23:43 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tampilan layar oleh Turnbackhoax.id pada Kompas.com

Situasi yang sulit saat pandemi ini membuat banyak orang harus berupaya memenuhi beragam kebutuhannya, Dan salah satu kebutuhan yang sangat besar saat ini adalah kebutuhan akan adanya paket data internet untuk bisa mengakses banyak layanan dari luar. Harapannya sih bisa gratis, tapi pilihan untuk mengratiskan layanan internet tentu tak mudah.

Dalam kondisi yang tidak menentu ini juga, baiknya kita tidak memiliki mental gratisan. Sebab bisa jadi akan sangat merugikan kita. Sekalipun memang sulit, bukan berarti kita tidak bisa melewati masa-masa ini.  

Melihat peluang-peluang itu, ternyata ada banyak orang yang mulai bermain untuk pasang postingan hoaks. Salah satunya seperti yang dilansir oleh Kompas.com (12/10/2020), ada postingan yang menyebutkan bahwa  pemerintah telah memberikan paket internet gratis. Sebagai bagian dari upaya penanganan akan virus covid 19 ini.

Dengan URL yang berbeda-beda tapi memiliki tipe yang sama, baik yang disebar lewat Facebook, twitter, hingga melalui percakapan WA grup. Pemerintah-pun, dalam hal ini Dirjen Kominfo, Bapak Ahmad Ramli dengan tegas mengatakan bahwa tidak benar akan memberikan layanan internet gratis yang lagi viral-viralnya. 

Yang benar adalah bahwa pemerintah telah melakukan kerjasama dengan salah satu operator telekomunikasi untuk bisa menyediakan layanan pendidikan yang nilainya mencapai Rp.1,9 triliun per bulannya.

Artinya kuota internet gratis tersebut hanya bisa kita nikmati saat akan mengakses layanan salah satu platform dalam bidang pendidikan. Salah satu contohnya adalah layanan Ruang Guru, yang menyediakan hingga 30 giga per bulan untuk bisa mengakses layanan platform pendidikan dan pengajaran.Jadi bukan untuk mengakses seluruh layanan di semua jaringan yang ada.

Kembali ke mental gratisan tadi, memang tak sedikit orang yang termakan isu yang satu ini. Sebab ketika kita belanja apapun itu, ketika sang penjual menyebut akan ada gratisan yang akan didapatkan usai membeli satu barang, secepat itu juga kita tanpa pikir panjang untuk membeli barang itu. Tahu-tahu sampai di rumah, ternyata barangnya sama sekali tak terpakai, karena hanya memuaskan keinginan doang semata.

Begitu juga dalam memilah-milah info yang ada, tidak asal samber atau tangkap info tersebut kemudian langsung di share kemana-mana lagi, sebagai akibat dari proses sistem penebaran hoaks. Sekalipun mungkin kita memang suka yang namanya gratisan, sebaiknya tidak mengurangi kecermatan kita di dalamnya.

Sehingga penting bagi kita untuk tidak mudah percaya terhadap hal-hal seperti ini. Pasalnya jika kita ikut ambil bagian dan bahkan klik dan kemudian sebarkan lagi, maka resiko yang paling besar adalah kemungkinan data-data penting di HP kita bisa dibobol oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Yang bahkan bisa merugikan secara finansial juga, dimana jika kita punya layanan-layanan m-banking di dalamnya.  Oleh karena itu berhati-hatilah.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun