Mohon tunggu...
Rinto F. Simorangkir
Rinto F. Simorangkir Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik dan lagi Ambil S2 di Kota Yogya dan berharap bisa sampai S3, suami dan ayah bagi ketiga anak saya (Ziel, Nuel, Briel), suka baca buku, menulis, traveling dan berbagi cerita dan tulisan

Belajar lewat menulis dan berbagi lewat tulisan..Berharao bisa menginspirasi dan memberikan dampak

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Facebook, Abu Janda, Saracen, dan Pesan bagi Kita

10 Februari 2019   08:43 Diperbarui: 10 Februari 2019   09:01 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyedia flatform terbesar bidang media sosial sampai saat ini yaitu facebook pasti punya aturan-aturan khusus di dalam penggunaan media mereka.

Penghapusan akun atau halaman (page) kita seharusnya membuat kita bisa bijak menggunakan media-media sosial yang ada. Sebab pada dasarnya sebuah layanan apapun itu tentu unsur kepercayaan menjadi modal utama di dalam pengembangan sistem ataupun bisnisnya. Tanpa sebuah kepercayaan jangan harap layanannya bisa semakin berkembang dengan cepat.

Seperti yang terjadi pada akun Abu Janda atau Permadi Arya. Yang justru beliau adalah seorang yang berjuang melawan hoaks ataupun hal-hal yang berbau teror, justru malah dikenali sebagai orang yang berjuang bukan  seperti itu.

Seperti yang dilansir oleh tempo.co (9/2/2019), Facebook akhirya memutuskan untuk menghapus sebanyak 207 Halaman Facebook, 800 akun Facebook, 546 Grup Facebook, dan 208 akun Instagram, karena terlibat dalam perilaku tidak otentik yang terkoordinasi di Facebook di Indonesia, menyesatkan orang lain tentang siapa mereka dan apa yang mereka lakukan. Semua Halaman, akun, dan grup ini ditautkan ke Grup Saracen - sindikat online di Indonesia.

Penyalahgunaan terkoordinasi Grup Saracen terhadap platform menggunakan akun tidak otentik adalah pelanggaran terhadap kebijakan kami dan oleh karena itu kami telah melarang seluruh organisasi dari platform.

Maka di dalam alasan Facebook meskipun terlihat akun atau page kita seakan melawan konten hoaks yang berafiliasi dengan Saracen, justru sistem facebook malah melihat kita berafiliasi dengan sistem hoaks tersebut. 

Page tersebut justru malah meramaikan apa yang sudah dilarang oleh facebook dan tentunya hal tersebut sudah berkoordinasi duluan kepada pemerintah kita.

Bagi Abu Janda hal ini, bisa berindikasi semakin buruknya namanya. Orang yang justru melawan hoaks dan perbuatan seperti saracen malah terlibat di dalamnya. Sehingga beliau juga harus melakukan somasi atas tindakan facebook yang sudah menghapus halamannya yang sudah punya pengikut sampai 500 ribu orang. 

Meminta facebook supaya bisa mengembalikan kembali akun dan halaman yang sudah dihapus oleh pihak Facebook dalam waktu 4 hari. Jika tidak akan dimasukkan dalam perkara UU ITE ke pihak kepolisian.

Sementara Saracen tentu sudah kita ketahui bersama,bahwa media dan pemilik media tersebut telah dibekukan  dan pemilik atau pengurusnya sudah diamankan. 

Karena memang postingan-postingan atau konten saracen betul-betul merupakan postingan hoaks yang sangat merugikan orang atau kelompok orang. Bahkan jika postingan  mereka viral ada upah atau bayaran yang akan mereka dapatkan.  

Pesan Bagi Kita

Satu lagi bahwa penggunaan kata ini sebenarnya sulit untuk dikenali sistem manapun. Yaitu penggunaan kata 'tidak' atau 'negasi'. Sistem manapun bisa sangat kesulitan untuk bisa mengenali ini ataupun lawan dari apa yang kita maksudkan. 

Postingan yang kita anggap sebagai lawan dari apa yang dibuat oleh Seracen dan kita sebarkan di akun kita, justru sistem tidak mengenali postingan tersebut sebagai indikasi kata tidak.

Oleh karena itu sarannya bagi kita yaitu supaya tidak usah ikut masukan postingan-postingan hoaks tersebut kedalam akun atau halaman kita. Meskipun niatan kita melawan hoaks dengan turut menyebarkannya, penyedia pfatform tidak mengenali upaya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun