Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jika Anggaran Pertahan Negara Dinaikkan Siapa yang Diuntungkan?

6 April 2019   15:30 Diperbarui: 6 April 2019   17:26 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber photo : ivox.id

Artinya negara eksportir senjata akan berlomba-lomba menciptakan senjata dan peralatan perang tercanggih seperti pesawat tempur, tank, rudal, kapal selam, bom nuklir, dsb, dan mereka juga akan berusaha agar senjata mereka laku di pasaran dunia.

Itu juga berarti jika semua negara-negara di dunia aman maka senjata mereka tidak akan laku dan pendapatan mereka dari sektor itu juga akan hilang. Untuk itu mereka akan menciptakan isu-isu ketegangan dan desas-desus perang agar negara berlomba-lomba membeli produksi senjata mereka.

Sebagai bahan perbandingan berdasarkan data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), sepuluh eskportir senjata terbesar di dunia secara berurutan dipegang oleh; Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Jerman, China, Inggris, Spanyol, Israel, Italia, dan Belanda.

Sedangkan sepuluh importir senjata terbesar di dunia justru didominasi oleh negara Asia dan Timur Tengah, secara berurutan antara lain; India, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, China, Australia, Aljazair (Algeria), Irak, Pakistan dan Indonesia.

Coba Anda bayangkan, Amerika serikat berhasil mendapatkan devisa dari penjualan senjata pada tahun 2017 sebesar Rp 3.260 triliun dengan memasok senjata ke 96 negara, sementara Rusia yang berada di urutan kedua berhasil mendapatkan Rp 552 triliun dengan memasok senjata ke 50 negara.

Sedangkan Arab Saudi yang berada pada ranking kedua sebagai importir senjata telah menghabiskan uangnya triliunan rupiah selama tahun 2013-2017 untuk membeli 78 pesawat tempur, 72 helikopter tempur dan 328 tank yang 98 persen berasal dari Amerika Serikat dan Eropa.

Konflik di Timur Tengah yang seakan tidak pernah berhenti telah membuat negara-negara di kawasan tersebut berlomba-lomba membelanjakan uangnya untuk membeli senjata. Padahal seandainya saja masyarakatnya bersatu dan tidak mau diadu domba atas dasar ideologi, agama, akidah, dsb maka uang sebanyak itu sudah dapat digunakan untuk membangun infrastruktur dan kesejahteraan rakyat.

Artinya apa?

Pertahanan keamanan negara yang sesungguhnya adalah persatuan dan kesatuan bangsa. Bukan berarti senjata itu tidak penting untuk pertahanan negara. Tetapi yang pasti negara-negara eksportir senjata akan berusaha untuk menciptakan chaos di negara seperti di Benua Asia dan Afrika dengan berbagai skenario. Mulai dari perang saudara hingga perang antar negara yang memerlukan senjata.

Dan ketika skenario itu berhasil maka mereka akan panen dari penjualan hasil senjata. Bahkan bukan tidak mungkin negara seperti Amerika Serikat memasok senjata kepada kedua negara yang bertikai sekaligus. Artinya mereka sedang diadu seperti boneka yang dibuat menjadi kelinci percobaan senjata buatan mereka.

Dan jika seandainya Indonesia menghabiskan uangnya ribuan triliunan rupiah untuk membeli senjata-senjata tercanggih buatan Amerika Serikat dan kemudian Indonesia berperang dengan Malaysia. Sementara Malaysia juga melakukan pembelian senjata yang lebih canggih dari Amerika Serikat, siapa yang akan menang dan siapakah yang akan diuntungkan?

(RS)

Sumber: Detik.com, niaga.asia.com, Sindonews.com, suar.grid.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun