Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... A Nurse

Wanita Muslim. Menulis untuk Menyenangkan Hati, Melegakan Fikiran. Purna Nusantara Sehat team Batch 2 dan Nusantara Sehat Individu VII Kemenkes RI. ## Perawat di RS milik Kementerian Kesehatan RI 2019-sekarang. email: rinta.write@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Ceritaku Menadah Air Hujan di Pulau Sebatik

20 Agustus 2025   12:55 Diperbarui: 20 Agustus 2025   19:06 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Menampung air hujan. (Deposit Photos via Kompas.com)

Teringat tahun 2015 lalu aku selama 2 tahun tinggal di Kalimantan Utara, untuk bertugas menjadi perawat di perbatasan Indonesia. Daerah yang aku tempati berada di kepulauan. Sebuah pulau kecil tepat di mata Pulau Kalimantan jika kita melihat Atlas. Ialah Pulau Sebatik. Kalimantan Utara perbatasan Indonesia-Malaysia.

Dok. Pribadi. By Canva Ai
Dok. Pribadi. By Canva Ai

Tinggal di Kalimantan tepat dilewati jalur khatulistiwa membuat pulau ini terasa cukup terik. Di kelilingi oleh laut. Satu Pulau Sebatik ini ditempati oleh 2 negara.. Indonesia dan Malaysia. Ekspektasiku sebelum masuk ke tempat penugasan ini takut sekali masih hutan belantara, masyarakatnya sepi, sulit akses air, ada buaya?

Pulau Sebatik. Sumber gambar: https://tanjungpinang.pikiran-rakyat.com/news
Pulau Sebatik. Sumber gambar: https://tanjungpinang.pikiran-rakyat.com/news

Ternyata saat sampai di pulau ini, ketakutan ku sirna. Pulau Sebatik masyarakatnya cukup ramai, tidak ada hutan belantara, adanya perkebunan. Seperti fasilitas umum lainnya memiliki jalan, masjid, pasar, dan warga yang beraktivitas pada umumnya. Tidak ada buaya sama sekali tentunya karena di sekitar kami laut. Ada muara-muara namun tidak ada buaya. Hanya biawak yang kadang lewat.

Ketakutan yang benar terjadi adalah sulitnya air bersih. Ya, air bersih sulit sekali didapat, namun aksesnya bisa saja dibantu jika membeli air isi ulang untuk operasional rumah tangga. Mencuci piring, cuci sayur, cuci baju dan lainnya.

Tahun 2015 lalu aku mengabdi di Kalimatan dengan 4 orang lainnya. Jadi aku mendapatkan 1 rumah dinas untuk ditinggali bersama. Empat orang temanku berasal dari berbagai wilayah di Indonesia kami ditempatkan di ujung Kalimantan ini bukan tanpa modal tentunya. Saat itu Kementerian Kesehatan telah memberikan kami life skill bertahan hidup: diberi pelatihan 40 hari semi militer di Rindam Jaya, Jakarta. 

Nusantara Sehat team saat pelatihan semi militer di Rindam Jaya. (Dokumentasi Pribadi)
Nusantara Sehat team saat pelatihan semi militer di Rindam Jaya. (Dokumentasi Pribadi)

Maka ketika ternyata daerah penempatan kami sulit air? Oh tidak membuat kami patah semangat. Kami bertanya dengan orang sekitar bagaimana cara mendapatkan air. Untuk mendapatkan air kami membeli pada petugas Pamtas atau sebutan untuk tentara perbatasan di sekitar yang mau membantu masyarakat untuk menyalurkan air bersih dari daerah atas sampai ke rumah kami. Dengan mobil tangki besar air itu dialirkan ke toren rumah dinas kami.

Foto sumber: Kiki Sakinah
Foto sumber: Kiki Sakinah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun