Masak hampir selesai, nasi matang. Terdengar suami sudah bangun. Lqlu kita makan bersama. Ia masuk dapur sambil bilang "Selamat 6 tahun Mama..." sambil berlalu. Aku hanya senyum.
Ya, biasa sekali Anniversary kami. Namun hidup slow living di hari minggu seperti ini cukup dinikmati. Hanya ada keluarga kami dalam rumah kontrakan ini. Rumah berantakan tidak ada yang protes, kecuali aku sendiri hehe.
Menyadari bahwa moment Anniversary tidak harus dengan perayaan kue tart cantik, atau suasana yang modern di dalam kamar hotel atau restaurant merah. Cukup aku, suami, anak-anak yang sehat sudah merupakan karunia bagi kami.
Pertambahan usia pernikahan sendiri harusnya disadari dengan makin dewasanya dua insan dalam bahtera. Membuat kapal tetap berlayar stabil walau ombak kadang tinggi. Memastikan anak dalam bahtera tumbuh sehat dan kuat. Memastikan nahkoda dan co-nahkoda berkoordinasi dengan harmonis dan rukun, saling terbuka dalam bercerita, saling menjaga.
Siang ini kami hanya di rumah saja, karena kemarin kami coba ke alun-alun Bogor membawa 3 anak, waduh capek dan repotnya luarbiasa.
Harapanku semoga tahun ke 6, aku dan suami menjadi pribadi dewasa. Mampu berpikir maju kedepan. Bisa selalu menjaga perekonomian keluarga, keduanya sehat, terutama anak-anak sehat dan kuat. Dan langgeng hingga maut memisahkan. Aamiin.
Dear Kompasianer, apakah ada juga yang merayakan hari jadi pernikahan? Apa harapan bertambahnya usia pernikahan?
Dan Aku telah tanamkan dari kemurahan-Ku perasaan kasih sayang orang terhadapmu, dan supaya engkau dibela dan dipelihara dengan pengawasan-Ku. (QS. Taha : 39)