Secara etimologi, Projo berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti: pemerintahan, kerajaan atau istana. Dalam Bahasa Jawa Kawi artinya rakyat. Tetapi Projo lebih dikenal sebagai akronim dari "Pro Jokowi" daripada arti filosofisnya sebagai orang-orang yang mencintai negeri dan rakyat
Projo bukanlah seorang manusia dan bukan pula seekor pungguk.Â
Tetapi Projo adalah organisasi relawan pendukung Jokowi yang awalnya hanya berupa kerumunan manusia dalam jumlah besar. Bahkan tercatat sebagai relawan terbesar Jokowi di darat yang lebih banyak hadir di internet melalui liputan dan laporan kegiatannya di situs projo.id
Kemudian Projo bertransformasi menjadi sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) yang memiliki status resmi dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Dan Projo pun berubah menjadi barisan politik yang sangat penting dalam pemenangan Jokowi menjadi Presiden RI hingga 2 periode.
Dideklarasikan pada tanggal 23 Desember 2013 oleh kader-kader PDI Perjuangan dan Aktivis Mahasiswa'98 melalui Kongres I, Projo memiliki ciri khas bersifat sukarela, terbuka dan sosial, tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan, serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan.
Dan tiga orientasi politik utama Projo pada awalnya adalah:Â
- Memperjuangkan Jokowi sebagai calon presiden,
- Memenangkan Jokowi menjadi Presiden dalam Pilpres 2014,
- Mengawal Jokowi sebagai Presiden.
Dan hal itupun terwujud dengan berhasilnya Projo menggalang dukungan terhadap pencalonan Jokowi sebagai Capres RI 2014 "menyingkirkan" Ketum Megawati Soekarnoputri.Â
Tidak cukup sampai disitu, bahkan Projo pun berperan besar dalam memenangkan dan mengawal Jokowi pada pemerintahannya pada periode pertama, dan kemudian dilanjutkan pada pemenangan Jokowi pada periode kedua.
Lalu apa yang salah dengan Projo pada periode kedua pemerintahan Jokowi sehingga sempat menjadi polemik?
Melalui Handoko Sekjen Projo dalam konferensi pers (Rabu 23/10/2019) mengatakan bahwa mereka akan membubarkan diri karena kecewa dengan Kabinet Jokowi yang merangkul Prabowo Subianto sebagai menteri pertahanan. Projo merasa kerja keras mereka dalam memenangkan Jokowi, terciderai.
Dan menanggapi hal tersebut, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan: