Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Oscar 2025, Menakar 3 Film yang Berpotensi Mengguncang Dunia Sineas

2 Maret 2025   11:11 Diperbarui: 2 Maret 2025   22:16 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
display oscar-sumber gambar entertainment weekly

Anugerah Piala Oscar menjadi ajang pertaruhan terakbar para sineas. Orang-orang yang terlibat dalam dunia perfilman, terutama yang berperan dalam proses pembuatan film, mencakup berbagai profesi dalam industri film, seperti sutradara, penulis naskah, produser, sinematografer, editor, dan aktor. Orang-orang yang berkontribusi penuh dalam aspek kreatif dan teknis pembuatan film. 

Dengan begitu besarnya dedikasi yang dicurahkan untuk sebuah karya, sekedar mencari kemungkinan pemenangnya dari nominasi Oscar yang sudah ada saja, rasanya kita begitu kesulitan. Mengingat hampir semua nominasi adalah film-film dengan genre, narasi, visual, dan latar cerita yang menarik untuk ditonton dan juga dikritisi. Awalnya saya berusaha untuk berimbang dan netral, tidak akan melihat dari sisi genre atau film yang saya sukai saja, tapi ternyata sulit, apalagi melihat begitu ketatnya persaingan, dan melihat kemungkinan peluang bisa menjadi pemenang dari masing-masing filmnya.

display oscar-sumber gambar kalinga tv
display oscar-sumber gambar kalinga tv

Tentu saja kita tidak bisa mengabaikan keandalan film-film nominasi lainnya, meskipun penilaian kritis tersebut berdasarkan film yang menjadi kecenderungan kita sebagai penontonnya.

Tapi itu pun tidak mudah karena kita harus berusaha kritis meskipun awam yang hanya didasarkan kesukaan pada film. Sehingga kita bisa melihat berbagai kemungkinan yang bisa diperoleh oleh beberapa kandidat untuk menduduki pemuncak dalam meraih Oscar tahun 2025 ini.

Jika kita kritis melihat berdasarkan data dan fakta yang ada, kita melihat bahwa persaingan untuk berbagai kategori dalam Oscar 2025 cukup ketat. Dengan begitu banyak film yang sangat berkualitas, pilihan untuk prediksi pemenang harus didasarkan pada analisis kritis terhadap beberapa variabel utama yang memengaruhi hasil di Academy Awards.

Menurut pendapat saya secara personal, ada beberapa film yang layak dipertimbangkan untuk menang, dan analisis tentang film yang memiliki peluang terbesar tersebut berdasarkan beberapa kriteria yang sering dihargai oleh Akademi.

anora-sumber gambar iidonesiana
anora-sumber gambar iidonesiana

Anora Peluang Besar Berkat Pesan Sosial dan Karakter yang Kuat

Saya mulai dari  "Anora". Mengapa harus memprediksi "Anora" sebagai film yang memiliki peluang besar menjadi peraih oscar 2025?.

Anora adalah sebuah film yang memadukan kritik sosial yang tajam dengan pendekatan emosional yang mendalam.

Berdasarkan sejarah, film yang mengangkat isu kelas sosial, perjuangan hidup, dan pencarian kebahagiaan yang memiliki resonansi yang sangat besar. 

Xan Brooks dalam sebuah ulasannya di  the guardian menggambarkan Mikey Madison tampil luar biasa sebagai penari eksotis yang menikahi putra seorang oligarki dalam drama komedi pemenang Palme d'Or yang berapi-api dan profan karya Baker.

Namanya Anora , tetapi semua orang memanggilnya Ani. Dia fasih berbahasa Rusia, tetapi lebih suka berbicara bahasa Inggris. Dia menari di sebuah klub striptis, yang berarti dia jelas bukan pekerja seks, meskipun dia kadang-kadang bekerja sambilan sebagai pekerja seks. Jelas, Ani lebih cerdas dan lebih tangguh daripada yang dia tunjukkan kepada kliennya. Namun, wanita itu berantakan; dia berkompromi dan berkonflik. Mungkin dunia di sekitarnya juga demikian.

Anora , film baru yang brilian dari penulis-sutradara Amerika Sean Baker, menurut Xan Brooks adalah kisah Cinderella yang kacau – panik dan lucu, berapi-api dan profan.

Nah dalam hal ini, tema film yang menggambarkan ketegangan sosial antara dua dunia yang sangat berbeda---dari kehidupan keras di jalanan hingga dunia kemewahan---adalah bahan bakar yang kuat untuk mendapatkan perhatian juri Oscar.

Namun selisih keunggulan antar film memang bisa tipis, ada banyak faktor lain yang akan mempengaruhi keputusan juri, seperti kesuksesan komersial, kehadiran aktor terkenal, atau daya tarik universal dari cerita. 

anora-sumber gambar the guardian
anora-sumber gambar the guardian

Dengan bantuan pertimbangan lain, seperti kemungkinan pengaruh resonansi yang sangat besar bagi penikmat film dan kehidupan sosial kita di dalam kehidupan nyata. Anora bisa sedikit optimis untuk bisa diunggulkan.

Tentu saja karena temanya juga relevan dengan realitas dan bersifat kontemporer. Kita bisa melihat jika film Anora mengeksplorasi perbedaan kelas sosial, pengaruh uang, dan ilusi kebahagiaan---tema yang sangat relevan dengan kondisi sosial saat ini, yang berpotensi mengundang pemikiran mendalam tentang realitas hidup.

Pendekatan juga sangat realistis. Apalagi sang sutradara Sean Baker dikenal dengan pendekatannya yang sangat realistis dan jujur dalam mengangkat tema kehidupan kelas bawah. 

Dukungan para aktor utama yang kuat adalah nilai lebih lainnya dari film Anora, di mana Mikey Madison, sebagai pemeran utama, yang penuh penghayatan yang harus ia sampaikan dengan intensitas tinggi.

Namun, pastinya tetap ada tantangan bagi "Anora" karena genre komedi (komedi romantis?) dan film yang berfokus pada isu sosial yang berat jarang memenangi penghargaan Film Terbaik.

Meski demikian, kekuatan naratif dan kedalaman karakter yang ditawarkan film ini bisa menjadi pembeda. Siapa tahu kali ini juri ingin mengajak kita semua para penikmat sinema untuk bisa menghargai hidup dengan cara yang lebih humoris, alih-alih menghadapi dengan muka berkerut yang serius.

film dune: Part Two-sumber gambar Reddit
film dune: Part Two-sumber gambar Reddit

"Dune: Part Two" -Film yang Sukses Secara Komersial dan Kritikal

Banyak kritikus yang menjagokan keberadaan "Dune: Part Two", dan memberi alasan mengapa film tersebut memiliki peluang besar. Sebab film "Dune: Part One" (2021) sudah meraih kesuksesan besar di ajang Oscar sebelumnya, memenangkan Best Cinematography, Best Visual Effects, dan Best Production Design. 

Ini menunjukkan bahwa film pertama sangat dihargai oleh Akademi dalam kategori teknis. Hanya saja perlu diingat bahwa keberhasilan teknis di Oscar tidak selalu menjamin kemenangan Best Picture pada sekuel atau film berikutnya. 

Peter Bradshaw dalam the guardian memberikan penggambaran yang dramatis tentang film ini. Di mana bagian kedua dari adaptasi Dune karya Denis Villeneuve yang monumental adalah film yang sangat mengerikan, halusinasi fiksi ilmiah epik yang gambar-gambarnya berbicara tentang fasisme dan imperialisme, tentang perlawanan gerilya dan romansa. 

Adaptasi Villeneuve dari novel Frank Herbert tahun 1965 – bekerja sama dengan rekan penulis Jon Spaihts – mengacu pada David Lean, George Lucas dan Ridley Scott's Gladiator dalam adegan pertempuran.

Meskipun "Dune: Part One" dihargai dalam kategori teknis, Oscar untuk Best Picture memiliki kriteria yang lebih luas, termasuk kualitas cerita, kedalaman karakter, dan resonansi emosional, yang terkadang bisa lebih menantang bagi film seperti "Dune," yang meskipun menarik dalam visual, bisa saja dianggap kurang mendalam secara emosional dan karakterisasi dibandingkan dengan film-film lain di kategori ini.

film dune: Part Two-sumber gambar the guardian
film dune: Part Two-sumber gambar the guardian

Kritikus memuji bagaimana sutradara Denis Villeneuve berhasil mengadaptasi karya epik Frank Herbert dengan sangat piawai. Penantian untuk sekuel ini pun sangat dinanti karena banyak yang menganggap "Dune: Part Two" sebagai film yang akan menyempurnakan kisah yang dimulai di film pertama.

Salah satu alasan utama mengapa "Dune: Part Two" diprediksi memiliki peluang besar adalah kualitas cinematography dan efek visual yang sangat menarik. Dengan anggaran besar dan teknologi modern, film ini diprediksi akan memukau para juri Akademi dalam kategori teknis. 

Bagaimanapun yang menjadi perhatian kita bahwa penghargaan di kategori teknis lebih sering diberikan untuk film yang memiliki keseimbangan antara kualitas visual dan narasi, sementara film dengan fokus terlalu besar pada aspek teknis kadang-kadang dianggap lebih "spektakuler" daripada "mendalam."

