Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memberantas Hoaks Melalui Komunitas dan Komunikasi yang Intens dengan Pemuka Agama

4 Agustus 2018   10:17 Diperbarui: 7 Agustus 2018   17:25 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber photo : gramfollo.com)

Langkah pertama yang saya lakukan adalah mengundang semua tokoh-tokoh atau pemuka agama dari semua agama untuk duduk dalam satu meja, seperti: para Ketua-Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan pemimpin organisasi lainnya, pemimpin pesantren/kyai, dsb. 

Kemudian para Ketua-Ketua Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi), Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) dan tokoh-tokoh atau pemuka penganut kepercayaan di Indonesia.

Tujuannya adalah untuk mengamati fenomena hoaks yang semakin marak, menyatukan persepsi mengenai definisi hoaks dan cara-cara mengatasinya lalu membentuk komunitas penangkal hoaks dan bersama-sama menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) atau nota kesepahaman yang berisikan pernyataan sikap untuk menangkal dan memerangi hoaks.

Setiap tokoh atau pemuka agama tersebut masing-masing harus membuat akun media sosial resmi berupa Facebook dan Twitter yang khusus berisi sosialisasi, himbauan dan pernyataan sikap resmi terhadap isu-isu dan hoaks yang sedang hangat beredar di media sosial.

Dan akun-akun tersebut harus saling terhubung satu sama lain, antara akun Menteri Agama dan tokoh-tokoh dan pemuka agama yang telah menandatangani nota kesepahaman. Dan secara intens juga mereka harus terus membangun komunikasi satu sama lain melalui telepon dan pertemuan berkala yang sudah di agendakan.

Setiap tokoh atau pemuka agama juga harus memanggil pemimpin-pemimpin, baik pengkhotbah/penceramah/ketua yayasan pendidikan, dll, dalam organisasinya masing-masing lalu menyampaikan isi nota kesepahaman tersebut dan secara bersama-sama terus mensosialisasikan dengan gencar kepada umat, melalui acara ibadah dan lewat akun resmi yang sudah diperkenalkan kepada umat.

Saya pikir dengan cara ini masyarakat akan cerdas dalam memilah berita dan tidak mudah percaya terhadap hoaks. Melalui kerjasama yang intens antara tokoh dan pemuka agama mensosialisasikan, menghimbau dan memberikan pencerahan kepada umat, mari kita berantas hoaks.

Terimakasih.

(RS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun