Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tupai Berbuntut Emas

17 Mei 2021   20:56 Diperbarui: 17 Mei 2021   21:15 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tupai Berbuntut Emas. Sumber gambar : Pixabay.

Di sebuah desa yang sangat sepi, hiduplah sepasang kakek dan nenek dengan tenang dan bahagia.

Kebun luas dengan aneka tanaman, merupakan sumber kehidupan mereka. 

Rumah mungil nan bersih rapi, merupakan istana peristirahatan mereka.

Seekor tupai berbuntut emas penghuni kebun, merupakan sahabat yang baik hati dan setia menemani mereka.

Sedangkan Laras adalah cucu mereka yang tinggal di kota,yang ada kalanya berlibur ke desa mengunjungi mereka

Biasanya Laras berlibur hanya sebentar-sebentar saja. Tetapi pada masa pandemi covid-19, Laras berlibur dalam waktu agak lama. Karena ingin bermain dengan tupai berbuntut emas.

"Nenek, tupai berbuntut emas ini baik sekali ya," kata Laras sambil mengelus tupai yang duduk diam dekat kakinya.

"Iya Laras, dia sahabat kakek dan nenek yang selalu menghibur dan menolong."

"Bisa menolong apa, binatang sekecil ini Nek?" tanya Laras lagi.

"Dengan ekor emasnya, dia bisa mengebas debu-debu di rumah nenek," jawab nenek, "Lihatlah rumah nenek selalu bersih."

Laras mendengarkan keterangan nenek dengan rasa takjub. Dipadangnya tupai yang duduk dekat kakinya, dan si tupai balik memandang Laras dengan mata kedap-kedip. 

Waktu ibu masih kecil, apakah berteman dengan tupai ini juga Nek?" tanya Laras.

"Tidak," jawab kakek, "Waktu ibu kecil, kakek nenek masih tinggal di kota dan tidak punya tupai."

"Oh, kakek tinggal di kota bekerja seperti ayah?" tanya Laras, "Dan nenek juga bekerja seperti ibu?"

"Ya kakek bekerja di kantor," jawab nenek, "Tapi nenek tidak bekerja di kantor, nenek bekerja mengurus rumah tangga."

Saat anak-anak masih sekolah, kakek dan nenek masih tinggal di kota. Anak-anak kakek dan nenek adalah ibu Laras, dan seorang adik ibu.

"Setelah kakek pensiun dan pindah ke desa, kakek dan nenek rajin berkebun," kata nenek

"Sebelum kakek pensiun, ibu menikah," kata kakek, "Lahirlah kamu, Laras cucu kakek dan nenek."

"Lalu disusul adik ibu menikah," kata nenek, "Lahirlah Zaina, cucu kakek dan nenek juga."

"Pindah ke desa kakek dan nenek mendapat anugerah dari Allah," kata kakek dan nenek serempak, "Si Tupai berbuntut Emas yang selalu menemani dan membantu membersihkan rumah."

Si Tupai berbuntut emas makan sebagian hasil kebun nenek yang gurih-gurih, dan membalas kebaikan dengan mengebas debu di rumah nenek dengan menggunakan ekor emas yang indah.

Juga saat tupai membutuhkan protein hewani, dia menangkap nyamuk di rumah kakak dan nenek.

"Rumah nenek menjadi bersih ya," kata Laras.

"Iya, kakek dan nenek sangat bersyukur diberi sahabat Si Tupai berbuntut Emas," kata nenek.

"Ada syaratnya agar mendapat anugerah sahabat Tupai Berbuntut Emas," kata nenek, "Selalu jujur-rajin-semangat dalam bekerja."

"Jangan pernah melakukan korupsi," kata kakek, "Juga senang berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan."

"Jangan sombong," kata nenek lagi, "Harus gotong royong."

Begitulah sebuah cerita anak dari kakek, nenek dan cucu., tentang Tupai Berbuntut Emas.

Kakek dan nenek sekarang bahagia tinggal di desa yang tenang, menikmati hasil kebun yang tumpah ruah. Desa indah tempat kakek dan nenek tinggal dinyatakan zone hijau, karena penduduknya tinggal dengan jarak yang berjauhan. Mereka meninggalkan hasil kebun yang berlebihan di alun-alun desa, setiap penduduk yang membutuhkan boleh mengambil dengan uang suka-suka untuk kencleng desa. 

Bumi Matkita,

Bandung, 17/05/2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun