Selama demo-demo berlangsung belakangan ini, apalagi ad yang diwarnai anarkis dan korban-korban martir membuat situasi jadi terasa kurang kondusif. Sehingga beberapa hari belakangan ini sebagian sekolah-sekolah di Aceh juga ada yang mengikuti instruksi untuk diliburkan sementara.
Sekalipun di Aceh tidak begitu riuh dan menegangkan, demo juga tetap berjalan. Para pendemo memilih untuk berdoa bersama, membaca shalawat dan doa takziah untuk korban yang martir dalam berbagai demo yang berlangsung.
Bahkan pagi ini menurut kabar berita akan diadakan doa bersama para awak Ojol untuk mendoakan sahabat mereka yang telah menjadi korban. Sekaligus berdoa agar kondisi segera membaik dan tuntutan mereka bisa dipenuhi Pemerintah.
Namun yang sebenarnya menjadi pusat kekuatiran kami sebagai guru, tentu saja keamanan siswa-siswa yang proses pembelajarannya tidak libur. Apalagi sebagian siswa yang tinggal di kota melewati jalur-jalur protokol yang menjadi lintasan para pendemo.
Semua kekuatiran itu wajar karena kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi. Bukan tidak mungkin sebuah aksi demo ditunggangi pihak ketiga yang tidak bertanggungjawab dan mengambil keuntungan di air keruh. Imbasnya bisa saja menimpa para pendemo atau masyarakat termasuk di dalamnya siswa. Apalagi jika siswa sampai diajak untuk ikut berdemo.
Pembelajaran Nilai dan Karakter
Sekolah yang menjalankan aktifitas normal seperti biasa berusaha untuk menjaga para siswanya agar tetap dalam pengawasan pihak sekolah selama proses jam belajar mengajar dan juga selama masa kepulangan mereka.
Pihak sekolah berkoordinasi, berkomunikasi termasuk melalui WhatsApp grup sekolah dan kelas untuk memantaunya.
Menyikapi berbagai peristiwa demo yang diwarnai anarkis menjadi bahan pembelajaran dan diskusi di kelas. Siswa sangat antusias membicarakan persoalan politik karena memang sedang menjadi trend pemberitaan yang menyita perhatian kita semua.
Kekerasan dan anarkis yang dipertontonkan dalam berbagai aksi demo menjadi bentuk kekuatiran sekaligus keprihatinan.
Siswa juga turut menyikapi adanya kemungkinan para pendemo ditunggangi pihak ketiga yang mengambil keuntungan ditengah gejolak.
Salah satu yang menarik adalah ketika diskusi tentang pendapat dan perilaku beberapa tokoh DPR yang kemudian juga turut memicu dan memperkeruh suasana demo yang sedang panas berlangsung. Dalam beberapa kasus para penjarah yang terdeteksi berasal dari orang-orang yang tidak dikenal. Ini menjadi salah satu bahan diskusi yang menarik.
Namun yang kemudian kami tarik menjadi bagian pembelajarannya adalah soal bagaimana kita harus menjalankan dan mengamalkan nilai-nilai dan karakter sebagai seorang pelajar Pancasila seperti yang selama ini kita pelajari di berbagai kurikulum yang ada termasuk Kurikulum Merdeka.