Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Mendirikan Panti Jompo, Apakah Hanya Impian Belaka?

5 November 2021   23:22 Diperbarui: 7 November 2021   00:55 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bibi Marian enggan ke panti jompo, memilih tinggal di rumah cucu keponakan. Karena sering ditinggal sendiri, bibi ditemani seorang pembantu. 

Bibi tidak kesepian, karena memang dari muda bibi hobi menonton TV. Justru sekarang bibi merasa merdeka, dengan biaya hidup ditanggung semua keponakan-keponakan. Aku yang rumahnya paling dekat diminta untuk sering menengok memenuhi keperluan bibi.

Lain lagi dengan uwak, yang awalnya menjalankan usaha toko batik dengan suami. Setelah suami meninggal, entah apa alasan anak-anaknya mengirim uwak ke panti jompo. 

Walaupun kesehatan uwak masih cukup memadai, uwak yang sudah tua masuk di panti jompo Aussie Kusuma Lestari harus dengan rekomendasi mbak Dewa dan mbak Tien. Juga dilengkapi dengan seorang suster atas biaya sendiri

Tentang biaya bagi uwak bukanlah masalah. Rumah uwak berdiri megah di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.  

Untuk menjalani hidup di panti jompo, ternyata tidak cukup dengan memenuhi syarat biaya dan kesehatan yang memadai. Juga hati, harus ikhlas. Belum genap seminggu, uwak meninggal dunia di panti jompo. 


Itulah beberapa contoh tentang orang tua yang tinggal di panti jompo, yang dekat dengan aku.

Ah ... selama masih berdua dengan suami, masih ada tenaga membereskan rumah dan memasak, tak usahlah terlalu memikirkan tinggal di panti jompo. 

Bagaimana kalau mendirikan panti jompo?

Hampir setiap orang, berusaha menata hari tua dengan baik. Keadaan-keadaan tertentu bisa membuat goncang keuangan di hari tua. Seperti kami, pandemi covid-19 memaksa kami menutup tempat kos.

Sebenarnya cadangan-cadangan juga disiapkan, misalnya dengan membuat kontrakan. Ada beberapa mahasiswa yang memerlukan suasana belajar daring bersama. Jadi mereka memerlukan tempat kontrak. 

Tetapi ... tetapi ketua RT setempat melarang kami menerima mahasiswa sebagai pengontrak. Katanya selalu membuat kegaduhan.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun