Aku menyadari perawat memiliki tugas yang tak kalah kompleks. Mulai dari persiapan ruangan, persiapan alat (mengambil alat dari Farmasi), koordinir pasien yang masuk supaya tertib dan bergantian, memanggil pasien, memastikan pasien berbaring di tempat tidur tanpa terjatuh (sebagian pasien memiliki kelemahan satu sisi) atau pasien lansia, memastikan alat USG tepat dari posisi dokter memeriksa, ketersediaan gell USG, paling inti: meracik obat suntik yang sudah diintruksikan dokter secara tepat dan dosis sesuai. Kemudian asistensi pemberian obat suntiknya agar bisa diinjeksikan dengan tepat, terakhir menutup luka dengan plester.
Salah satu resiko yang kadang tak kusadari adalah kejadian tak diinginkan (KTD) salah satunya luka karena terkena ampul. Penggunaan ampul injeksi berbahan kaca beresiko menyebabkan luka akibat serpihan kaca, atau goresan pasca membuka ampul injeksi. Jika lupa tekniknya, hal ini bisa terjadi.Â
Kemarin contohnya, aku terkena pecahan ampul yang kupatahkan. Tak terasa memang, namun saat cuci tangan pake handrub (alkohol 70%) luar biasa perihnya.Â
Maka teknik mematahkan ampul ke arah titik patah yang ada sebagai petunjuk harus diikuti. Jika tidak terjadi hal ini. Begitu juga kewaspadaan tertusuk jarum harus lebih teliti dan diperhatikan.
Kembali lagi, setelah dilakukan tindakan perawat yang melakukan edukasi terkait arahan selanjutnya. Edukasi pula waktu kontrol jika pasien dirujuk balik harus koordinasi ke mana, atau jika ada rontgen atau Ct Scan pemeriksaan harus ke mana untuk proses administrasinya. Kemudian mengarahkan pengambilan obat di mana.Â
Kegiatan yang aku lakukan berulang-ulang ini membuat aku tidak kesulitan dalam mengarahkan, atau lupa alur administrasi. Jika pun ada yang keluapaan aku biasanya langsung bertanya di kakak perawat yang ada di Nurse Station 4 yang standby di depan ruangan. Mereka mengkoordinir lebih banyak poli. Bedanya karena aku perawat asistensi tindakan injeksi makan aku standby di dalam ruang poli.
Karena perawat yang berjaga di ruang itu  kebanyakan adalah aku. Maka tak heran beberapa pasien mengenali wajahku. Walau pake masker, dan tanpa mengenal nama. Misal saat aku bertugas di Asasment (tempat pemeriksaan awal pasien Poli).Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!