Hal lain yang tidak kalah menarik adalah dari segi kualitas naratif dan pengembangan karakternya. Bagaimanapun, salah satu tantangan terbesar untuk "Dune: Part Two" adalah bagaimana film ini melanjutkan dan mengembangkan cerita yang dimulai di film pertama. 

Kisah cinta yang pantas … Timothée Chalamet sebagai Paul dan Zendaya sebagai Chani di Dune: Bagian Dua. Foto: Niko Tavernise via the guardian
Kisah cinta yang pantas … Timothée Chalamet sebagai Paul dan Zendaya sebagai Chani di Dune: Bagian Dua. Foto: Niko Tavernise via the guardian

Sutradara Villeneuve dikenal dengan kemampuannya mengembangkan cerita dengan kedalaman filosofi dan ketegangan emosional yang kuat. Sehingga, jika "Dune: Part Two" dianggap akan mampu menggabungkan aspek-aspek epik dari buku dengan cerita yang lebih intim dan karakter yang lebih berkembang. Ini adalah harapan besar yang berpotensi menjadi faktor penentu

Apalagi film ini juga fokus pada konflik internal karakter utama yang melibatkan tema politik, agama, dan pertarungan kekuasaan sebagai tema yang sering dihargai oleh Akademi. Hanya saja sekuel dari film yang lebih fokus pada aksi atau pertunjukan visual bisa saja dianggap kurang relevan dibandingkan dengan film lain yang menawarkan kedalaman karakter atau narasi emosional yang lebih kuat.

Bagaimanapun, semua ini adalah tema yang sering dihargai oleh Akademi. Dukungan lain adalah pemeran yang kuat seperti Timothée Chalamet, Zendaya, dan Oscar Isaac, serta penampilan tambahan dari aktor-aktor besar seperti Florence Pugh dan Christopher Walken. 

"Dune" adalah karya sci-fi klasik yang memiliki penggemar setia dan banyak materi sumber yang kuat untuk dieksplorasi. Sejak film pertama dirilis, sudah ada ekspektasi besar untuk sekuelnya. Kekuatan dari bahan cerita yang mengangkat tema ketahanan manusia, kepemimpinan, dan takdir, sangat cocok dengan apa yang sering dihargai oleh Akademi.

Namun, hal itu juga harus diimbangi dengan pengakuan bahwa film genre sci-fi, meskipun sukses, sering kali menghadapi tantangan di kategori utama Oscar, terutama jika dibandingkan dengan film yang lebih berfokus pada drama atau tema yang lebih relevan secara sosial.

potongan adegan dalam brutalist-sumber gambar the guardian
potongan adegan dalam brutalist-sumber gambar the guardian

"The Brutalist" -- Film Drama Klasik dengan Kemenangan Golden Globe?

Bagaimanapun kita tidak bisa abai dengan perolehan kemenangan "The Brutalist" sebagai peraih Golden Globe. Para pemenang Golden Globe sering kali menjadi indikator awal untuk pemenang di Academy Awards. 

Meskipun kemenangan di Golden Globe, terutama dalam kategori drama, sering kali diikuti oleh nominasi Oscar, tapi hal ini tidak selalu terjadi. Beberapa film menang di Golden Globe tetapi tidak mendapatkan nominasi Oscar, dan sebaliknya, namun peluangnya tetap terbuka lebar.

Kekuatan film ini pada pilihan pendekatan drama klasik yang berpengaruh. "The Brutalist" mengangkat tema yang lebih personal dan mendalam, dengan tema yang fokus pada kehidupan keluarga atau perjuangan individual, yang sangat berpotensi resonan dengan para juri Oscar.

Apalagi kekuatan akting dan produksinya juga sangat meyakinkan. Adrien Brody, memiliki pengalaman dalam mendapatkan nominasi Oscar, dalam membawakan karakter yang kompleks dan mengesankan, terutama dalam film yang penuh dengan drama emosional yang mendalam itu. Dari karya epik Rady Corbet yang berkisah tentang desain Amerika pascaperang.

Peter Bradshaw dalam salah satu artikel yang khusus mengulas The Brutalist, menyebut bahwa film ini menunjukkan kepada kita kekerasan dan kebiadaban – tidak sama dengan "brutalisme" – yang menyertai kegagalan dan kesuksesan kapitalis. Ini adalah karya yang menggetarkan, yang direkam dengan sangat menarik oleh sinematografer Lol Crawley dan dirancang dengan sangat baik oleh Judy Becker.

Bagaimana menurut kalian?.

referensi: 1, 2, 3

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun