Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gagal Jadi DPR, Ketua DPP, dan Menteri, Mungkinkah Maruarar Sirait Jadi Dubes?

28 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 28 Oktober 2019   06:03 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokumentasi: REUTERS/Beawiharta)

Tahun 2019 benar-benar menjadi tahun politik yang sangat apes bagi politisi cerdas dan energik Maruarar Sirait. 

Bagaimana tidak? Setelah gagal melangkah kembali ke Senayan sebagai anggota legislatif periode 2019-2024, ternyata hal itu tidak juga membuat hati Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tergerak untuk menunjuk Maruarar sebagai salah satu Ketua DPP di partai berlambang banteng moncong putih itu.

Setelah itu satu-satunya harapan besar bagi karir politik Maruarar agar tetap eksis adalah diangkat menjadi salah satu anggota kabinet di pemerintahan Jokowi-Ma'aruf. Jika bukan menteri atau pejabat setingkat menteri, paling tidak menjadi wakil menteri pun bolehlah.

Tetapi harapan itupun kembali sirnah setelah pada tanggal 23 dan 25 Oktober 2019 anggota Kabinet Indonesia Maju diumumkan dan dilantik oleh Jokowi di Istana Negara. Dari 55 pos yang harus diisi, tidak ada nama Maruarar Sirait disana.

Jika saya boleh mengulangi pertanyaan Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti yang dimuat di KOMPAS.com (11/4/2015) atau sekitar 4,5 tahun lalu: "Kalau dianggap (telah) berbuat dosa, dosa apa yang diperbuat Maruarar sehingga beliau mengalami nasib seapes ini?"

Jika ketika itu yang dipertanyakan Ikrar Nusa Bakti adalah terkait tidak ditunjuknya Maruarar sebagai salah satu Ketua DPP PDIP dan tidak direstui sebagai Menkominfo oleh Megawati. Tetapi ketika itu Maruar masih masuk sebagai Anggota Komisi XI DPR-RI bidang Keuangan, Perencanaan Pembangunan dan Perbankan, periode 2014-2019.

Tetapi sekarang jabatan apalagi yang tersisa bagi Maruar di PDIP selain sebagai Ketua Umum Taruna Merah Putih yaitu salah satu organisasi sayap PDIP? Cukup penting dan cukup bergengsikah jabatan itu bagi seorang Maruar?

Jika ada jabatan lain di pemerintahan yang masih mungkin berpeluang diisi Maruar adalah menjadi duta besar luar biasa dan berkuasa penuh di negara sahabat atau organisasi internasional, seperti halnya jabatan bpolitisi Golkar Tantowi Yahya yang ditugaskan di Selandia Baru.

Sebagaimana diketahui duta besar adalah jabatan diplomatik yang lumayan bergengsi bahkan dalam kesehariannya dianggap hampir setara dengan jabatan menteri.

Tetapi akankah Jokowi menunjuk Maruar sebagai duta besar di Amerika Serikat menggantikan Mahendra Siregar yang diangkat menjadi wakil menteri luar negeri mendampingi Retno Marsudi?

Namun daripada kembali kecewa untuk kesekian kalinya, lebih baik Maruar dan pendukungnya tidak berharap banyak. Jadi Ketua Umum PSSI pun jangan. Lebih baik Maruarar menjadi Ketua Umum Steering Committee Piala Presiden saja yang telah ditangannya dengan sukses selama tiga tahun berturut-turut. Mungkin itu lebih baik sambil menunggu pemilu 2024.

(RS)

Sumber: Wikipedia, KOMPAS.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun