Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Wanita Kehilangan "Mood"

8 Februari 2018   01:20 Diperbarui: 8 Februari 2018   10:48 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : darkhunter.wiki.com

Inilah adalah tulisan saya yang ke-100 di Kompasiana sejak saya mulai aktif menulis dari tanggal 05 Desember 2017 yang lalu. Kali ini saya mengisi kolom "wanita" dan ini merupakan tulisan saya yang kedua tentang kaum Hawa setelah tulisan sebelumnya yang berjudul "Nasehat Untuk Calon Janda".

Tadi siang disela-sela jam istirahat, seorang rekan guru laki-laki, wali kelas IX bercerita kepada kami bahwa ada seorang siswa perempuan di kelasnya bernama Bunga (nama samaran) datang kepada beliau sambil menangis. Siswa tersebut melaporkan seorang teman sekelasnya laki-laki bernama Aliando (juga nama samaran), yang selalu mengatai dia denggan panggilan "gendut", karena badannya memang agak bongsor gitulah...

Agak sedikit merasa lucu, pak guru tersebut pun memanggil Aliando sebagai bentuk respon atas laporan Bunga, sekaligus ingin mengetahui dan mengklarifikasi duduk persoalan yang sebenarnya agar masalahnya jangan terus berlanjut seperti sinetron remaja yang berakhir dengan permusuhan berkarat.

Setelah Aliando datang, pak guru menanyakan perihal laporan Bunga dan Aliando pun bingung. "Benar pak, saya memang mengatai Bunga gendut tapi saya cuma bercanda saja. Dan ketika saya mengatai dia gendut, dia tak marah koq pak, dia senyum-senyum saja", kata Aliando menjelaskan. 

"Benar begitu?", tanya pak guru ke Bunga dan Bunga pun mengangguk tanda mengiyakan sambil tetap menangis. "Ya sudah-sudah, sekarang baikan, ya! Jangan diulangi lagi", nasehat pak guru menengahi kesalah-pahaman antara mereka berdua.

Ketika sudah jam pulang, kami berjalan kaki menuju rumah dinas dengan seorang rekan guru perempuan yang masih gadis yang kebetulan tetanggaan dengan saya. Dan pembicaraan kami masih seputar kasus Bunga dan Aliando tadi siang.

"Benar lo, Pak. Wanita itu paling sensitif. Kalau saya dikatai "gendut", tiba di rumah pasti saya bercermin lebih dahulu. Apa iya saya benar-benar gendut? Dan mood saya bisa jelek satu harian", kata beliau menjelaskan.

"Meskipun seseorang yang mengatai gendut itu hanya bercanda?", tanyaku minta penjelasan. "Meskipun, tetap akan merusak mood", kata beliau. "Tetapi akan beda jika seseorang mengatakan kita kurus padahal sebenarnya gendut. Kita akan merasa bahagia", lanjut beliau mengakhiri pembicaraan. Dan sayapun meneruskan perjalanan ke rumah sendirian karena beliau berhenti di sebuah warung untuk berbelanja.

Sahabatku kaum Adam yang budiman...

Itulah uniknya wanita. Wanita selalu ingin dimengerti walaupun dia sendiri sering tidak mau mengerti kaum kita.

Wanita selalu ingin dipuji dan disanjung. Ingin dikatakan cantik, mempesona dan langsing walaupun kenyataannya tidak benar-benar demikian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun