Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Berperan Jadi Guru Adaptif, Mengajar, Mendengar dan Terus Belajar dari Murid

4 Maret 2024   16:10 Diperbarui: 5 Maret 2024   14:55 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru belajar dan mengajar di kelas bersama siswa sumber gambar kompas.id

Penghitungan dilakukan berjenjang, melalui tahapan proses hingga sepuluh langkah secara matematis.

Namun salah seorang siswa yang pernah mengikuti kursus belajar online di ajari oleh mentor les-nya bagaimana menyelesaikan soal dengan metode yang singkat.

Hanya dengan lima langkah saja, kita bisa langsung mendapatkan jawaban dari soal akuntansi yang harus diselesaikan secara matematis.

Jika di era guru klasik Oemar Bakri, seorang guru bisa jadi menjadi tumpuan satu-satunya karena dianggap paling memahami pelajarannya.

Anak-anak cenderung bergantung dan berharap pada guru sebagai pen-transfer ilmu, dan para siswa menjadi penerimanya.

Namun kini dengan berbagai perkembangan digital, para siswa bisa jadi melihat atau memperoleh informasi lebih banyak dari para gurunya sendiri. Apalagi jika guru "seniornya gagap teknologi (gaptek).

Para siswa mungkin tidak asing dengan masalah Bitcoin, mata uang crypto, atau sistem perdagangan online seperti e-commerce.


Guru-guru yang gaptek atau tak familiar dengan proses digital, mungkin akan terlambat atau tertinggal dalam perolehan informasi, dibanding para siswa.

Sehingga tak perlu malu dan sungkan untuk belajar dari para siswanya, paling tidak dengan menjadi lebih sering up date informasi agar tidak ketinggalan berita dibandingkan para siswanya.

Menurut cerita dari dosen saya saat kuliah, pernah suatu ketika beliau menjelaskan informasi baru berkaitan dengan uang digital.

Seorang mahasiswanya yang memiliki data kerja kelompok yang sangat lengkap dan memahami konteks masalahnya, dimintanya menjadi "dosen", sementara ia bersedia untuk duduk sebagai murid untuk mendengarkan pemaparan tersebut.

Belajar dan Terus Belajar

Baik Philip Kotler (yang dijuluki The Father of Modern Marketing) maupun Hermawan Kartajaya, sebagai duo pakar manajemen dan marketing dunia, keduanya mendapatkan banyak informasi dan pembelajaran dengan menyerap informasi dari para generasi muda.

Mereka kemudian melakukan analisis, lalu melahirkan pemikiran-pemikiran kritis mereka dalam bentuk karya buku tentang perilaku konsumen muda.

Hermawan mengenalkan gagasan yang memaparkan soal komunitas subkultur yang berpengaruh ketika "belajar" dari para anak muda, yaitu Youth, Woman, dan Netizen (YWN). Youth itu ujung tombak dari mindshare, women itu marketshare, dan netizen itu heartshare. Bukankah hal itu luar biasa?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun