Metode yang menyenangkan dan interaktif ini bisa membantu anak-anak tetap semangat belajar dan merasa Ramadan sebagai momen yang istimewa. Apakah ada tema tertentu yang ingin lebih dieksplor?
Lainnya yang secara umum bisa diakomodir menjadi solusinya :
Penyesuaian Jam Sekolah
Daripada memberikan libur penuh, sebaiknya akan lebih baik jika diberikan penyesuaian jam sekolah dengan memperpendek jam pelajaran atau melakukan shift jadwal. Misalnya, sekolah bisa dimulai lebih pagi dan selesai lebih cepat, atau memberi kesempatan untuk sekolah setengah hari. Sehingga memberi fleksibilitas kepada siswa untuk menjalankan ibadah puasa dengan lebih nyaman, mengurangi kelelahan, namun tetap menjaga kelancaran proses pendidikan. Penyesuaian ini juga bisa disesuaikan dengan kebiasaan di setiap daerah.
Apa yang harus dilakukan Pemerintah dalam mengatur kebijakannya adalah dengan memberikan panduan tentang bagaimana mengatur penyesuaian jam sekolah yang sesuai dengan waktu sahur, berbuka, dan tarawih, dengan mempertimbangkan perbedaan waktu di setiap daerah.
Pembelajaran Daring atau Semi-Daring
Bagi daerah yang memungkinkan, bisa diterapkan libur terbatas, misalnya satu minggu di awal Ramadhan atau pada hari-hari tertentu yang dianggap krusial. Sementara itu, pembelajaran bisa dilakukan secara daring atau semi-daring untuk menjaga kesinambungan pendidikan. Ini bisa memberi waktu libur bagi siswa untuk menjalankan ibadah puasa, tetapi proses pembelajaran tetap berlangsung tanpa kehilangan banyak waktu. Pembelajaran daring bisa disesuaikan dengan materi yang lebih ringan.
Pemerintah pusat dalam hal ini bisa menawarkan sebuah pengembangan modul pembelajaran daring yang sesuai untuk periode Ramadhan, dan mengadakan pelatihan bagi guru untuk mengelola pembelajaran dengan baik di platform daring.
Keputusan Daerah (Desentralisasi)
Mengingat heterogennya kondisi di Indonesia, kebijakan ini bisa diserahkan kepada pemerintah daerah untuk menyesuaikan libur sekolah dengan kebutuhan setempat. Pemerintah pusat bias memberikan pedoman umum, tetapi setiap daerah diberi ruang untuk menyesuaikan kebijakan dengan kondisi lokal, seperti pola ibadah, kalender pendidikan, dan kebutuhan masyarakat setempat.
Ini akan memberi manfaat yang lebih efektif, bagi daerah seperti Aceh karena diberi ruang bagi daerah untuk menyesuaikan kebijakan dengan konteks lokal, daerah yang lebih banyak mayoritas Muslim dapat lebih fleksibel dalam memberi libur atau penyesuaian, sementara daerah yang lebih heterogen bisa mengambil pendekatan yang lebih moderat.