Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Belajar dari Pengalaman Iran yang Telat Tangani Corona

4 Maret 2020   23:57 Diperbarui: 5 Maret 2020   00:01 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang dalam daftar tercatat jumlah orang yang meninggal karena virus tersebut dominannya ada di China. Dimana seperti yang dilansir oleh cnn.com (4/3/2020) bahwa jumlah total orang yang sudah terkena wabah virus ini sekitar 92 ribu orang. Di China sendiri 80 ribu jiwa. 

Dari orang yang terkena wabah tersebut, total meninggal 3.100-an orang meninggal sedangkan yang sembuh sekitar 48 ribuan orang. Khusus di China sendiri total korban meninggal sudah 2.900-an orang.

Itu artinya dari total yang terkena wabah virus ini seperti dari beberapa statistik yang menunjukkan persentase kematian dari akibat virus ini hanya sebesar 2 persen saja. Dibandingkan dengan virus-virus lainnya yang pernah juga mewabah di tahun-tahun sebelumnya, justru corona virus-lah yang memiliki persentase terendah.

Meskipun demikian jika satu virus saja sudah masuk ke satu negara, tentu penangangannya harus betul-betul maksimal. Supaya tidak seperti negara Iran kali ini. Dimana bisa dibilang mereka dari berbagai media yang ada menyatakan bahwa Iran seakan sepele terhadap penanganan untuk virus yang satu ini. Akibat dari sikap yang demikian, maka total kematian yang ada di Iran sudah hampir mencapai 100 orang. Dari 2.300-an orang yang terinfeksi.

Bahkan dinyatakan orang-orang atau para petinggi di Iran justru juga sudah kena terhadap virus ini. Dan penyebaran di negara-negara lain yang ada di Timur Tengah, seperti di Irak, Kuwait dan beberapa negara lainnya justru asalnya datang dari negara Iran sendiri.

Tapi dengan kondisi yang sudah demikian adanya, minimal ada tiga penyebab semakin meluasnya virus tersebut di negara Iran. Pertama, kurangnya lengkapnya fasilitas layanan medis untuk menangani virus tersebut. 

Kondisi yang demikian diperparah dengan pemerintah seakan menutup-nutupi kondisi atau realita yang ada di lapangan. Baik itu jumlah orang yang sudah tersuspeck kena corona seakan-akan tutup-tutupi, maupun pusat fasilitas kesehatan, perlengkapan serta peralatan medis yang kurang memadai.

Ketiga belum diberlakukannya penanganan seperti yang sudah dikerjakan oleh China. Yakni dengan memberlakukan isolasi wilayah di negara bagian yang sudah terkena virus terbanyak. Meskipun sudah memberlakukan untuk peniadaan sholat berjamaah, hingga sekolah-sekolah-pun akhirnya dipilih untuk diliburkan dalam waktu yang dekat ini.  

Padahal dengan memberlakukan isolasi secara cepat, maka penyebarannya kian bisa ditangani dengan baik dan tidak semakin banyak daerah yang akan terjangkit oleh virus tersebut.

Sehingga dari pengalaman Iran tersebut, bagaimanakah dengan respon negara kita? Apakah terbilang sudah cepat dan benar-benar cekatan di dalam menginfokan sejumlah warga yang tersuspect virus tersebut? 

Kemudian dengan penanganan yang baik dan terkendali, akankah jumlah orang yang terkena virus corona di Indonesia bisa dieleminisir atau tidak akan bertambah lagi kecuali dua orang yang sudah dinyatakan resmi terkena virus tersebut?     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun