Kasatmata
Dengan mata telanjang
Dengan mata jasmani
Dengan mata bathin juga,
Kulihat dengan terang-benderang bagaimana mereka bergerak ingin mengacaukan negeri ini
Dengan telinga jasmani
Dengan telinga spritual
Dengan intuisi
Kudengar dengan jelas bagaimana mereka bermufakat ingin menghancurkan bangsa ini.
Mereka bergerombol dengan bermacam atribut
Dengan baju agama, dengan jas dan dasi, dengan kopiah, dengan sorban, dengan baju preman
atau dengan apa saja untuk mengelabui
Mereka membawa pentung, membawa batu, membawa golok, membawa molotov, membawa bambu runcing, membawa laras panjang,
membawa apa saja yang mereka mau
Dengan beringas mereka berteriak atas nama demokrasi
Atas nama kebebasan yang membunuh kebebasan orang lain
Mereka meneriakkan kebenaran versi mereka
Mereka menuntut keadilan menurut paham mereka
Tetapi pernahkah mereka tahu untuk siapa mereka berjuang?
Demi Tuhankah? Demi agamakah?
Demi bangsakah? Demi rakyatkah? Demi anak-istri merekakah? Atau demi diri mereka sendirikah?
Tidak...
Mereka tidak pernah sadar
Bahwa mereka sedang berjuang demi musuh, demi kapitalis, demi kolonialis, demi komunis, demi produsen senjata, demi setan gundul, demi genderuwo
Siapakah yang ingin melihat kehancuran negeri ini dengan berbagai upaya dan dengan segala macam cara?
Bukankah itu cita-cita musuh negara dan penghianat bangsa?
Pancur-Lingga Utara, 24/05/2019