Sebuah notifikasi dalam akun Aviasi Kompasianer Air dari Pak Widi, mengumumkan bahwa saya didaulat menjadi pemenang dalam lomba Ulas Aviasi Sipil Komersial di Indonesia.
Saya kebetulan bergabung didalamnya sebagai membernya, grup terbuka bagi penggemar pesawat terbang dan aviation photography atau videography baik sipil maupun militer. Julukan bagi membernya adalah Aviatrix dan Aviator. Ternyata ulasan saya yang berjudul "Dilema Aviasi Nasional : Solusi di Balik 750 Pesawat", memenangkan lomba tersebut.
Niat awal berpartisipasi pada lomba ini semata-mata untuk menguji nyali menantang sesuatu yang bukan "genre" tulisan saya yang biasanya menulis tentang pendidikan, parenting, dan lainnya yang ringan-ringan dan tidak bisa bikin kepala tambah pusing.
Namun dengan kemenangan itu menunjukkan setidaknya kerja keras kita mencari bahan, menganalisis, dan akhirnya menuangkan dalam sebentuk esai atau ulasan ternyata dianggap menarik menurut pertimbangan juri dari Kompasianer Air dan juga admin. Apalagi ulasan tersebut masuk kategori-ARTIKEL UTAMA sehingga dengan cepat mendapat respon pembaca yang luas. Tentu kebermanfaatan yang besar itu patut menjadi kegembiraan saya sebagai penulisnya.
Menulis dan Tantangannya
Menulis mungkin menjadi sesuatu yang biasa bagi para kompasianer, tapi sebenarnya bagi banyak orang lainnya menulis bukan keahlian atau ketrampilan yang biasa dan sederhana. Gampang-gampang susah kata siswa kelas menulis litera5 di sekolah saya.
Maka agar penulis menjadi makin terasah dan terampil kita harus terus mencoba mengujinya. Meskipun mengikuti lomba jamaknya agar memperoleh kemenangan, namun tidak ada salahnya jika kita menjadikannya ajang uji coba. Dengan cara itu kita tidak hanya belajar memahami apa isu yang menjadi trend, apa yang menjadi kesukaan para pembaca, dan juga para juri yang notabene biasanya punya "genre" sendiri terhadap karyanya.
Remy Silado misalnya suka dengan tulisan yang kritis namun bergaya santai. Begitu juga dengan penulis Catatan Pinggir (caping) yang sudah kesohor dan menjadi legenda-Goenawan Muhammad. Esainya selalu penuh dengan data dan fakta yang valid namun dituliskannya dengan santai dan mendalam.
Ketika saya membaca tulisan mereka terbayang bagaimana kerja keras mereka membuat tulisan dengan semua data dalam sebuah tulisan yang bernas dan menarik, begitu juga dengan kedalaman dan kemampuan menguasai fakta yang tentu saja juga harus di dukung pengetahuan yang luas.
Bisa berasal dari bacaannya yang kaya, pengalaman atau temuan dalam kehidupan kesehariannya yang menjadi bahan dari pengayaan konten tulisannya.
Atas dasar itu juga saya selalu belajar, meskipun ketika melihat ulasan, artikel, opini, esai dari para sahabat kompasianer yang lain kadang-kadang merasa keder. Namun dari sana juga saya terus belajar mengasah kemampuan menulis, memperbaiki kelemahan disana sini yang selalu masih saja terjadi.
Berbagai Tantangan (Peluang) Dalam Kompasiana
Pertama:Topik Pilihan;