Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Simbok dan Indra Keenam

22 Maret 2022   00:07 Diperbarui: 22 Maret 2022   01:01 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*****

Simbok adalah tiang wingking yang setia kepada ndoro kakung dan ndoro putri. Saat ndoro kakung dipindahkan ke PG lain simbok terus mengikuti ndoro kakung dan ndoro putri.

Tak lama sejak  pak Sstro dipindahkan dari PG yang ada di Situbondo ke PG yang ada di Kediri, PG berubah sebutan menjadi PNP Gula. Maksudnya menjadi Perusahaan Negara Perkebunan, ditandai dengan banyak pegawai yang keturunan Belanda pulang ke negeri Belanda. 

Pada PNP ada semacam rayonisasi. Seorang karyawan masih rutin dipindah tugaskan seperti dulu, sekitar per 5 tahun. Tetapi dalam selalu dalam rayon. 

Jadi simbok tidak terlalu jauh dari kampung halaman, dalam mengikuti ndoro kakung dan ndoro putri. Dalam setahun masih bisa 3x pulang ke kampung halaman. Paling-paling naik bis ke kota Kediri, lalu naik sepur ke kampung halaman, turun di depan gudang gula yang di Pinggir Rel Sepur.

Simbok merupakan tiang wingking yang setia dan jujur. Dian yang menjadi makin dewasa, sering belajar memasak kepada simbok di dapur. 


"Ada gagak hitam, mbok harus pulang," katanya suatu hari

"Kenapa mbok?" tanya Dian.

"Biasanya kalau ada gagak hitam lewat rendah, ada keluarga yang meninggal,"

Dian heran kan gagaknya lewat di rumahnya, jauh dari rumah simbok. Bukankah seharusnya ada keluarga yang meninggal itu, justru di rumah Dian atau di sekitarnya. 

Ndoro kakung mengijinkan simbok pulang. Dan memberi nasihat kepada Dian untuk tidak membuka channel terhadap kepercayaan yang sering diutarakan simbok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun