Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Nyanyian Tengah Malam] Untuk Putri Tunggalku

17 April 2018   08:43 Diperbarui: 24 April 2018   22:06 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putri Tunggalku (dok. pribadi)

Tadi malam aku memukul putriku satu-satunya di betisnya tidak hanya sekali,

Aku lepas kendali dan hampir saja aku mencelakainya

Darahku mendidih, mataku gelap dan ubun-ubunku panas

Kata-kataku pasti menyakiti hatinya yang lembut dan melukai perasaannya yang halus

Padahal aku begitu mencintainya lebih dari diriku sendiri jauh melebihi apapun

Aku ada untuk dia, dari dia lahir, sekarang dan untuk masa depannya aku tetap ada

Aku mengasihinya, menyayanginya, mencintainya, umma... umma...

Aku memanggilnya cinta, menyebutnya cayang, mengatakannya gadis, menyapanya boru, boyu dan apapun yang lebih indah dari itu

Aku menyesal, air mataku tumpah. Ketika dia tidur aku memandangi bekas pukulan di betisnya dan mengusapnya

Tidak ada hal serius sehingga aku memukulnya selain dari kebodohan yang memenuhi kepalaku

Aku menyesal dan tidak seharusnya melakukannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun