Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Sudah Pensiun Kok Tetap Kerja, Bagaimana Sebaiknya?

1 April 2024   12:54 Diperbarui: 3 April 2024   17:31 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pensiunan yang masih bekerja (Sumber: Unsplash @ageing_better)

"Sudah pensiun kok masih kerja, kapan menikmati hidupnya?", mungkin itu yang akan dibilang orang jika kita memilih bekerja atau bisnis saat pensiun.

Meski pensiun masih terbilang lama, tapi jika ada teman tanya apa rencana saya, saya selalu bilang, "nggak usah bingung, kalau selama ini punya hobi dan bisnis, ikuti aja seperti biasanya", jawab saya seadanya.

Saat melihat seorang teman membuka toko pernak-pernak wisuda, kepikiran jika pensiun nanti juga kepingin punya usaha begitu. Tapi seiring waktu rencana itu berubah-ubah.

Ilustrasi bisnis kuliner setelah pensiun sumber gambar finansialku
Ilustrasi bisnis kuliner setelah pensiun sumber gambar finansialku

Ilustrasi garasi jadi toko bisnis rumahan sumber gambar berita 99.co
Ilustrasi garasi jadi toko bisnis rumahan sumber gambar berita 99.co

"Ibu maunya apa kalau pensiun nanti?", tanya putri saya suatu hari. "Bisnis!" jawab saya mantap. Mengapa?, karena selama ini disela waktu mengajar di sekolah yang sibuk, kegiatan favorit saya memasak sering saya tinggalkan dan berganti dengan belanja makanan instant.


Tapi jika ada waktu luang saya justru menerima pesanan makanan frozen dan cake, karena dua makanan itu sementara ini yang selalu menjadi trademark dan jika saya berkesempatan, para teman selalu meng-ordernya.

Ilustrasi toko kue kecil | sumber gambar istock
Ilustrasi toko kue kecil | sumber gambar istock

Menghadapi pensiun bagi setiap orang berbeda-beda responnya. Ada yang merasa bingung dan bahkan takut jika setelah pensiun nanti tak banyak pekerjaan yang bisa ia lakukan dan pasti akan menjadi hari-hari yang membosankan.

Jika hanya mengurus cucu, bermain, mungkin bagi sebagian pensiunan hanya bagian dari selingan, tapi sisa waktu lainnya yang banyak akan menjadi pikiran tersendiri. Apakah masa pensiun akan menjadi saat-saat yang sunyi dari kegiatan dan membosankan.

Apa Pilihan Terbaiknya

Jika selama ini memiliki hobi mungkin akan lebih banyak waktu yang bisa disalurkan untuk mengisi kesenangan tersebut. Entah hobi luar ruang seperti memancing, hiking, atau sekedar hobi plesiran yang kini bisa lebih lengkap karena banyak media yang bisa digunakan untuk memotret atau membuat film.

Begitu juga yang punya hobi rumahan, seperti filateli atau mengoleksi buku. Selain bisa hunting lebih banyak, menikmatibenda koleksi juga bisa membantu mengisi waktu kosong yang berlimpah.

Tapi bagaimana jika bosan?. Mungkin pilihan yang bisa dilakukan tentulah membuka kontak komunikasi dengan teman, sahabat atau komunitas yang terhubung dengan hobi. 

Seperti komunitas filateli, atau sekarang ada komunitas buku yang mengajak anggotanya ketemu darat untuk membaca buku pilihan di setiap minggunya.

Kegiatan berinterkasi dengan orang lain secara langsung akan menjadi alternatif yang menarik mengisi kebosanan.

Ilustrasi bisnis bakery dari garasi rumah sumber gambar dekoruma
Ilustrasi bisnis bakery dari garasi rumah sumber gambar dekoruma

Bagaimana jika bekeja lagi atau berbisnis?

Kalaupun itu menjadi alternatif yang menjadi pilihan, karena masa pensiun mestinya menjadi masa beristirahat setelah pengalaman masa kerja yang panjang, mestinya pilihan itu harus dipertimbangkan dengan baik.

Misalnya menyesuaikan jenis pekerjaan pengisi waktu pensiun itu bukan jenis pekerjaan yang berat seperti kerja antoran dengan rutinitas yang ketat setiap harinya, sampai harus memakai absen masuk dan keluar.

Pilihan jenis pekerjaan, mungkin yang part time atau paruh waktu dan jenis pekerjaanya sedikit lebih fleksibel. Akan lebih baik jika berkaitan dengan pengalaman kerja sebelumnya jika dianggap tidak membosankan.

