Begitu juga ketika berkeluarga, dari keluarga kecil hingga anak-anak tumbuh besar, masih dengan pakem disiplin ala anker yang tak mau telat ketinggalan kereta yang tidak pernah menunggu mereka yang mangkir dari jadwal yang telah "disepakati" tapi tidak tertulis.
Jejak Perjalanan Si-Commuter Line-KRL hingga MRT
Jenisnya seperti Siemens Vectron -- kereta dengan tenaga listrik dari kabel atas atau rel ketiga.
Aku menikmati Commuter Line sebagai layanan kereta api perkotaan--kereta komuter yang menghubungkan kawasan pinggiran kota dengan pusat kota seperti Jabodetabek dan sekitarnya. PT KAI Commuter, anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menjadi pengampunya. Jenis kereta rel Listrik yang cepat dan efisien mengangkut penumpang harian (komuter) dari rumah ke tempat kerja dan sekolah.
Begitu juga saat perjalanan pertamaku dari stasiun Utrech, meninggalkan jejak kenangan yang mengesankan. Koper kecil berisi semua perangkat elektronik, kamera, laptop, tertinggal di dalam kereta. Perasaan panik membius membuat aku seperti linglung tidak tahu harus memutuskan bagaimana caranya. Koper itu seperti nyawa, seluruh catatan ada disana tanpa back up. Dan itu menjadi pengalaman paling buruk dan fatal.
Aku melapor ke pihak stasiun, seorang petugas baik hati segera masuk ke kantor setelah mendapatkan laporan, lalu menelepon.
Dengan bahasa Jerman yang masih terbata, aku berterima kasih dan dipersilahkan duduk menunggu. Tidak sampai setengah jam berlalu, seseorang datang bergegas ke tempat aku duduk dengan membawa sebuah koper persis koperku.
Aku terperanjat. Merasa bingung dengan kenyataan bahwa di negeri yang jauh dimana aku tidak mengenal siapapun. Di negara yang agama juga tidak pernah terlihat aktifitasnya tapi hanya simbol, tapi kebaikannya melebihi apa yang selama ini kita jalankan dan yakini dari keimananku.
Kejujuran ternyata masih hidup dan subur di negeri Balkan itu. Aku termangu dalam perjalanan melanjutkan ke kampus. Di dunia yang jauh dari kampung halaman dan negeriku, kebaikan dan kejujuran masih begitu lekat. Dan aku sekali lagi belajar tentang kebaikan dan kejujuran dari kisah perjalanan memakai kereta api.
Jejak Perjalanan Si Ular Besi Cepat--High Speed
Ular besi berdesain aerodinamis, berkecepatan sangat tinggi (200--400 km/jam) seperti Shinkansen (Jepang) yang populer dan ikonik sebagai kereta cepat dunia.
Dari setiap bagian negara yang berbeda-beda tapi terhubung dengan jalur kereta api yang gratis, karena statusku sebagai pelajar asing, aku bisa menikmati banyak negara yang berbeda.
Sabtu-Minggu di awal perjalanan awal di musim semi aku memilih Spanyol sebagai negara tujuan, karena beberapa jadwal pertandingan yang melibatkan Klub Barcelona akan di gelar, jadi aku memutuskan memilih negara itu. Sayang aku tak sempat menikmati pertunjukkan Matador.
Perjalanan ke Belanda menyisakan waktu kunjungan ke kediaman Snouck Hungronje, misionaris yang menyamar menjadi seorang tengku, hanya demi bisa memahami seluk-beluk dan akar kesejatian orang Aceh yang fanatik. Ini bukan kunjungan ziarah, hanya sekedar memuaskan rasa ingin tahu. Bahwa beribu mil jauhnya dari rumahnya Mr. Snouck memilih Aceh sebagai salah satu tanah petualangannya.