Seorang tetangga saya bekerja menjadi konsultan di pembangunan perumahan, karena hobinya sejak lama mengurus taman dan interior, sehingga ia merasa pekerjaan barunya setelah pensiun bukan beban baginya. Justru menjadi hiburan yang menyenangkan karena selama masa kerja kantorannya ia jarang sekali menyempatkan waktu mengurus hobinya.

Teman saya lainnya suka mengoleksi banyak benda unik, mulai dari  kaleng minuman soda, hingga mainan mobil-mobilan die cast,  sehingga waktu luangnya diisi dengan berburu benda-benda itu ke banyak tempat. Termasuk toko loak. Ia sangat menikmati masa pensiunnya.

Jika waktunya masih luang ia membuat konten di platform medsos untuk memamerkan koleksinya. Respon dari banyakorang menjadi salah satu pengobat rasa bosan yang pernah dikuatirkannya saat menjelang pensiun dulu.

Namun jika memaksa diri untuk berbinis ada baiknya  "bisnis yang bisa dinikmati", seperti yang pernah saya sampaikan ke putri saya, jika pensiun mungkin nanti saya akan menyulap garasi rumah menjadi sebuah toko bakery mungil. Menjual kue-kue buatan sendiri, selain bisa dinikmati makanannya untuk keluarga, akan banyak kesibukan untuk memasak atau mencari resepbaru di platform di internet saat ini.

Ilustrasi binis dari garasi rumah sumber gambar dekoruma
Ilustrasi binis dari garasi rumah sumber gambar dekoruma
Tentu ini akan menjadi saat-saat yang menyenangkan dan nikmat sekali saat pensiun. Saat waktu luang begitu banyak, kita bisa menyalurkanhobi lebih banyak dan tetap bisa memiliki penghasilan.

Jenis pekerjaan selama mengisi masa pensiun memang lebih baik yang bisa dinikmati, dan sebisanya berkaitan dengan hobi. Saya bahkan menemukan hobibaru belakangan ini berhubungan dengan hobi lain yang lama tersembunyi.

Dulu saya berkeinginan bisa kuliah di jurusan arsitektur, sehingga saya sangat menyukai desain dan menyimpan banyak koleksi buku dirumah. 

Selain saya akan buka menjadi sebuah pustaka mini, dari banyak bacaan arsitektur saya juga sedang belajar desain yang bisa bisa diaplikasikan di banyak media.

Seperti kaos, mug, hiasan magnet kulkas, pernak-pernikbantak, penutup aksesoris alat elektronik rumahan, ternyata seru sekali hobi yang lama tersembunyi itu saat bisa dieksplorasi lagi di waktu luang. Apalagi nanti disaat pensiun.

Apa Untungnya Pensiun Tapi Tetap Berbisnis?

Jadi kapan istirahatnya, kalau dimasa pensiun masih juga bekerja?. Kapan waktu jalan-jalan dan menikmati sisa hidup setelah kesibukan sekian lama.

Jangan salah, justru dengan bisnis yang jenisnya sesuai hobi dan bisa kita nikmati, kita akan bisa mengisi lebih banyak waktu luang, masih tetap bisa mendapat penghasilan meskipun tidak lagi menjadi kebutuhan pokok, namun menjadi bagian dari kesenangan dan investasi.

Akan lebih banyak waktu luang bisa berinteraksi dengan kaluarga karena bisnis dijalankan dari rumah atau dari toko yang bisa merangkap menjadi ruko atau rumah toko tempat anggota keluarga masih bisa berkumpul dan berkunjung dengan santai dan leluasa.

Bahkan bisa sambil mengurus cucu. Termasuk masih bisa fokus ibadah setiap harinya.

Dan yang terpenting adalah kesempatan untuk bisa terus berinteraksi dengan orang lain setiap harinya, termasuk dengan teman atau sahabat kita yang menjadi pelanggannya. 

Melalui media sosial bisa menjadi sarana membangun dan menjaga silaturahmi melalui bisnis yang kita jalankan.

Bukankah itu seru?.

Jadi pensiun jika "direncanakan" sejak awal akan menjadi rencana atau kegiatan apa, bisa menjadi waktu-waktu yang akan sangat menyenangkan. 

Termasuk jika hobi kita berkebun, saat pensiun mungkin kita bisa membagi tanaman hasil hobi kita kepada para teman dan tetangga, berkahnya dapat, silaturrahmi tetap tersambung dan terjaga.

referensi: 1,2,3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun